28 October 2012

Pulau Kenawa Sumbawa (Trip Hari 2)


Suara kain tenda diterpa angin membangunkanku dari lelap tidurku. Kulihat jam, masih jam 4 pagi. 

Kurasakan basah di seluruh tubuh ini, keringetan ternyata. Ya, meskipun di luar angin bertiup cukup kencang, di dalam tenda justru gerah luar biasa. Saya pun melangkah keluar tenda. Sejenak mendinginkan tubuh, saya pun melihat sekeliling, gelap gulita. Bulan yang pada malam hari membantu penerangan di Pulau ini, sekarang sepertinya sudah berada di belaan bumi yang lain. Tapi suasana langit masih persis seperti malam nya, gugusan bintang bintang kecil membentuk garis diagonal. Saya pun memandang dari ujung yang satu ke ujung yang lainnya.

Dan tiba tiba sekelebat sinar terlihat di langit. Yak saya melihat bintang jatuh, terbengong bengong saya selama beberapa menit, benarkah apa yang saya lihat? Saya coba arahkan mata ke seluruh penjuru langit, waspada...siapa tahu ada sekelebat sinar lagi....

Setengah jam saya berdiri mendongak, demi mendapatkan view bintang jatu lagi, ahh ternyata gagal, badan udah mulai kedinginan, saya pun kembali masuk ke tenda, lanjut tidur

Lagi lagi saya terbangun oleh suara berisik, namun kali ini oleh suara burung yang suaranya memekakkan telinga "Eeeek....Eeeeeek...", berkali kali suara itu terdengar, dan berulang ulang. Saya lihat jam, wah udah jam 6 pagi, saya pun segera beranjak keluar. Alhamdulilah, meskipun sudah agak terang, matahari masih ada di balik bebukitan di timur pulau. Saya pun bangunkan teman yang lain, ah sayangnya mereka gak bangun bangun juga. Ya sudahlah, saya pun sendirian mendaki bukit di salah satu ujung Pulau Kenawa, guna mendapat view sunrise yang lebih cantik, 

Dan... pas sekali, sekitar dua menit setelah saya sampai di puncak bukit, sang mentari pun mulai mengintip malu dari arah timur. Subhanallah, cantiknya Sunrise di Pulau Kenawa ini.


Setelah berhasil mendapatkan foto cantik dari atas bukit, saya pun beranjak turun, kembali ke lokasi tenda. Hoho, ternyata dah pada bangun, tapi masih terlihat muka muka bantal, alias masih pada ngantuk....

Aktivitas berikutnya adalah memasak...

Yey, kita pun bagi bagi tugas. Saya kebagian tugas nyuci peralatan yang udah dipake semalem, berhubung gak ada air tawar, sayapun menuju pantai. Memanfaatkan air laut untuk mencuci. Hihihi, maaf ya pantai.....

Menu pagi ini lebih asyik daripada semalem. Yup, menunya adalah nasi goreng mie sarden. Haha layaknya chef hebat, kita memasak dengan bahan seadanya. Sisa sisa nasi kemaren pun masih bisa kita manfaatkan dengan menggorengnya menggunakan sisa sambal sarden.

Dan makanan pun sudah siap disantap, ini dia menu sarapan kita pagi ini :


Perut dah kenyang, saatnya Snorkling...yey..

Ah tapi sayang, laut lagi surut, dan keinginan temen temen untuk snorkling pun jadi surut, tapi tak berlaku buat saya. Tetep hajar bleh....

Lokasi yang saya pilih untuk snorkling yaitu di sisi utara pulau, bukan asal pilih lho, karena sebelumnya, saya sudah cari cari info di internet, dan di sisi ini memang lumayan bagus view bawah laut nya.

Benar saja, baru beberapa meter, sudah terlihat bintang bintang laut berceceran berwarna biru :


Berenang lebih jauh lagi, eh view nya makin cantik. Aw aw aw... Ini nih Foto Foto Underwater Pulau Kenawa :








Semakin siang ternyata semakin surut lautnya, dan perut plus lutut pun semakin sering tergesek karang, nah daripada perut dan lutut luka luka, saya putuskan untuk menyudahi snorkling dan kembali ke lokasi tenda. 



Hoho, ternyata temen temen yang lain baru aja turun bukit, mereka naik bukit dan foto foto dsana... Ahhhh gak diajakin.....

Karena sudah siang, kami pun bergegas beres beres, membongkar tenda dan packing. Nah sembari menunggu perahu jemputan dateng, kamipun foto foto dulu di sekitaran padang ilalang, huhu... lucu lucu hasilnya.... eits tapi ini foto foto koleksi pribadi, jadi tidak kita share di sini, hihihi

Saat tergalau, itu saat mau pulang... Rasanya berat ninggalin pulau cantik ini... tapi ya mau gimana lagi besok kerja cuuk...

Jemputan datang, kita pun kembali ke Pulau Sumbawa........


Perjalanan pulang ke dermaga di Sumbawa terasa lebih cepat, seperti biasa perjalanan pulang itu seakan akan terasa lebih cepat, gak tahu kenapa ya.

Setelah sampai di dermaga, kita pun mengambil motor di titipan, trus cuss ke pelabuhan Pototano. Seperti saat sehabis sampai di pototano kemarin, kali ini kita pun mampir ke warung makan yang kemaren, maklum perut udah kelaperan, lagipula kapal masih agak lama berangkatnya.

Perut udah kenyang, kita pun masuk ke kapal. Yey, alhamdulilah dapat kapal bagus dengan kursi empuknya. Setelah mendapatkan kursi, saya pun berjalan menuju ke depan, di bagian moncong kapal ini, terlihat pantai berpasir putih di arah kiri, wow bagus cui..... putih bersih pasirnya. Gak tahu apa namanya. Ini nih fotonya :


Setelah kapal mulai berjalan, saya pun kembali ke dalam dan duduk. Wihh ternyata disetelin film, dan film yang disetel adalah Serdadu Kumbang yang notabene salah satu lokasi syutingnya adalah di Pulau Kenawa, Aaaaaaaaaa.... jadi makin galau kan, pengen balik lagi ke pulau itu....

Dan benar saja, tiba saatnya sebuah scene yang mengambil lokasi di dermaga nya Pulau Kenawa, dimana tempat main main, foto foto dan lompat lompat kemaren sore....

Tooooott..... Toooooott, suara klakson kapal mengaung dengan kerasnya, ya ampun ternyata sudah sampai pelabuhan kayangan, dan saya tertidur tadi saat nonton Film Serdadu Kumbang......

Yey........... Welcome Back to Serpihan Surga... hahaha....

25 October 2012

Pulau Kenawa Sumbawa (Trip Hari 1)

Persiapan mengasingkan diri dua hari di pulau terpencil sudah siap, ada tenda, sleeping bag, matras, alat masak dan bahan masakan. Semua udah disiapkan dari kemaren. Yuph, akhir pekan ini kita berencana mau camping di Pulau Kenawa, Sumbawa.

Pukul 09.45 WITA kita berempat start dari Mataram menuju Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur menggunakan dua motor, yaitu Yamaha Fino dan Honda Beat. Desain dari motor matic ini dan motor matic yang lain memang menguntungkan bagi yang bawaannya banyak seperti kita, ruang kosong diantara jok dan stang bisa dimanfaatkan untuk menaruh barang barang seperti tenda, sleeping bag, matras dan ransel kita.

Alhamdulilah perjalanan Mataram - Pelabuhan Kayangan lumayan lancar, cuman ada sedikit gangguan dikarenakan sedang ada perbaikan jalan, sehingga di beberapa tempat kepadatan kendaraan menumpuk. Dua jam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pelabuhan dengan jarak tempuh sekitar 80 KM. Untuk menyeberang ke Pelabuhan Pototano, satu motor tarifnya Rp49.500,00


Dua jam kita mengarungi Selat Alas, sebuah selat yang membatasi Pulau Lombok dan Sumbawa. Alhamdulilah ombaknya tidak besar, jadi perjalanan terasa nyaman. Hmmm meskipun akhir pekan gini, ternyata sepi penumpang, banyak kursi kosong.

Sekitar pukul 14.50 WITA kita pun secara resmi menginjakkan kaki di Tanah Samawa alias Sumbawa, yihaaaa. Nah karena perut udah pada keroncongan semua, kita pun nyempetin makan dulu, di alam kawasan Pelabuhan Pototano banyak warung makan ternyata. Woyooo, ternyata porsi yang dihidangkan itu porsi super besar, cukup dah buat dua orang itu, hmmm mungkin porsi ini pas buat sopir sopir truk besar ya....

Tapi gak tahu kenapa, karena lapar atau karena enak, habis juga gunungan nasi dalam piring ini. Nah, biar nanti malemnya gak ribet masak nasi, kami pun sekalian membungkus 4 nasi putih.

Setelah perut kenyang, kita melanjutkan perjalanan menuju tempat penyeberangan menuju Pulau Kenawa, berdasarkan info yang kita dapat sih, nyebrangnya di kampung tano yang lokasinya tidak jauh dari gerbang pelabuhan pototano. Dan benar saja, tidak sampai satu kilo motor melaju, di sebelah kiri kita menjumpai Pintu Gerbang bertuliskan Pulau Kenawa, yuph inilah dia tempat penyeberangannya. Baru kita turun dari motor, ada bapak bapak paruh baya menghampiri kita dan menanyakan apakah kita mau menyeberang ke Pulau Kenawa. tentu saja kami jawab iya, dan dia pun menawarkan jasa penyeberangan menggunakan speedboat. Nah disini tawar menawar berlangsung cukup alot, karena tidak ada kesepakatan, beliau pun memanggil teman nya yang mempunyai perahu motor tempel. Nah dengan bapak yang satu inilah dicapai kesepakatan harga. Tarif menyeberang Dermaga - Pulau Kenawa ditambah penjemputan Pulau Kenawa - Dermaga di keesokan harinya sebesar 170ribu rupiah, yaa gak terlalu mahal juga sih, kasihan juga ama bapaknya kalo kita menawar terlalu rendah.

15 menit kita berada di dalam kapal motor berlengan kanan kiri, mirip ama kapal penyeberangan ke Gili Nanggu. dengan kondisi ombak yang cukup tenang.


Cusss, kapal pun akhirnya menyentuh pasir Pulau Kenawa, dan satu persatu kita pun turun dengan barang bawaan nya masing masing. Wow, pulau ini dikelilingi pasir putih dengan warna air laut biru tosca bergradasi, Subhanallah indahnya.... Apalagi dengan adanya deretan berugak di sekeliling pulau... Pulau ini serasa milik kia berempat, akrena memang gak ada siapa siapa di sini kecuali kita.

Tower Air
Setelah menaruh barang di salah satu berugak, saya pun memanjat bekas tower air yang tingginya sekitar 6 meter, dari atas sini saya bisa melihat Pulau Kenawa dengan jangkauan yang lebih luas. Dan ini saya harus bilang WOW lagi....indaaaaaaaaaaaah...

Trotoar buat Pejalan Kaki
View sari atas Tower
Setelah puas memandang Pulau Kenawa dari atas tower, saya pun turun dan siap siap mendirikan tenda, sebelum malam menjelang. Semakin lama, angin yang berhembus semakin besar, kita pun cukup kesulitan dalam mendirikan tenda, apalagi di sekitar sini tidak ada pohon, jadi angin yang bertiup langsung menerpa kita dan calon tenda yang akan didirikan. Awalnya dua tenda kita dirikan bersama, dimana satu tenda didirikan oleh dua orang, akan tetapi karena ada tiupan angin yang luar biasa, kita pun mendirikan satu tenda terlebih dahulu dengan dikeroyok 4 orang, alhamdulilah dengan cara seperti ini, dua tenda berhasil kita dirikan, lalu barang bawaan kamipun masukkan ke dalam tenda.

Sudah selesai mendirikan tenda dan beres beres, saatnya menuju pantai, mandi mandi sekalian menikmati Sunset. Yeeeee...


Satu tempat yang gak boleh dilewatkan di Pulau Kenawa adalah dermaga kayu nya. Lokasi ini pernah masuk dalam salah satu scene Film Serdadu Kumbang lho, keren kan. Dari dermaga ini kita bisa melihat jernihnya air laut, saking jernihnya sampai kelihatan dasarnya lho. Siapa deh yang gak tergoda untuk segera nyebur. Saya pun langsung loncat ke birunya air laut Pulau Kenawa... Byurrrrr... huhuhuhu.. Suegerrrr...



Semakin sore, ombaknya ternyata semakin besar, kita pun segera beranjak dari air, dan bermain di atas dermaga kayu, sembari menikmati proses terbenamnya sang mentari.


Nah lagi asyik asyik main main, eh datang satu kapal motor membawa beberapa orang berbaju hijau dengan berbagai barang bawaannya, salah satunya adalah alat pancing. Dan mereka pun menuju salah satu berugak yang ada. Beberapa saat kemudian datang lagi satu kapal dengan penumpang berbaju hijau juga, kemudian datang lagi satu, jadi totalnya ada tiga kapal yang berlabuh. Buseet rame banget dengan baju hijau plus barang barang bawaan mereka yang banyak seperti sekarung kayu bakar dan puluhan ekor ayam, waaaah sepertinya mereka mau pesta nih malam ini di sini.


Kehadiran mereka sebenarnya gak ada masalah buat kita ya. Tapi eh tapi, pululah manusia berbaju hijau itu seperti tidak punya rasa sopan santun sama sekali, sumpah. Kita kan udah diriin tenda persis di samping salah satu rumah panggung yang ada deket tower air. Dan alat alat masak kami pun ada di rumah panggung itu. Eh sembrononya mereka dengan santai masuk ke rumah panggung itu dan naruh barang barangnya di sana juga, tanpa salam permisi dulu, iya sih kita memang bukan pemilik rumah itu, tapi kan ya setidaknya ada salam permisi dulu lah, lah ini tidak. Apaan tuh.... Ditambah suara mereka yang keras banget, teriak teriak kaya ABG Labil.. Huftt.... Iseng iseng saya baca, terlihat sepintas tulisan di bajunya MAPALA KSB ........ #ngok

Bete abis lah kita kan, siapa coba yang gak bete kalo ngrasain keadaan kaya gini. Yaudahlah daripada ribut, kita pun mengalah, menjauh dari lokasi itu. Dua
orang membawa barang barang bawaan menuju lokasi baru yang letaknya di ujung satunya pulau ini, dan dua orang lagi, termasuk saya bongkar tenda dan angkut ke lokasi baru tadi.

Gelap melingkupi pulau kenawa, dan alhamdulilah kita sudah selesai mendirikan tenda serta beres beres. Angin yang besar memang cukup mengganggu, mulai dari bongkar tenda di lokasi awal, angkut barang barang ke lokasi baru sampai diriin tenda lagi di lokasi baru. Tapi semua itu bisa kita lewati bersama

Rasa kesel, bete, capek, laper, bercampur seiring hari berganti malam. Kita pun mulai persiapan memasak untuk makan malam. Alhamdulilahnya kita tadi udah membeli nasi di Pelabuhan Pototano, jadi malam ini kita tidak kerepotan masak nasi, tinggal masak mie sebagai penambah rasa bagi nasi yang hambar.

Peralatan dan bahan makanan yang sudah kami persiapkan untuk makan malam ini :
  1. Kompor Parafin plus Parafin nya
  2. Satu paket misting
  3. Piring
  4. Sendok Garpu
  5. Mie instan plus Sosis
  6. Saos Kecap
  7. Air Putih
  8. Korek
  9. dan Nasi dari pelabuhan
Lagi lagi angin menjadi penghalang bagi aktivitas kita, gimana mau masak coba kalo anginnya aja super besar gini, mau nyalain korek aja susah. Saya coba turun ke pantai yang lokasinya lebih rendah. Saya rasakan angin di sini lebih kecil daripada di lokasi dekat tenda tadi. Kita pun mengangkut semua bahan dan peralatan tadi ke pantai dengan bantuan penerangan dari senter.

Untuk semakin mengurangi terpaan angin, kita pun sedikit menggali pasir, untuk menempatkan kompor parafin. Yess dengan trik ini, api pun bisa menyala, dan memasak pun berjalan lancar.

Taraaaaa, tak lama, makanan pun sudah siap saji. 4 Porsi Nasi Mie Sosis... Yihaaa... Selamat makan....

Setelah kenyang, kita pun duduk duduk di pasir pantai, sembari ngobrol ngobrol, dan nikmatin deru ombak Kenawa plus mandangin bintang bintang di langit. Indahnya duniaaaa....

By the way langit kenawa malam ini beda dengan malam malam lain, penuh bintang bintang kecil yang mengumpul membentuk garis pajang diagonal. Jadi posisi bintangnya tidak memenuhi seluruh penjuru langit. Menurut saya sih ini aneh... *abaikan . Dan, kembang api yang sudah saya persiapkan dari Mataram pun saya keluarkan, surprise... hihihi memang saya gak bilang bilang ama temen temen kalo saya bawa kembang api, yey... serasa tahun baru aja :


Rasa kantukpun menyergap, dan kami berempat pun kembali ke tenda... Istirahat, bersiap siap bangun pagi besok buat nikmatin sunrise....

Good Night All..........



(bersambung ke hari ke 2)





23 October 2012

Gili Meno Bird Park Lombok Utara

Hai.... jumpa lagi dengan kita. Kali ini kita masih akan membahas perjalanan kemaren ke Gili Meno, udah pada baca khan? Nah kalo belum, silakan baca dulu (klik disini), sebelum baca postingan ini

Taman Burung atau Bird Park adalah salah satu lokasi yang bisa dikunjungi di Gili Meno, inilah satu nilai lebih daripada gili gili lainnya, yuph taman burung ini cuma ada di Gili Meno. By the way, taman burung ini milik Warga Negara Australi lho, bukan milik pemda Lombok Utara, "wow"

Untuk sampai ke Taman Burung ini gak susah dan gak jauh kok, dari dermaga tinggal jalan kaki aja, kalo ada kusir cidomo yang nawarin jasanya, tolak aja dengan halus, mahal boo. Nah dari dermaga harus jalan kemana?

Tenang, ambil nafas dulu...... huhhh haaaaah.

Yuph, dari dermaga ada tiga jalur, ke kiri, ke kanan atau masuk gang deket dermaga. Jalur mana yang harus dipilih? Ambil jalur yang masuk gang... Ikuti aja jalurnya, kalo ada pertigaan, abaikan, lurus aja terus. Gak sampai 10 menit nanti kita akan menjumpai bangunan kuning di sisi kiri kita, yuph itulah Gili Meno Bird Park. WELCOME.....

Masuk ke pintu gerbangnya kita akan menjumpai suasana yang asri dan gimana gitu (susah menjelaskannya).


Sebelum masuk, kita harus beli tiket dulu. Nah sekarang (Oktober 2012) harga tiketnya 60ribu/orang , hmmm lumayan mahal ya. Nah yang jaga ternyata bule lho, tapi bukan yang punya, dia managernya, orangnya ramah banget. Dia mengantarkan sampai dalam, lalu manggil satu guide, untuk mengawal kita keliling taman burung, dan dia pun kembali ke loket tiket.

Guide nya lokal boo, orang lombok asli, dan baru dua bulan kerja di sini, tapi saya lupa nanya nama nya. Yuph yang pertama, kita diantar ke 2 burung makau yang bertengger di luar kandang. *yihaaa*


Selanjutnya kita diantar menuju kandang kandang yang berisi burung burung lain, ini nih sebagian foto nya :










Setelah kira kira sejam keliling taman yang ukurannya tidak terlalu besar ini, akhirnya selesai juga, guide nya lumayan ramah, mau jadi tukang foto kita juga, tapi kurang aktif menjelaskan mengenai burung burung yang ada, harus ditanya dulu, baru dia jelaskan.

Sebelum meninggalkan taman burung ini, kita menyempatkan mampir ke loket buat sekedar "Say Goodbye" ke manager nya. *yey*....

Sayang sekali lupa fotoan bareng ama bule nya..... *yawn*


jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok
LOMBOK itu INDAH

16 October 2012

Menikmati Gili Meno, Lombok Utara

Hai sobat, ketemu lagi deh ama weekend... dan tentunya ketemu juga ama Pantai Pantai indah di Lombok, Yey.... kali ini saya berkesempatan wisata ke Gili Meno

Yuph, pasti udah pada tahu donk ama yang namanya Gili Meno... Meskipun udah terkenal, tapi saya yakin masih banyak yang belum pernah ke pulau kecil ini. Kenapa saya bisa yakin? Tentu saja karena orang orang kalau wisata ke Trio Gili (trawangan meno air) pasti tujuan utamanya adalah ke Gili Trawangan. Hal ini terlihat jelas saat minggu ini saya mengunjungi Pulau Kecil ini. Isinya Bule semua, orang lokalnya cuma yang kerja di situ, statusnya bukan wisatawan.

Bagaimana untuk bisa menuju Gili Meno?

Untuk sampai pulau kecil ini, tentu saja kita harus menyeberang dulu menggunakan kapal/perahu. Ada beberapa pilihan, salah satu nya adalah melalui Pelabuhan Bangsal, dan cuma pelabuhan ini yang menyediakan public boat, sedangkan dari tempat lain, semisal Teluk Nara, kita harus sewa perahu sendiri.

Dari pelabuhan Bangsal, kita bisa membeli tiket Public Boat jurusan Gili Meno dengan tarif 9 ribu rupiah/orang sekali jalan. Tapi harus sabar ya, kita tidak langsung berangkat, melainkan harus menunggu perahu penuh penumpang, sekitar 25 orang. Pengalaman saya kemaren, sembari saya menunggu perahu penuh, saya menghitung udah 4 perahu tujuan Gili Trawangan yang jalan, yang artinya animo masyarakat untuk menuju Gili Trawangan sangat besar, berbanding terbalik dengan Gili Meno.


Setelah menunggu cukup lama, akhirnya perahu tujuan Gili Meno pun penuh, persis seperti yang saya duga, perahu ini pasti juga diisi dengan ibu ibu plus sayuran dan berbagai kebutuhan rumah tangga yang akan mereka perdagangkan di Gili Meno. Melihat lihat para penumpang, saya duga mereka bukan wisatawan yang sengaja datang ke Gili Meno untuk liburan (sok tahu ya.... #abaikan).

Benar saja, bapak bapak yang duduk di samping saya ini tiba tiba menyapa dan bertanya tanya ke saya, dari mana, mau kemana.. bla bla bla. Kemudian saya pun balik tanya ke bapak itu, wah ternyata beliau adalah warga Mataram yang punya sebuah resort di Gili Meno, namanya Kouci, yang hanya terdiri dari 4 bungalow saja. Saya tanya tanya, tarifnya sekitar 150 ribuan per malam, (dalam hati, hmmm murah banget yaaaa... bungalow gitu loh). Dan lokasinya agak ke dalam pulau, bukan di pinggir pantai, nah itulah salah satu sebab bungalow ini tarifnya agak miring, dan cenderung miring banget. Karena keasyikan ngobrol, gak terasa udah sampai aja di dermaganya Gili Meno, cekidot ini view yang kita lihat saat sampai di Dermaga. Satu kata > "INDAH" :


Alhamdulilah, kaki saya pun secara resmi menginjak Pasir Gili Meno untuk kedua kalinya. Setelah sampai kita akan langsung disambut oleh kusir kusir Cidomo yang menawarkan jasa mengantar kita keliling Gili Meno. Berapakah tarif Cidomonya? Nah lihat nih foto daftar tarif nya :


Salah satu tujuan saya ke Gili Meno adalah menuju Bird Park nya, nah akan tetapi karena saya lupa jalan menuju taman burung itu, saya pun terpaksa memakai jasa Cidomo deh untuk nganterin ke taman burung dan balik ke dermaga lagi. 


Dengan cidomo ini kita dibawa menyusuri jalanan Gili Meno yang sudah diperkeras seperti trotoar, padahal dulu pas saya kesini pertama kali, jalanan nya masih tanah semua, syukur deh ada peningkatan. Selama perjalanan gak ada pemandangan bagus yang asyik buat difoto, cuman ada beberapa rumah penduduk serta tanah tanah kosong yang dipenuhi ilalang serta beberapa sapi ang sedang merumput. Sebelum ke Taman Burung, kita diantarkan dulu ke sebuah danau kecil, sayang sekali disini gak ada apa apa, gak ada yang bisa kita lakuin di sini. Ini nih foto danau di Gili Meno :


Setelah foto foto bentar di danau, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Taman Burung. Yuhuu, gak berapa lama, cidomo pun berhenti di depan sebuah bangunan berwarna kuning kecoklatan, yuph dari nama yang terpampang jelas terlihat kalo tempat ini adalah taman burung nya, Yihaaaa Welcome to Gili Meno Bird Park.


Seperti apakah isi Taman Burung ini? Penasaran? Sabar ya sobat, mengenai taman burung ini, akan saya bahas di postingan tersendiri, tunggu yaaa.... Yang jelas, pokoknya WAJIB masuk ke Taman Burung ini kalo kalian lagi wisata ke Gili Meno.

Setelah kira kira sejam kami berkeliling Taman Burung ini, kami pun kembali ke dermaga dengan naik Cidomo yang tadi. Ada yang beda di dermaga ini, tadi pagi yang suasananya sepi, sekarang berubah menjadi ramai dipenuhi pedagang sayuran dan buah buahan, aaaaaaaa kaya pasar tumpah, ini nih fotonya :


Kami pun berusaha menjauh dari keramaian, dengan berjalan kaki ke arah kiri dermaga. Disini kami menjumpai sebuah villa bernama Nautillus, bangunannya bagus dan asri, kelihatannya sih mahal, dan benar saja setelah saya tanya pada penjaganya, ternyata harganya 86 dolar/malam untuk low season, kalo pas peak season naikmenjadi 99 dolar/malam. Wuih, gak sanggup.....


Lanjooot... Langkah kaki kami pun menjadi melambat karena mata kami yang sibuk menikmati view indah di sepanjang jalan yang kami lewati, ada berugak berugak buat makan dan bersantai, ada bungalow bungalow di pinggir pantai, serta view pantai yang biruuuuuu..... Aaaa dimana ini? Indonesia kah?

Woii... ini Lombok..... :

Kursi Malas buat jemur jemur santai

Asrinya Pedestrian di Gili Meno

Berugak2 Cantik

Pohon untuk Berteduh

Bungalow

So Blueeee

Merapat ke Dermaga
Perjalanan terhenti di sebuah bangunan yang bernama Gili Meno Turtle. Wahhh ternyata di sini ada penangkaran penyu juga, seperti di Trawangan. Meskipun ukurannya lebih kecil, tapi tukik tukik nya lumayan banyak nih, tukik tukik ini diletakkan terpisah pisah dalam 4 kolam kecil, kayaknya sih dipisah berdasarkan umur. Nah Di pinggir kolam penampungan penyu terdapat kotak amal yang diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin menyumbangkan sedikit rezekinya demi kelangsungan hidup tukik tukik itu. Nantinya tukik ini akan dilepas ke laut, setelah berumur 8 bulan.



Nah kebetulan di samping penangkaran penyu ini ada pohon besar, otomatis teduh dong disitu. Daripada keteduhan itu mubazir, akhirnya saya manfaatkan untuk bermalas malasan, alias tiduran di situ dengan alas kain yang udah dibawa dari rumah. 

Wuuu, pemandangan dari tempat bermalas malasan ini ternyata indah broooo, luar biasa.... Ada perahu parkir di depan ini, trus ada bule bule di balik perahu ini yang lalu lalang berbikini, uhuhuhuhu... *gak jadi tiduran deh. Alhasil duduk sambil foto foto, ini nih foto fotonya :




Kelamaan duduk di pasir ini kok rasanya pegel juga ya, pengennya sih nyebur ke lautnya, buat snorkling. Tapi kok ya ombaknya luar biasa ganas, gede booo, rasa rasanya ini bukan lokasi snorkling deh.... Ya sia sia donk saya bawa alat snorkling sendiri. 

Dan, akhirnya saya pun terjun juga ke airnya Gili Meno, biruuuuu banget airnya, dan bersih disini, gak ada sampah. Saya coba pakai alat snorkel, trus ngelihat ke dasar nya. Waaaa benar saja, disini memang bukan tempat snorkling. gak ada apa apa disini. Selain itu ombaknya juga nakal nih, baru semenit masukin kepala ke air buat ngeliat apa isi dasar nya. Eh ombak tiba tiba datang, alhasil saya tersapu ombak itu dan pipa pernapasan yang ada di atas permukaan air kemasukan air laut..Aaaaaaaa gagal snorkling.


Keasyikan main air, jadi lupa hari udah mulai sore. Kami pun beranjak dari perairan. Habis main air, kan basah tuh bajunya, plus lengket karena air laut. Trus gmana cara bilasnya? TENANG SAJA, di deket penangkaran penyu ada toilet kok yang bisa kita manfaatkan secara gratis, tepatnya di samping restoran yang berada deket penangkaran penyu.

Badan dah bersih, dah ganti baju kering, dah wangi. Saatnya makaaan, ternyata main air itu cukup menguras tenaga yaaa. Kami tempat makan yang berada di deket dermaga, di situ ada berugak berugak cantik dengan pemandangan cantik pula. Kami pun pesan makanan, sembari pilih pilih menu, saya iseng tanya ke pelayan nya : "Mas, kapal ke bangsal paling sore jam berapa?" ~ Dia jawab "Jam tiga sore" . Tet tot, paniklah kami, sekarang jam setengah tiga sore.. buset padahal baru mau isi perut.

Jus Buah Naga special Gili Meno
Bimbanglah kami, trus saya tanya lagi, "Selain itu ada gak kapal lain ke bangsal?" ~ Dia pun jawab : "Oh bisa sewa kapal, atau bisa juga nebeng di kapal yang Hoping Island, tapi kalo nebeng, nanti turun nya di Gili Trawangan, nah dari trawangan beli tiket kapal lagi ke Bangsal"

Alhamdulilah, kata yang terucap setelah mendengar jawaban mas mas itu. Sembari menunggu pesanan datang, saya pun menuju loket tiket kapal, dan membeli tiket tebengan kapal hoping island. Binggo... dapat juga nih tiket seharga 20ribu/orang, lega super lega plus pikiran pun tenang, meskipun cuma menuju Trawangan, bukan bangsal. karena public boat dari trawangan ke bangsal sampai sore Jam 5 kayaknya.

Tiket Kapal Tebengan Hoping Island
Pas banget, makanan habis, Kapal Hoping Island pun mulai mendekat, jelas terlihat dari jauh kapal itu mencoba merapat ke dermaga, tapi sayangnya karena ombak terlalu besar, kapal itu gagal merapat, ada lah sekitar setengah jam kapal itu mencoba merapat, tapi gagal terus. Akhirnya diambil keputusan untuk merapat di balik pulau. Yak, semua penumpang yang telah beli tiket ini pun disuruh jalan kaki ke balik pulau, dengan dipandu seorang perempuan. Wah ternyata bule semua, cuma kami berdua yang warga lokal.


Soft trekking membelah Gili Meno pun kami jalani demi bisa menyeberang ke Lombok, ya  gak papa dah daripada nyewa kapal sendiri, mahal booo. Ada sekitar setengah jam jalan kaki menuju balik pulau, Baru beberapa menit berjalan, eh ternyata kami melewati depan Taman Burung yang kami tadi datangi pakai Cidomo, buset dah ah, ternyata deket banget ama Dermaga. Wah tahu gitu tadi jalan kaki aja ke taman burung ini, ya sudahlah.. *abaikan

Keringat pun mengucur deras, baju yang tadinya kering jadi basah lagi deh. Akhirnya kami sampai juga di bibir pantai. Woyooo ternyata di sini surut dan tak berombak, entah surut atau memang seperti ini ya, jadi kapal nya bersandar jauh ke tengah laut. Kami pun berjalan ke tengah dengan kondisi air yang cuma setinggi mata kaki, waw di sini banyak Teripang alias Timun Laut brooo. Dari berita berita di tipi, teripang ini termasuk menu yang mahal lho kalo di restoran2 di luar negeri, padahal bentuknya aja jelek banget.. Ini nih Teripang nya (masih kecil) :


Setelah semua duduk, kapal pun melaju menuju Trawangan. Melihat lihat sekeliling, bule semua, putih putih mulus mulus euy, jadi minder....paling item kulit kita. Eits tapi kalo ngelihat nahkodanya Kulitku jadi terlihat putih... haha, ya iya lah dia tiap hari kena matahari Gili, gimana gak item :p

Gak sampai 10 menit, kapal dah sampai di dermaga Gili Trawanga, woyooo cepet banget yeee, lamaan jalan kaki membelah Gili Meno. Langsung dah kami membeli tiket kapal menuju Bangsal, tiket seharga 10ribu/orang pun berhasil kami dapatkan, dan tak perlu menunggu lama, kapal pun klangsung penuh, dan langsung berangkat menuju Bangsal. Perjalanan ke bangsal lumayan lama, saya pun bersandar, dan tidur,,,,,,,,,,







jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok 
LOMBOK itu INDAH