27 March 2015

Car Free Day di Lapangan Niti Mandala Renon

Minggu pagi ini (14092014), bisa jadi merupakan pagi yang lain daripada yang lain, karena pagi ini, saya dan istri terbangun di sebuah hotel di Kota Denpasar, yaitu Hotel Ratu.

Setelah mandi dan beres beres, kita pun meluncur ke arah Renon, yaitu ke Lapangan Niti Mandala, mau Olahraga dulu lah sebelum jalan jalan keliling Bali, kebetulan juga ini hari Minggu pagi, di sana ada event Car Free Day, yaa sekalian dah ngelihat suasana hiruk pikuk masyarakat sekitar Renon di minggu pagi.

Suasana Car Free Day disekitar Niti Mandala ini sangat sangat berbeda dengan yang biasanya saya rasakan dan saya alami di Jalan Udayana, Mataram, Lombok. Sepanjang jalan yang digunakan untuk car free day ini bener bener clear dari para pedagang, jadi masyarakat bisa dengan leluasa memanfaatkan jalan untuk berolahraga. Sedangkan para pedagang ditempatkan khusus di beberapa titik yang tidak memakan badan jalan. Coba bandingkan saja dengan yang ada di Udayana, Mataram. Sepanjang jalan itu penuh nuh dengan para pedagang, segala jenis barang dagangan ada, ya mirip mirip pasar tumpah dah, ditambah lagi beberapa odong odong yang mangkal di jalan, bikin makin penuh aja. Mau jalan biasa aja agak susah, apalagi mau jogging, haha.

Jalan, sepedaan bebas tanpa hambatan pedagang
Lupakan mengenai Udayana, mari kita lanjut lagi cerita tadi...

Selain sebagai tempat untuk olahraga universal seperti Jalan, jogging dan sepedaan, acara car free day juga dimanfaatkan untuk berkumpul oleh para komunitas komunitas di Bali, ya skalian ngeksis di dunia nyata gitu, hoho lha biasanya kan jaman sekarang ini komunitas itu muncul dari dunia maya dulu. Seperti yang saya lihat ini, ada komunitas skateboard, sepeda onthel, pengguna kamera Gopro, pecinta binatang, dan ada juga komunitas segway. Lah apa itu Segway? Cari aja di Gugel yaah...

Peta Lokasi Lapangan Niti Mandala, Renon, Bali


Setelah jalan kaki keliling lapangan niti mandala, ditambah dengan foto foto narsis ternyata bikin perut keroncongan ya, haha maklum lah kita belum sarapan, coz tarif hotel nya gak include sarapan, sengaja sih milih yang gak ada sarapannya, lagian juga gak bikin kenyang sih, biasanya kan sarapan di hotel itu isinya cuma pancake atau ommelete, gak ada nasi, heu heu heu, perut pribumi, kalau belum diisi nasi ya namanya belum sarapan *harap maklum*


Nah kebetulan di seberang pintu selatan lapangan niti mandala, berkumpul beberapa penjual makanan yang pas buat sarapan. Dari sekian banyak itu saya pilih untuk sarapan Nasi Kuning, dan istri saya pesen bubur. Huhuhu saatnya cacing dalam perut untuk berpesta....

Setelah sarapan berat gini ternyata perut istriku belum penuh bray, hohoho alhasil kita lanjut mlipir jalan ke arah barat, dan nemu penjual makanan ala ala food truck gitu, Menu yang bikin kita langsung tertarik adalah Waffle Hongkong, uyee. Waffle dengan merek Eggie ini lain daripada waffle yang lain, penggunaan kata eggie ini disadur kari kata  "egg" yang artinya telur, dimana bentuk dari waffle eggie menyerupai bulatan2 telur kecil dan sekaligus pula waffle ini berbahan dasar dari telur.

Pilihan variasinya beragam pula, mulai dari pilihan rasa wafflenya, hingga ke pilihan isinya. Selain dari Hong Kong Waffle, Eggie juga menjual minuman coklat, baik yang dingin maupun panas. Adapun kisaran harganya sendiri cukup terjangkau antara Rp. 10.000 dan Rp. 20.000. Enak enak enak.....


Setelah perut penuh dengan makanan, kita pun menutup car free day minggu ini dengan nongkrongin anak anak muda Renon yang hobinya main Skateboard dan Sepatu Roda, huhuhu ngomongin Sepatu Roda jadi inget si Lupus ya (anak 90an pasti tahu). By the way mereka ini butuh perjuangan lho untuk bisa maen seru seruan di sini, lha mereka harus bawa sendiri dengan mengangkatnya yaitu sebuah alat bantu berupa benda semacam besi yang dibentuk kaya bangku kotak panjang buat loncat loncat gitu (lihat gambar yaa biar jelass).


Ngelihat mereka main kayanya seru banget ya, sayang sekali saya gak bisa maen gituan, lagian juga belum pernah juga sih, belum pernah sama sekali malah, bahkan pegang papan skate nya aja belum pernah, hahaha...

Sekitar jam 10 pagi, Event Car Free Day selesai, dan jalan sekitar Lapangan Niti Mandala dibuka kembali untuk kendaraan. Sebelum balik hotel, kita sempetin foto fotoan dulu di bagian dalam lapangan, narsis dulu donk :)


Share:

20 March 2015

Ketegangan dalam Perang Api Menyambut Nyepi 2015

Hari ini (Jumat, 20 Maret 2015) ada dua event seru di Kota Mataram yang merupakan rangkaian Perayaan menyambut Hari Raya Nyepi besok, yaitu Pawai Ogoh-ogoh dan Perang Api (Bobok). Karena ini hari kerja dan aku udah pernah nonton Ogoh ogoh, jadinya event yang pertama ku-skip untuk ditonton.

Nah baru sore harinya, setelah pulang kerja, aku bareng satu temenku (sebut saja Cacok), langsung meluncur dari kantor dengan masih memakai baju batik menuju TKP yaitu di persimpangan Negarasakah, Cakranegara (sebelah barat perempatan Sweta). 

Sekitar Jam 6 sore kita sampai juga di Lokasi, perjalanan menuju tempat ini butuh sedikit perjuangan, karena wilayah Cakranegara masih sangat ramai dan macet akibat para penonton Pawai Ogoh ogoh pada bubar pulang menuju rumah masing masing.


Kedua kubu yaitu Banjar Negara Sakah dan Sweta sudah siap di posisi masing masing, lengkap dengan peralatan perangnya berupa seikat daun kelapa kering (yang kemudian alat itu disebut "Bobok"), menunggu aba aba siap mulai dari tokoh masyarakat.

Bila dilihat dari personel, kubu arah timur (Sweta) lebih banyak daripada kubu arah barat (Negarasakah), sehingga belum mulai pun sudah bisa dipastikan siapa yang akan menguasai jalannya peperangan.

Persis jam setengah 7 sore, perang Bobok ini pun dimulai. Kedua kubu saling pukul menggunakan bobok yang ujungnya dibakar, sehingga pas mengenai lawan akan terlihat percikan bara dari daun kelapa yang dibakar, seru seru serem gitu deh.


Para penonton (termasuk aku) pada ketakutan brooo... Ya iyalah takut, siapa mau kena sabetan api, hiii sereem, akhirnya yang mulanya di tengah, pada mundur semua, tapi tetep sih berusaha jadi yang terdepan, apalagi yang pada pegang kamera, pada pengen dapet foto eksklusif, sampai ada yang berani banget ikutan berada di tengah tengah medan pertempuran.


Sekitar lima menit perang berlangsung, kubu barat berhasil dipukul mundur (pas seperti dugaanku tadi), dan oleh para tokoh masyarakat dengan dibantu polisi, perang dihentikan sementara, dan kubu timur disuruh mundur kembali ke posisi awal. Pada saat ini kondisi medan perang sudah kembali kondusif, gak menyeramkan lagi. 

Tapi, tiba tiba terlihat ada satu bobok yang melayang dari arah timur ke barat, dalam hati "wah ini nih ada provokator", dan benar aja, beberapa saat kemudian terlihat semakin banyak bobok yang melayang ke arah barat, yang jatuh mengenai orang orang termasuk penonton di sisi selatan (alhamdulilah posisi ku masih aman).

Hal ini memancing emosi beberapa pemuda dari kubu barat, mereka kembali menyalakan api pada bobok nya dan memulai perang lagi, daaaaan... Atraksi perang api pun dimulai lagi dengan tanpa komando dari para tokoh masyarakat. Kali ini kondisi peperangan semakin menegangkan dan menyeramkan karena bobok beterbangan baik dari arah barat maupun timur.

Para personil polisi harus bekerja ekstra untuk menghentikan peperangan yang sudah tidak kondusif ini, bahkan beberapa dari mereka terlihat terkena bobok juga, tapi untungnya mereka gak terpancing marah juga. dan Berangsur angsur kondisi medan perang kembali tenang. Saat semua sudah mematikan api pada bobok masing masing, Tokoh Masyarakat dengan resmi membubarkan acara Perang Api ini.

Para Penonton Bubar
Setelah gali gali informasi dari orang setempat dan om gugel, Ritual "Perang Api" ini merupakan tradisi umat Hindu di Mataram yang dimulai sejak tahun 1838, dan lokasi peran api ini merupakan lokasi peperangan antara Kerajaan Singosari dan Kerajaan Karang Asem pada Jaman dahulu kala.

Setelah Perang usai, sebenarnya tidak ada dendam diantara mereka, mereka pulang ke rumah masing masing dengan suasana damai. Karena sejatinya "Perang Api" ini bukan sekadar perang perangan dalam rangka peringatan menyambut Hari Raya Nyepi, melainkan memiliki makna yang lebih dalam, yaitu untuk membersihkan bumi dari segala malapetaka yang terjadi.


jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok
LOMBOK itu INDAH
Share:

17 March 2015

Liburan ke Pantai Bangsal Tanjung Lombok Utara

Kisah liburan kali ini berawal dari keinginan saya untuk mencari spot snorkling baru di Lombok yang dapat dijangkau tanpa nyebrang. Selama ini sih kita kita biasanya snorkling di sekitar Teluk Nara, Pantai Mentigi, Kecinan, Nipah, Pandanan, dan Sengigi.

Daerah yang membuat saya penasaran adalah sekitar Tanjung dan Gangga Lombok Utara. Nah untungnya saya punya kenalan orang sana yang juga hobi banget Snorkling yang di dunia maya pakai nama Antoxerror. 

Setelah bernegoisasi dengan beliau mengenai lokasi dan waktu, alhasil didapat tanggal 21 bulan Desember tahun 2014 sebagai waktu yang tepat untuk snorkling kesana. Sedangkan lokasinya yaitu Pantai Bangsal Tanjung, awalnya sih mau ke Pantai Penyambuan, tapi gak jadi. Nah biar rame, saya pun sounding ke grup WA dan temen temen yang punya hobi nyebur untuk ikutan jalan jalan seru kali ini. Dan terkumpullah sekitar 18 orang yang gak takut kulit item kebakar matahari.

Pantai Bangsal Tanjung ini lokasinya masuk ke wilayah Tanjung, Lombok Utara, gak sampai dua jam bila ditempuh dari Kota Mataram, silakan lihat peta di bawah ini :



Sekitar jam setengah 1 siang, kita pun sampai juga di Pantai Bangsal Tanjung, tapi kita tidak langsung nyebur, masih nunggu beberapa teman lagi yang belum datang. By the way, di luar dugaan saya, ternyata pantai ini sudah tertata rapi lho, meskipun pantainya gak terlalu cantik, tapi kawasan pantai ini ditata apik oleh para pemuda di sini, ada beberapa berugak dan satu kafe/minibar 2 lantai full music yang siap menyediakan makan minum, mirip mirp suasana di gili, apalagi musik yang diputer tuh music reggae, wuih serasa di gili abisss, cuman bedanya disini pasirnya item, hohoho.

nungguin temen yg lain sambil nonton video goyang dribble
Meskipun siang ini cuacanya lagi super duper panas, tapi di pantai ini terasa sejuk, karena disini banyak pohon kelapa, dan anginnya tuh sejuk sepoi sepoi, aiihh bikin ngantuk dan laper. Sementara nunggu yang belum dateng, ada yang mojok di bawah pohon (yang bawa pasangan), ada yang makan , ada pula yang nontonin video 13++ , haha lihat aja foto di atas ini.

Lumayan lama kita leyeh leyeh di sini, karena saking nyamannya, baru sekitar jam 2 siang kita mulai nyebur. Spot snorklingnya agak jauh dari garis pantai, mungkin karena lagi pasang ya, tapi gak dalam sih, jadi kita bisa jalan kaki aja biar gak capek berenang. Awalnya sih semua pada turun rame rame, tapi lama lama berkurang dan berkurang, haha ternyata banyak yang menyerah gegara arus siang ini agak kuat, dan banyak ubur ubur transparan mini disini, terasa di kulit seperti disengat sengat gitu.

Tapi saya tetep lanjut donk, haha, sayang ah udah jauh jauh masak gak jadi snorkling. Kondisi terumbu karang disni gak terlalu bagus sih, kebanyakan hard coral, ya mungkin karena disini agak berarus ya, mirip mirip di pantai nipah deh. Tapi bintang laut biru nya banyak bangeeeet berceceran sana sini.





Satu jam saja cukup untuk snorkling nonstop di spot ini, bingung mau eksplore mana lagi, kurang bervariasi sih terumbu karangnya, tapi lumayanlah buat nambah nambah spot baru.

Sekitar jam 3 sore lebih kita pun langsung pulang menuju Mataram, karena cuaca sore ini tiba tiba saja berubah menjadi mendung, ya maklum lah ya, lombok lagi musim penghujan.

Nah buat kalian yang penasaran pengen ke Pantai Bangsal Tanjung, langsung saja menuju kesana dengan mengikuti peta di atas, kemaren sih gak ada tiket masuk ataupun parkirnya, alias gratiss, tapi ya itu gak ada penyewaan alat snorkling, alias kita harus bawa sendiri :)


jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok
LOMBOK itu INDAH
Share:

12 March 2015

Perjalanan Seru ke Sembalun dan Senaru

Masih ingat dengan postingan terdahulu tentang perjalanan kita keliling Jerowaru, Lotim bareng temen temen dari Jakarta? Tentunya masih pada inget donk, tapi bagi yang udah lupa ataupun yang belum sempet baca silakan meluncur ke LINK INI

Nah di postingan kali ini, aku masih akan menceritakan tentang perjalanan menyusuri Lombok bareng mereka dengan pengalaman dan tujuan yang lebih seru. Di hari kedua bareng mereka ini, kita rencananya akan mencari tempat tempat yang adem, karena kemaren udah gosong kepanasan menyusuri Jerowaru dari Pantai Kaliantan, Pantai Pink, Tanjung Bloam dan Gili Petelu.

Dua lokasi yang akan kita tuju adalah Sembalun dan Senaru. Dengan menggunakan mobil sewaan, kita pun meluncur dari Mataram menuju Sembalun di hari minggu pagi sekitar jam sembilan pagi, dan sekitar jam 10.45 kita sudah sampai di Puncak Sembalun.

Alhamdulilah pagi ini kondisi cuaca di Sembalun super cerah, jadinya manteep buat foto foto, apalagi memang mereka ini hobi foto foto, meskipun dua diantara mereka ini beda aliran/komunitas. Satunya ikut komunitas GoproID dengan senjatanya kamera Gopro yang satunya ikut komunitas Instanusantara dengan senjatanya kamera DSLR.

Seru juga ngelihat tingakah mereka, super excited alias antusias banget mengeksplore setiap sudut Sembalun. Mulai dari balik bukit sampai ke jalanan. Ini nih yang bikin kita puas jadi penunjuk jalan, suasananya itu lho, ya meskipun kita udah berkali kali ke Sembalun, tapi gak bakalan jenuh. 





Sebenernya di Sembalun ada beberapa spot yang seru, seperti Bukit Pergasingan dan Air Terjun Mangkusakti, yaaa tapi berhubung lagi terlalu heboh, jadinya kita gak kesana.

Tujuan kita berikutnya adalah Senaru, yang ada di sebelah utara Gunung Rinjani, sedangkan sembalun ini ada di sebelah timur gunung rinjani. Jarak ini kita tempuh dalam waktu satu setengah jam, kira kira sekitar jam 13.43 kita sampai juga di Senaru, tepatnya di pintu gerbang Air Terjun Sendang Gila dan Tiu Kelep. 

Seperti biasa, kalau kesini pasti Air Terjun Sendang Gila kita skip, kita belok ke arah Air Terjun Tiu Kelep dulu. Sekarang jalur menuju Tiu Kelep udah lumayan bagus, di beberapa tempat udah diperkeras, gak seperti dulu, masih jalan tanah yang licin


Gak butuh waktu lama untuk sampai ke Tiu Kelep, gak sampai sejam kok dengan kondisi jalur trekking yang lumayan mudah, gak seperti trekking ke Tiu Bombong yang harus menuruni tebing :)

Gak seru donk kalau udah sampai kesini tapi gak mandi mandi, yuhuuhuhu. Ya tapi karena ada satu temen yang mau hunting foto slow speed Tiu Kelep akhirnya dia malah sibuk nyari tempat yang pas buat bikin SS, haha, jadinya malah gak sempet menikmati segernya air terjun ini, sayang sekali yaa.


Aaaa ada dugong... haha


Rasa dingin dan lelah bercampur menghasilkan rasa lapar yang luar biasa... Hohoho untungnya kita udah siap sedia dengan membawa Nasi Bungkus dari Mataram, belinya sih tadi pagi, sedangkan sekarang udah jam setengah 4 sore... tapi untungnya masih enak, gak tahu ya entah karena memang masih enak atau karena kita kelaparan jadinya enak enak aja..

Coba kalian bayangkan Makan nasi bungkus yang udah hampir kadaluarsa dengan background Air Terjun Tiu Kelep yang super cantik ini, gimana gak seru coba.... Nasi bungkus yang aslinya tanpa kuah, bisa bisa berkuah bila kita lama makan nya. Haha (kuah dari air terjun)

Perjalanan seru hari kedua ini kita akhiri dengan menikmati Sunset di Pelabuhan Bangsal, kita pilih lokasi ini biar gak mainstream2 banget lah, karena udah biasa ya sunsetan di Malimbu, Nipah ataupun Senggigi, hihihi.






jangan lupa follow twitter kita @lombokkita untuk all about Lombok 
LOMBOK itu INDAH
Share:

7 March 2015

Churros Battle : Simple Pleasure Vs Rock Gilis

Churros, apa itu Churros? Ahh buat kalian yang anak cafe alias tukang nongkrong dari satu cafe ke cafe yang lain pasti tahu donk apa itu churros....

Churros adalah cemilan asli dari Negeri Spanyol, yang terbuat dari tepung terigu, churros memiliki ciri khas unik. Bentuknya tidak bulat, namun lonjong dengan permukaan bergerigi, dengan rasa gurih, tekstur crunchy di luar dan lembut di dalam, dengan tambahan taburan bubuk kayu manis serta saus coklat kental.

Meskipun berasal dari Spanyol yang notabene nun jauh disana, Churros ini sudah dikenal dunia, tak terkecuali Indonesia. Nah kalau di Kota Mataram sendiri menu ini bisa ditemui di beberapa cafe yang baru atau belum lama berdiri seperti Simple Pleasure Gift & Shop yang ada di Jalan Pendidikan dan Rock Gilis Coffee yang ada di Jalan Langko, samping Fave Hotel.

atas : Simple Pleasure // bawah : Rock Gilis
Nah kebetulan bulan kemaren (Desember 2014) aku sempet mencicipi keduanya dan kali ini aku akan mencoba membandingkan kedua churros tersebut secara head to head, siapakah yang akan menang? Yuk kita mulai battle nya....

1. Segi Presentasi/Penyajian : Nilai satu sama untuk penyajiannya, gak ada yang terlalu special di keduanya.
2. Segi Pilihan Rasa Churros : Nah untuk hal ini, Rock Gilis menang nih coz dia punya tiga pilihan rasa, yaitu Coklat, Karamel, dan Dulce De Leche, sedangkan Simple Pleasure cuma punya satu rasa. Jadi Skor 2 : 1 untuk Rock Gilis.
3. Segi Tekstur Churros : Meski rasanya sama nikmatnya Churros nya Simple Pleasure lebih Gurih dibandingkan Rock Gilis, skor sementara imbang 2 : 2
4. Segi Saus Coklat : Saus coklatnya Simple Pleasure lebih lembut, sekali colek, coklat lezatnya langsung nempel di Churros nya, sedangkan punya Rock Gilis terlalu kental, jadi saat dicolek pake churrosnya, susah nempel. Skor 3 : 2 untuk Simple Pleasure.
5. Segi Harga : Cuma selisih seribu sih, di Simple Pleasure 15 ribu, kalau di Rock Gilis 16 ribu, meski begitu tetep donk lebih murah Simple Pleasure. Jadi Skor Akhir adalah 4 : 2 untuk Simple Pleasure.

______________________________________________________________
Dengan kondisi nilai akhir 4 : 2 untuk Simple Pleasure ini secara gak langsung aku merekomendasikan Churros nya Simple Pleasure, tapi ini bukan promo lho, ini murni dari pengalaman lidah dan mata ku saat menikmati Churros di kedua tempat tersebut :)

Happy Eating.......
Share:

2 March 2015

Manisnya Pisang Epe VS Gurihnya Mie Titi

Suatu kesalahan adalah jalan jalan jauh ke Makassar pas musim hujan, hadeh... gak bisa bebas kemana mana nih, bisanya cuman jalan jalan ke Mall naek taksi, tapi ya sayangnya saya bukan anak mall, saya anak pantai haha.

Seperti hari ini nih, setelah cek in di Fave Hotel Daeng Tompo, siang ini kita cuma bersemedi dalam kamar, mati gaya, utak atik channel tipi juga gak ada yang bagus, mau tidur kok bosen, tiap hari tidur mulu. Haha. Dan akhirnya saya malah nongkrong di jendela sambil ngelihat pemandangan di luar. Ya namanya juga di Kota Besar, keluar jendela pemandangannya ya cuma tembok dan tembok, untung bukan "tembok derita" ya. 

Hujan mulai reda saat sore menjelang, ahaaa waktunya jalan jalan sambil berburu sunset nih. Kebetulan ini hotel letaknya deket banget ama Pantai Losari, sebuah pantai yang sangat identik dengan Kota Makassar, jadi tinggal jalan kaki aja. Di sepanjang perjalanan menuju pantai yaitu jalan Datu Museng banyak banget tukang jualan makanan yang khas sini, seperti Mie Titi, Pallu Basa, Coto Makassar, Es Pisang Ijo, Pallu Butung dan Pisang Epe.

Selamat Datang di Kawasan Kuliner Makassar
Kalau Pisang Epe nya ini paling banyak ada di sepanjang jalan sekitar Pantai Losari. Nah setelah sampai pantai losari nya, saya baru ngeh kalau jalan yang tadi saya lewati itu ternyata adalah Kawasan Kuliner Makassar setelah ngelihat semacam gapura selamat datang. Hohoho pantesan ya....

Pisang Kepok yang Belum Mateng
Karena gak tahu pisang epe mana yang enak, saya pun langsung ngacir ke salah satu penjual terdekat, dan langsung duduk rapi menunggu pesanan datang. Ada beberapa rasa yang bisa dipesan, seperti Coklat, Keju, Durian dan Original. Karena lagi pengen duren nihh, saya pun pesen yang rasa duren. Harganya 10 ribu per porsi.

Sambil menunggu pesanan jadi, saya iseng iseng lihat cara bikinnya, jadi pisang epe ini menggunakan Pisang Kepok yang belum terlalu mateng, terlihat dari kulit pisangnya yang masih hijau (agak kuning dikit). Setelah dikupas, pisangnya di pipihin (bukan dipipisin), diolesin margarin, trus dibakar, ya kaya lagi bakar sate gitu dah, sambil dikipas kipas. Kalau udah kecoklatan baru dihidangkan dengan diguyur saus gula merah (kinca), karena saya pesen rasa duren, saus gula merah nya ada rasa duren nya. Hihihi.

Seporsi Pisang Epe, Manisnya gak nahan....
Wuih pisang epe nya manis banget bro, jauh lebih manis dari saya sendiri, huahaaha. Menurut saya sih malah terlalu manis, jadi belum abis udah "eneg" aja rasanya. Jadi kesimpulannya lidah saya gak cocok dengan kuliner satu ini.

Sore Kelabu di Losari
Langit sore ini meski gak ujan tetep aja mendung kelabu, gagal deh sunsetan di Losari. Hasrat untuk nongkrong di pantai ini pun akhirnya musnah tak berbekas, setelah fotoan dikit dikit, akhirnya kita balik arah menuju hotel lagi, takut keujanan.

Tapi yang namanya perut lapar (pisang epe belum mampu mengganjal lapar), bisa aja mengubah pikiran manusia secara tiba tiba, padahal dikit lagi lho sampai dihotel, eh saya lihat ada warung Mie Titi Datumuseng, hohoho demi memadamkan rasa lapar dan rasa penasaran akan rasa dari mie titi, kita pun mampir ke warung ini.

Widih, warungnya rame banget bro, penuh tumplek blek, untungnya punya karyawan yang banyak, jadinya pelayanannya tetep cepet.

Seporsi Mie Titi (15 ribuan)
Penampakan Mie Titi ini berupa Mie yang digoreng kering lali diguyur kuah kental yang berisi ayam, ati, telur dan sawi hijau. Renyah mie kering terasa saat menyuapkan ke dalam mulut. Sementara kuah kaldu yang berisi ayam memberi rasa gurih. Biar makin joss rasanya, saya tambahkan beberapa sendok sambal serta perasan jeruk limau. Wiii makin Segar, gurih, pedas dan renyah. Juaraa...!!!

Recommended :) , pokoknya kalau kalian ke Makassar wajib cobain mie titi ini.

Share:

My Youtube Channel

Blog Archive