10 August 2012

Private Beach, Dicinta dan Dibenci

Pengalaman akan mengajarkan kita banyak hal, Karena dari pengalaman yang kita alami, kita bisa tahu baik buruknya suatu hal, mengetahui dari mengalami sendiri bukan cuma dari kabar burung dari mulut ke mulut, (haiaaah sok banget bahasanyee)

Dari tiga pengalaman yang saya alami bersama sahabat sahabat dan orang terdekat saya, saya jadi berpikir ulang mengenai keberadaan Private Beach. Awalnya saya yang benci banget ama suatu resort yang menjadikan suatu wilayah itu menjadi milik pribadi resort tersebut dan melarang orang umum untuk memasuki wilayah terbatas tersebut, menjadi tahu bahwa lokasi private itu memang kadang perlu.
  • Beberapa bulan yang lalu, saya berkesempatan mengantar teman saya yang dari Jakarta (sebut saja sidik) ke pantai pantai sekitar Kawasan Mandalika, Lombok Tengah. Nah saat di Pantai Kuta , kami menyempatkan foto foto di pantai depan sebuah resort besar di sana, Kami berfoto dengan mengambil latar belakang resort tersebut, dan posisi kita memang agak dekat dengan tempat tempat berjemur milik resort tersebut. Eh tiba tiba muncul pak satpam, disuruh jauh jauh kita. Langsung deh kita kabur ke bukit sebelah, Bukit Seger.
  • Beberapa bulan yang lalu juga, saya dan dua teman saya rencananya mau hunting sunset serta mandi mandi di Pantai Klui, Lombok Utara. Nah kami sudah persiapkan semua perlengkapannya dari baju ganti, kamera serta makanan. Kami pun menuju sisi kiri pantai klui, maksudnya sih nyari yang agak sepi yang kebetulan itu berada di pantainya suatu resort di sana. Kami pun duduk, ngeluarin makanan yang kita bawa, trus makan deh. Baru beberapa suap, seorang satpam datang. Dengan ramah beliau memperingatkan kami agar jangan duduk duduk di sini, bisa mengganggu pemandangan, alasannya sih karena sedang diadakan pemotretan dengan latar belakang pantai ini, baiklah kami nurut aja. Padahal setelah saya lihat kanan kiri, gak ada satu pun fotografer beraksi.
Itu adalah dua pengalaman buruk saya yang berhubungan dengan lokasi private milik suatu resort di objek wisata. Dimana setelah mengalami kedua kejadian itu, saya jadi merasa diperlakukan tidak adil, merasa dianggap pengganggu dan merasa bahwa yang berhak menikmati lokasi itu hanya tamu resort, padahal khan itu lokasi objek wisata, siapa aja boleh donk nikmatinnya.
  • Tapi saya juga pernah mengalami sisi positifnya Private Beach. Waktu itu saya mau nyobain renang di kolam renangnya sebuah resort di sekitar Pantai Mangsit, Lombok. Resort ini pun mempunyai private beach, gak ada orang orang umum di pantai itu, bener bener sepi. Kolam renang milik resort ini berada tidak jauh dari pantai, jadi Setelah berenang kita bisa berbaring di tempat yang telah disediakan di pinggir kolam, sambil menikmati eloknya pantai mangsit, apalagi saat sore hari, senja akan terlihat cantik dari sini. Berbaring, berjemur santai, nyaman, tenang, tanpa gangguan, serasa di rumah sendiri.... Indahnya duniaaaa... Ajiib...
Nah... pikiran sedikit sedikit mulai terbuka, hmmmm ternyata Private Beach itu penting juga, di situ keamanan dan kenyamanan sangat terjaga, meskipun tidak semua orang bisa menikmatinya. GImana menurutmu sobat?

-silakan berpendapat, asal jangan bully membully pendapat orang yaa.. -




jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok
LOMBOK itu INDAH
Share:

2 comments:

  1. kalo jadi tamu dari sebuah lokasi private emang enak ya..
    sayang ngga semua bisa jadi tamu dari tempat2 itu..
    berhubung sudah pernah merasa jadi tamu wilayah private, semoga ga misuh2 lagi kalo cuma nongkrong dan di'usir' satpam yah :)
    nice blog anyway, bro :)

    ReplyDelete
  2. hahaha.. iya gak misuh lagi kok...

    thanks...

    ReplyDelete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar

My Youtube Channel

Blog Archive