30 June 2022

Menggala Ranch : Peternakan di Banyumas Ala Ala New Zealand


Di libur sekolah anak anak Bulan Juni 2022 ini aku udah merencanakan untuk liburan santai ke daerah Banyumas dan sekitarnya, dimana salah satu tujuan utamanya adalah "Menggala Ranch" yang awalnya merupakan sebuah peternakan hingga kemudian dikembangkan menjadi sebuah tempat wisata sekaligus edukasi.


Tempat wisata sekaligus peternakan ini berlokasi di perbatasan antara Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok dengan Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas dengan jarak sekitar 21 kilometer dari Pusat Kota Purwokerto. Rute menuju tempat ini aku percayakan pada aplikasi Google Maps, dan alhamdulilah bisa sampai ke lokasi sesuai titik. Untuk jalan yang dilalui, merupakan jalan utama/besar mulai dari Purwokerto sampai di Simpang 3/Lampu Merah Karanglo. Nah dari pertigaan itu, jalan mulai lebih sempit dan menanjak serta berliku, di beberapa titik lumayan ekstrim tanjakannya, namun masih bisa dilalui dengan mudah oleh kendaraan baik itu roda 2 maupun 4 karena aspalnya masih mulus.


Aku tahu mengenai lokasi peternakan ini sebenernya sudah lama, aku sangat terkesima dengan pemandangan alam sekitar peternakannya, banyak bukit hijau mirip bukit teletubbies gitu, aku menemukannya gak sengaja di youtube, tapi waktu itu belum dibangun dan dikembangkan seperti sekarang ini, jadi belum tertarik kesana. Nah baru setelah dikelola dengan baik dan dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Banyumas, Bapak Sadewo Tri Lastiono pada tanggal 18 Juni 2022 barulah aku gasss ke spot ini.


Lokasi parkirnya lumayan luas bisa menampung belasan mobil dan banyak motor. Biaya parkir motor 3 ribu rupiah dan parkir mobil 5 ribu rupiah saja, dibayar di awal pas datang parkir.

Di area parkir ini terdapat tulisan "Menggala Ranch" berwarna merah yang jadi spot wajib untuk foto foto, di bawah tulisan besar itu ada tulisan kecil "Njundal Seporete" , waktu itu aku sempet tanya ke tukang parkir, mengenai maksud tulisan berbahasa lokal tersebut, aku lupa persisnya, yang jelas intinya tuh Njundal artinya Lompat, jadi maksudnya tanah di area peternakan ini terdiri dari beberapa bagian terpisah yang menjadi milik warga dan milik pemerintah. Tanah yang menjadi milik warga tuh lompat lompat, ada yang disini , dan ada yang disana, dipisahkan oleh Tanah Pemerintah.


Loket untuk pembelian tiket berada di bangunan utama berwarna merah yang desainnya unik deh, khas banget bangunan eropa. Harga tiketnya cuma 20 ribu aja per orang (di bawah 3 tahun, free), di loket ini juga dijual pakan ikan seharga 2 ribu per bungkus kecil. Untuk pakan kambing, kita bisa beli langsung nanti di pintu masuk kandang.


Ada beberapa spot yang bisa dikunjungi, dan yang pertama dan yang paling utama adalah kandang kambing, karena kita bisa membeli pakan berupa rumput, dan langsung berinteraksi dengan kambingnya. Ada lumayan banyak kambing disini, dengan ukuran yang relatif kecil, jadi tidak mengintimidasi anak anak. Lucu banget dah kambing kambing nya, mereka langsung mendekati ke pengunjung yang membawa rumput, kalau pengunjung itu berjalan menjauh atau lari, kambing kambingnya akan mengejar, heuheuheu.


Di sebelah kandang kambing/domba ini ada sebuah kandang yang lumayan luas juga, tapi masih kosong, seringkali justru banyak burung merpati yang singgah di area kosong tersebut. Spot berikutnya yang kita datangi adalah playground, enggak nyangka sih ternyata ada playground nya juga, dengan alas rumput sintetik, ukurannya kecil sih, tapi lumayan bisa bikin mood anak jadi bagus lagi, anak anak pasti seneng main main disini.



Berikutnya kita mendatangi spot ayam, disini ada beberapa kandang ayam yang dihuni beberapa jenis ayam yang berbeda, seperti ayam mutiara, ayam kate, ayam jambul dll. Kemudian lanjut ke spot kelinci, disini juga ada beberapa kandang yang diisi kelinci dengan beberapa macam warna bulu, kalau jenisnya sih kayaknya sama ya. Kemudian lanjut berikutnya kita melewati kandang sapi, disini kita tidak berhenti, cuma foto sebentar lalu lanjut lagi melewati kandang ayam kalkun, bebek, entok dan angsa




Dan spot terakhir yang kita kunjungi adalah kolam ikan, kita duduk santai di batuan di tepi kolam sambil memberi makan ikan, dimana pakan ikannya sudah kita beli tadi pas beli tiket masuk, dengan harga 2 ribu rupiah per bungkus kecil. Disini lumayan teduh karena ada beberapa pohon. Nah di bagian tengah area wisata ini sebenarnya ada semacam bangunan besar tanpa dinding, semacam aula gitu, yang bisa digunakan untuk berteduh dan istirahat. Udara disini kalau pagi dan sore sangat sejuk, bahkan anginnya dingin, seperti pas kita datang tadi. Tapi kalau sudah jam 12 siang seperti sekarang ini , ternyata terasa terik juga bila terkena cahaya matahari langsung.



Setelah puas ngasih makan ikan sambil duduk istirahat, kita pun lanjut menuju pintu keluar. Nah di pintu keluar ini ternyata sudah mangkal banyak penjual jajanan gitu, ada cilok, pop ice, sosis bakar, harumanis dll. Cuman sayangnya di area ini belum dibangun atap atau peneduh, jadi kalau siang gini panas banget, jadinya kita bungkus dan makan di mobil sebelum melanjutkan perjalanan balik ke Purwokerto.


***

Peta Lokasi Menggala Ranch Banyumas


27 June 2022

Keliling Jawa Tengah di Grand Maerakaca Semarang


Kukira pintu masuk ke Maerakaca sama dengan pintu masuk ke area PRPP, eh ternyata udah pindah toh. Jadi pas kita udah sampai pintu gerbang utama yang banyak pintu masuknya, kita langsung dihampiri seorang petugas yang menginformasikan bahwa pintu masuk ke Maerakaca udah pindah ke sebelah barat, berdampingan dengan pintu masuk resto kampung laut. 

Untuk masuk ke area Grand Maerakaca, mobil cukup membayar parkir 5 ribu rupiah, parkirannya luas banget, bebas mau pilih parkir dimana, heuheuheu. Dari lokasi parkir ini kita bisa melihat semacam bianglala besar di kejauhan, kayaknya sih udah terbengkalai gitu ya.

parkiran sepi banget gaesss


By the way, agak ngerasa aneh sih, tempat seluas ini tapi sepi banget, serius sepi banget, cuma ada kita pengunjungnya pagi ini, entah karena kepagian atau karena ini hari kerja ya. Beberapa warung sih udah buka, dan ada beberapa orang yang sedang sarapan, tapi kulihat lihat sepertinya sih mereka bukan pengunjung tempat wisata ini.

Dari parkiran kita tinggal jalan kaki bentar, sekitar 200 meter untuk membeli tiket di loket. Di Bulan Januari 2022, tiket masuk ke Grand Maerakaca sebesar 15 ribu rupiah per orang, untuk anak di bawah 3 tahun gratis. Tiketnya berupa gelang yang nanti akan dibantu dipasangkan oleh petugas di pintu pengecekan tiket.


FYI Grand Maerakaca ini berlokasi di Jalan Puri Anjasmoro, Tawangsari, Kota Semarang, tidak jauh dari Bandara Ahmad Yani. Konsep utama dari Tempat Wisata ini adalah menyajikan anjungan anjungan dari semua kota/kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, yaaa semacam TMII mini gitu lah. Nah di area anjungan setiap kota, pasti terdapat satu atau beberapa ciri khas dari kota tersebut, misalnya di Anjungan Magelang, terdapat miniatur Candi Borobudur, kemudian di Anjungan Kab Purworejo terdapat patung Kambing Ettawa, dan untuk Kab Kebumen ada miniatur Tugu Lawet (Walet). Sedangkan di dalam bangunan anjungan infonya sih terdapat pameran kerajinan tangan, pakaian tradisional, makanan dan minuman khas, dan bahkan beberapa informasi obyek wisata kota tersebut, namun sayangnya pas kita kesini semua pintunya tertutup.




Di sebelah anjungan kabupaten jepara terdapat Mangrove Edupark, jadi ada semacam hutan bakau gitu yang ada jalan/jembatan kayu di sekelilingnya, jadi pengunjung bisa berjalan di jembatan itu sambil menikmati pemadangan danau dan hutan bakau. 


Kemudian di dekat anjungan kota semarang terdapat jembatan putih yang menghubungkan daratan utama dengan daratan di seberang, dimana disana ada lapangan golf dan Lumina. Nah lumina ini adalah salah satu spot di Grand Maerakaca yang berisi miniatur bangunan bangunan dari beberapa negara, seperti Arab, Meksiko, dan Jepang. Di area ini terdapat beberapa warung/kedai yang menjual makanan/minuman, namun sayangnya hanya buka pas hari sabtu minggu/hari libur.






Bangunan bangunan di area Lumina terlihat lebih segar, lebih bagus dan lebih terawat, mungkin karena lebih baru ya daripada bangunan bangunan anjungan kota kota yang sudah ada sejak tahun 1993. Saat kita berkeliling di Grand Maerakaca, kita menemukan beberapa bangunan anjungan yang sudah tidak terawat, terlihat rusak di beberapa sudut, bahkan untuk anjungan kabupaten temanggung sudah tinggal puing puing, menyisakan plang nya saja. Selain itu di sekitar anjungan Purworejo dan Kebumen juga becek berlumut dan sedikit bau. Sangat disayangkan ya, padahal anak anak seneng banget lho main disini, mereka semangat jalan kaki keliling.

Semoga bisa lebih diperhatikan ya, eman eman banget...

Yang keren sih anjungan kabupaten sragen ya, lokasinya ada di deket pintu keluar, aku bilang keren karena ada spot Sangiran yang merupakan tempat ditemukannya peninggalan2 jaman purbakala. Kalau lebih lengkapnya sih harus datang langsung ke Sragen, mengunjungi Museum Sangiran.


***

Lokasi Grand Maerakaca, Semarang


23 June 2022

3 Malam di Hotel Syariah Solo : Dapat View Sunrise Cantik


Bulan Desember 2021 kebetulan aku mendapat tugas ke Solo Jawa Tengah selama beberapa hari, yang mengharuskan aku untuk menginap di sana. Untuk urusan tempat penginapan, kita harus cari sendiri. Lumayan susah ya nyari hotel di Solo di Bulan Desember, heuheuheu, sebenernya banyak pilihan sih, cuma banyak juga yang tidak sesuai dengan kriteria, baik itu dari segi harga, lokasi dan fasilitas (free breakfast). Aku sengaja nyari hotel yang menyediakan sarapan gratis biar paginya enggak bingung nyari tempat sarapan dan bisa langsung ke lokasi penugasan.

Cukup lama sih aku browsing browsing di berbagai aplikasi pemesanan hotel online, hingga akhirnya pilihanku tertuju pada Hotel Syariah. Hotel ini beralamat di Jalan Adi Sucipto No.47 Solo, kalau secara administratif sih masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.


Sesuai dengan namanya hotel ini menghadirkan nuansa Islami. Hal ini bisa dilihat dari arsitektur/desain hotelnya, seragam karyawan/pegawainya, dan fasilitas yang disediakan. Tapi hotel ini tidak membatasi untuk menerima tamu yang muslim saja, semua bisa menginap disini. 

FYI, Hotel Syariah Solo ini diklaim sebagai hotel bernuansa Islami dengan konsep syariah terbesar dan termewah di Solo. Dengan taraf bintang 4, para tamu akan dimanjakan dengan berbagai macam fasilitas yang ada. Di setiap kamar, sudah terdapat fasilitas utama seperti kamar mandi lengkap dengan peralatan mandi, shower dengan air dingin dan panas. Di kamar terdapatAC, TV layar datar dengan channel lengkap, kulkas, lemari penyimpanan, set meja rias, kursi dan meja, dua boto air mineral per hari, kopi teh gula dan alat rebus air, serta tempat tidur yang nyaman. 



Bangunan Hotel Syariah Solo ini memiliki lantai hingga 12 tingkat dengan jumlah kamar sebanyak 360-an unit berkonsep modern minimalis. Untuk fasilitas umum yang disediakan hotel, yaitu ruang pertemuan, lobi utama, 3 ballroom, hingga  restoran dengan makanan dan minuman yang telah bersertifikat halal dari MUI. Selain fasilitas tersebut, karena penginapan ini memiliki konsep Islami yang kental, jadi di setiap lantai ada mushola dan pada jam tertentu (waktu sholat), juga akan berkumandang adzan dari mushola-mushola hotel tersebut. 



Kita sampai hotel ini sudah agak malam, parkiran sudah lumayan penuh, tapi alhamdulilah masih dapat, untuk proses check in nya cepat banget, cuma menunjukkan KTP, dan tanda tangan di formulir, langsung deh bisa masuk kamar. Di kertas pembungkus kartu akses ke kamar terdapat ID dan Password yang bisa kita gunakan untuk memanfaatkan fasilitas Free Wifi. 

Kita dapat kamar di lantai 10, untuk kesana bisa naik tangga atau lift, tentu saja donk kita pilih naik lift. Lokasinya tidak jauh dari lobby, dan ada 4 lift yang semuanya bisa digunakan. Dari dalam lift ini baru aku tahu, meskipun hotel ini terdiri dari 12 lantai, ternyata tombol lantai 4 tidak ada yang artinya hotel ini hanya terdapat 11 lantai.  Agak kaget juga sih, kirain hotel ini tidak sama dengan hotel lain yang meniadakan lantai 4.


Semua lorong di hotel ini menggunakan alas karpet, sehingga terlihat lebih elegan. Untuk bagian dalam kamarnya terlihat bersih. Malam itu aku enggak sempet review langsung keseluruhan isi kamar, karena udah kecapekan, langsung mandi dan istirahat. 

Paginya, saat kubuka jendela kamar, aku langsung terkesima, view dari kamar ini pas banget ama sunrise, terlihat matahari terbit persis disebelah gunung, yang tentu saja itu Gunung Lawu, cakep banget pokoknya, sayang sekali kamera hp tidak bisa menangkap indahnya pemandangan ini secara maksimal. Pas kulihat ke bawah, ternyata parkiran sudah full dengan kendaraan, bener bener penuh, tidak ada ruang kosong, padahal parkirannya luas banget loh. 



Lanjut setelah mandi, kita pun turun ke lantai paling bawah menuju restorannya untuk sarapan. Di pintu restoran ada petugas yang menanyakan kita dari kamar nomor berapa, alhamdulilah meskipun kita bawa 2 anak, tidak dikenakan biaya tambahan untuk sarapan, karena kita pernah mengalami di salah satu hotel di Lombok, pas sarapan kita dikenakan biaya tambahan untuk sarapan karena membawa anak kecil.

Ada banyak pilihan menu sarapan, mulai dari menu ringan seperti kue kue basah, roti roti hingga menu berat seperti bubur, nasi goreng, nasi putih, mie goreng, soto, gado gado dll. Untuk minumannya pun ada air putih, jus buah, kopi dan teh. Lengkap abisss.


Untuk menu makanan berat yang disediakan pas sarapan tiap hari ganti variasi, namun untuk minuman, serta makanan ringan seperti kue, roti, serta jajajan pasar relatif sama saja setiap hari.

Overall kita sangat puas menginap tiga malam di hotel Syariah Solo ini, pelayanan bagus, bersih, menu sarapan enak, banyak pilihan dan bervariasi, parkiran luas, serta tidak jauh dari tempat wisata De Tjolomadoe dan Bandara Adi Sumarmo


***

Lokasi Hotel Syariah Solo

20 June 2022

Main di Alun Alun Karanganyar : Mengintip Pembangunan Masjid Agung Madaniyah Karanganyar


Sore itu sehabis jalan jalan dari Tawangmangu, pas perjalanan balik ke hotel di Solo, kita mampir sejenak ke Alun Alun Karanganyar. Istirahat sekaligus pengen menikmati suasana sore di Karanganyar, siapa tahu juga ada jajanan yang bisa kita coba.

Sekitar jam 4 lebih, kita sampai di alun alun, kondisinya lumayan ramai, mungkin karena lagi weekend ya, alhamdulilah masih dapat tempat parkir kendaraan. Pas turun, kita langsung disambut dengan suara musik keras dari sebuah tempat penjualan CD/DVD. Entah itu bajakan atau ori, yang jelas aku udah lama banget enggak lihat stand penjualan CD musik, padahal dulu sering banget berburu CD musik terbaru, heuheuheu, yang bajakan. Sekarang sih kalau denger musik pasti dari youtube atau spotify.



Di sebelah penjual CD ini ada area permainan, nah si kecil tertarik naik mobil mobilan listrik yang pake remote. Setelah pilih mobil pilihannya, dia naik dan remote nya dikendalikan oleh mas mas penjaga/pemilik usaha ini. Lumayan lama dia muter muter lapangan, mungkin udah puluhan lagu kita dengarkan dari stand penjualan CD di sebelah.

Setelah waktunya abis, kita pun ajak dia untuk jalan jalan ke area alun alun nya, sebenernya dia belum mau turun dari mobil, tapi akhirnya mau juga, meskipun dengan ekspresi muka yang terlihat kesal.


Banyak sekali penjual makanan dan minuman di sekitar sini, baik itu jajanan ringan maupun makanan berat, tapi belum ada yang menarik perhatianku dan anak anak, sehingga kita pun langsung jalan menuju alun alun.

Rumput di alun alun nya bagus, tertata rapi dan bersih, sehingga kita pun langsung duduk disitu, di rumputnya, sedangkan si kecil main lari lari kesana kemari, hingga akhirnya dia tertarik mainan gelembung sabun, kebetulan di sekitar sini banyak yang menjual permainan gelembung sabun. Aku pun jalan menuju salah satu penjual yang paling dekat dan membeli salah satunya. Tapi aku lupa berapa ya harganya.


Nah sejak itu, dia pun semakin kegirangan main gelembung sabun, suasana didukung oleh angin yang bertiup sepoi sepoi, jadi gelembungnya tidak langsung jatuh ke tanah, melainkan terbang tertiup angin.

Di arah barat terlihat crane crane berdiri dengan tegap, ternyata sedang ada pembangunan menara masjid di sebelah barat alun alun. Saking tingginya, pekerja yang berada di atas crane, terlihat sangat kecil, heuheuheu, ngeriii lihatnya.
 
Masjid Agung Karanganyar awalnya dibangun sekitar tahun ’80-an ini. Kemudian direnovasi besar-besar dengan memakai konsep yang menarik sejak tahun lalu yaitu dengan arsitektur ala Timur Tengah. Tempat ini digadang gadang akan menjadi ikon wisata religi yang baru di Bumi Intanpari.  Selain memiliki empat payung raksasa di luar gedung, Masjid Agung Karanganyar ini juga memiliki empat buah menara (tinggi 60 meter) di masing-masing sudutnya dan akan diganti nama menjadi "Masjid Agung Madaniyah Karanganyar". Mungkin saat postingan ini terbit, pembangunan masjid tersebut sudah selesai 100%.


16 June 2022

Nostalgia ke Pantai Glagah Indah Jogja


Dengan kehidupan masa kecilku yang berada di Purworejo, Pantai Glagah ini menjadi salah satu pantai yang sering dikunjungi dulu, selain Pantai Congot yang berada persis di sebelahnya, kayaknya sih dulu orang Purworejo kalau jalan jalan ke Pantai ya kalau enggak ke Congot ya Glagah, seingatku ya dulu tuh belum kenal dengan yang namanya Pantai Jatimalang Purworejo, yang kini menjadi pantai favorit warga dengan daya tarik utamanya kuliner seafood.

Setelah puluhan tahun, akhirnya aku bisa menginjakkan kaki lagi ke Pantai Glagah, lebih lengkapnya Pantai Glagah Indah. 


Beberapa ratus meter sebelum lokasi pantai ada gerbang masuk yang dijaga petugas, disitu para pengunjung ditarik tiket masuk, aku lupa bayar berapa ya, yang jelas cuma dewasa aja yang dihitung, anak anak enggak. 

Ada beberapa kantong parkir kendaraan, aku pilih lokasi yang paling dekat dengan spot pemecah ombak, dimana di spot itu banyak beton beton berbentuk tetrapod. Di lokasi parkir, kita ditarik lagi tiket parkir, harganya 10ribu untuk mobil, dibayar di awal.


Jalan masuk menuju pantainya tuh semacam pasar gitu ya, aku pangling banget deh, dulu banget waktu aku kecil kayaknya enggak serame ini penjualnya, heuheuheu, jadi di sepanjang jalan tuh kanan kiri penuh lapak pedangang, ada yang menjual baju (kaos celana), topi, pernak pernik, makanan, serta minuman, nah dari sekian banyak barang/makanan yang dijual, aku tertarik pada salah satu pedagang gorengan yang menyajikan berbagai macam gorengan yang masih fresh, alias anget anget, karena baru aja turun dari penggorengan, heuheuheu, kita langsung mlipir buat beli. Kemudian kita mencari tempat duduk untuk makan gorengan sembari minum. Ngaso dulu gaes, panas bangettt




Mungkin karena disini hawanya panas banget, di sekitar sini ada beberapa kolam renang air tawar lho, banyak anak anak yang main air di situ, tapi aku enggak tertarik sih, kayak kurang nyaman gitu, terlalu ramai.

Niat awal untuk main pasir di pantainya, akhirnya kuurungkan, karena kondisi cuaca yang sangat terik. Kalau anak anak sih enggak peduli ya, pasti seneng aja main main, tapi kita sebagai orang tua pastinya khawatir kalau kena panas yang terlampau terik gini. Jadinya kita cuma duduk duduk di tempat teduh sambil makan gorengan, ngelihatin orang lewat, serta menikmati pemandangan pantai glagah, dimana sesekali kita bisa melihat pesawat yang take off dari Bandara YIA. FYI, Pantai Glagah ini lokasinya dekat banget dengan bandara baru Jogja.



Setelah gorengan habis, kita lanjut jalan kaki sampai ujung, disinilah terdapat banyak banget tetrapod, ada yang masih berwarna putih cerah, ada pula yang sudah menghitam dan tertutupi biota laut, di beberapa spot ada juga pemancing yang dengan sabar menunggu umpannya disambar ikan.

Di sekitar sini kita foto foto dahulu, huaaaa panasnyaaa, salah sih kita datang ke pantai glagah di siang bolong, harusnya pagi atau sore pas menjelang sunset , heuheuheu, dibuat foto foto pun hasilnya kurang oke, karena cahaya terlalu berlebihan

Setelah puas foto foto, kita pun lanjut jalan kembali ke parkiran, yaa meskipun si kecil sedikit merengek karena enggak jadi main pasir. Nah pas balik ke parkiran, kita beli gorengan lagi donk, di tempat yang sama dengan yang tadi kita beli, enak enak enak, sumpah deh gorengannya enak banget lho. Mungkin karena lagi laper ya :)