29 May 2023

Ciblon di Taman Sidandang Purworejo | Seru Banget.....


Sore itu sebenernya kita enggak ada rencana sama sekali untuk jalan jalan ke Taman Sidandang. Awalnya kita cuma keluar untuk makan Bakso Campursari di dekat Taman Brengkelan Purworejo. Nah pas perjalanan pulang, aku tanya nih "Ini mau langsung pulang atau lanjut kemana?" Mereka pun kompak menjawab bahwa pengen muter muter atau jalan jalan dulu. Tapi pas kutanya mau jalan jalan kemana, mereka enggak bisa menjawab, alias "terserah" drivernya, heuheuheu.

Nah saat itu tiba tiba terlintas di pikiran tentang "Taman Sidandang" ini. Aku langsung saja arahkan kendaraan menuju kesana, kebetulan lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota, kita kira cuma 13 kilometer, dan bila ditempuh dengan kendaraan pribadi, hanya 30 menit saja, dengan kondisi jalan aspal halus namun setelah melewati daerah Brenggong, jalan menjadi lebih sempit, berkelok dan sedikit menanjak. Tapi tenang saja, masih aman kok dilewati mobil maupun motor.


Tempat parkirnya sekarang sudah lebih memadai, bisa menampung beberapa kendaraan roda 4, dulu saat pertama kali kesana, hanya bisa motor saja. Di sekitar parkir terdapat beberapa warung yang menjual makanan minuman, ada tempat bilas dan loket pembelian tiket. Untuk harga tiketnya per orang cuma 5 ribu rupiah saja, untuk parkir, tarifnya 2 ribu per motor dan 5 ribu per mobil.


Dari loket, kita akan melewati jalan setapak, dengan melewati beberapa bangunan penginapan/villa, musholla, gazebo di bawah rimbunnya pepohonan. Jalan ini lumayan licin saat basah, jadi harus hati hati. Gak sampai 5 menit jalan kaki, kita pun sampai juga di sungainya. Spot ini bernama area ciblon anak anak.

Alhamdulilah sore ini sungainya kecil, tenang dan jernih, bahkan kita bisa melihat ikan ikan kecil berenang renang di sungainya.


Anak anak pun dengan girang langsung nyemplung, main air, pasir, basah basahan, saat itu enggak mikirin sih nanti gimana pas pulangnya, heuheuheu. Untung saja aku pake celana dobel, jadi sebelum nyebur aku lepas celana panjang, dan memakai celana kolor saja untuk basah basahan.

Selain kita, ada juga beberapa keluarga lain yang sedang main air disini, semuanya membawa anak anak, karena memang anak anak suka banget main air di sungai seperti ini. Arusnya tenang, jernih, dangkal dan bersih. Wah kalau bawa seser/serokan ikan bisa nih main air sambil serok serok ikan.



Aku coba untuk jalan kaki sedikit ke arah atas dengan melewati batu batu yang lumayan licin, tidak dalam sih, cuman harus ekstra hati hati terpeleset, apalagi ini sambil bawa dua bocil, sedangkan emak dan tantenya hanya duduk duduk di tepian sambil foto foto, mereka enggak basah basahan karena enggak membawa baju ganti.

Di atas terdapat air terjun yang tidak tinggi, kita enggak sampai sana karena harus memanjat bebatuan yang cukup besar, kalau enggak bawa anak anak sih aku mungkin bakal coba naik, tapi karena takut meninggalkan mereka dan takut juga bawa mereka kesana, jadinya aku cuma foto foto aja dari  kejauhan.



Sebenernya kita bisa eksplore lebih jauh lagi ke arah bawah  dengan mengikuti jalur setapak yang sudah ada, namun karena ini sudah lumayan sore, akhirnya setelah puas main main air, aku pun mengajak anak anak untuk pulang, apalagi telapak tangan mereka udah keriput kedinginan.

Karena baju mereka basah, akhirnya pas perjalanan pulang mereka duduk di mobil di bagian belakang, dengan melipat kursi baris ketiga, kasihan juga sih tapi untungnya mereka happy happy aja, heuheuheuheu. Sedangkan aku berganti pakaian dan celana karena memang celana udah dobel dan ada kaos cadangan di dalam mobil.


***

Peta Lokasi Taman Sidandang Purworejo

22 May 2023

Kondangan ke Surabaya | Mencoba Jalur Tol Trans Jawa


Mungkin bisa dibilang kondangan kali ini adalah kondangan terjauh yang aku hadiri secara langsung. Dengan jarak lebih dari 400 kilometer dari Kebumen ke Surabaya, kita jabanin lewat jalur darat. 
 
Kita berangkat di pertengahan Februari 2023 kemarin. Karena jauh, kita pun memutuskan menginap semalam di Surabaya, untuk hotelnya udah aku booking beberapa hari sebelumnya, aku pilih hotel yang lokasinya tidak jauh dari venue kondangan. Tidak sulit untuk mencari hotel di Surabaya, karena pilihannya banyak, tinggal sesuaikan aja ama budgetnya.
 
Perjalanan darat kali ini tuh capeknya di awal, yaitu dari  Kebumen sampai ke gerbang Tol Colomadu (Boyolali), karena padat dan ada beberapa spot perbaikan jalan, jadi kerasa lama banget di jalan. Tapi setelah masuk jalan tol, wus wus wus, rasanya cepet banget sampe Surabaya.



Sekitar pukul 12.20 WIB, kita istirahat dahulu di Rest Area KM 519A Sragen. Rest Area ini cukup luas, parkirannya pun dipisah antara mobil kecil dengan mobil besar seperti Bus dan Truk. Fasilitasnya juga lengkap, ada minimarket, pusat UMKM, foodcourt dengan pilihan yang sangat banyak, toilet, masjid besar, dan SPBU.

Awalnya bingung sih mau makan apa dan di kedai yang mana, hingga akhirnya kita pilih menu yang aman saja, 3 nasi ayam, dan 1 soto untuk si kecil. Untuk minumnya tentu saja aku pesen segelas kopi hitam biar gak ngantuk di jalan nanti. Dari segi rasa sih standar ya, ayamnya enak gurih, dan sambalnya mantap. Cuma kalau dari segi harga, ternyata lumayan mahal juga ya, 4 makanan dan 4 minuman kita harus bayar 200 ribu rupiah. Heuheuheuheu

Setelah sekitar 1 jam lebih istirahat, kita pun lanjut perjalanan ke arah timur dengan terlebih dahulu membeli bensin di SPBU Rest Area.

Jujur ini adalah kali pertama aku lewat jalan tol dengan posisi sebagai driver. Awalnya agak tegang sih, karena kendaran-kendaraan disini pada kenceng kenceng semua, padahal ada plang batas kecepatan maksimal yaitu 100km/jam. Saat aku melaju di kecepatan maksimal itu, semua kendaraan pada mendahului, yang artinya aturan batas kecepatan tidak dipatuhi donk. Ya sudah aku ikut ikut aja deh, karena kecepatan 100km/jam tuh kok rasanya jadi pelan banget ya. Alhamdulilah lama kelamaan bisa adaptasi dan lebih tenang dalam mengemudi, lancar jaya sampai Surabaya.

Setelah sebelumnya nyasar karena salah ambil jalur pas keluar pintu tol di Surabaya, kita pun sampai hotel pukul 16.28 WIB. Hotel tempat kita menginap malam ini adalah Hotel Cleo yang beralamat di Jalan Raya Jemursari No. 157 Surabaya. Parkirannya outdoor dan lumayan luas untuk menampung kendaraan roda 4. 



Proses check in nya cepat dan ada deposit 100 ribu yang akan dikembalikan saat check out. Ruangan lobinya tidak luas dan menyatu dengan restorannya. Untuk kamar hotelnya nyaman dan bersih, standar city hotel lah, tidak ada keluhan untuk kamar ini, fasilitasnya sesuai dengan harga yang kita bayar. Untuk pemandangan dari kamar, pas banget sunset cuy, meski ada awan tebal tetep terlihat keren.

 

Malamnya kita langsung cuss kondangan di Gedung BK3S yang beralamat di Jalan Raya Tenggilis No.10 Surabaya, yang hanya berjarak 1,5 km dari hotel tempat kita menginap. Kita datang lumayan awal, jadi masih mudah untuk mendapatkan parkir. Kondisi cuaca saat itu gerimis romantis.

Kondangan malam hari ini tidak sekedar kondangan biasa, aku rela jauh jauh kemari karena sekalian reunian ama temen temen kantor dulu di Lombok. Seru sekaligus terharu sih, inget dulu kita sering traveling bareng keliling Lombok sampe bali dan sumbawa masih dalam status single, eh sekarang ketemu ketemu udah pada bawa anak masing masing, heuheuheu, kecuali teman kita yang lagi menikah ini, karena dia adalah lelaki terakhir di genk kita yang menikah. Alhamdulilah semua pada sehat sehat.


 
Sekitar pukul 21.30, setelah tamu pada bubar kita pun pamitan pada kedua mempelai untuk pulang. Dari tempat kondangan ini kita enggak mampir kemana mana lagi, melainkan langsung menuju hotel untuk istirahat, karena besok pagi harus lanjut balik lagi menyusuri Tol Trans Jawa ke arah barat.
 
Aku memang sengaja enggak pesen kamar hotel yang sekalian ama menu sarapan, jadi pagi pagi setelah check out, kita langsung cuss dari hotel menuju tempat sarapan. Karena udah kangen banget ama menu sarapannya McD, aku pilih resto cepat saji ini untuk sarapan. Ada beberapa pilihan gerai McD di Surabaya, tapi aku pilih yang ada di Rest Area saja biar sekalian masuk Tol, tepatnya di KM 726B yang masuk wilayah Gresik, Jawa Timur.

Ada beberapa gerai merek terkenal di sini, ada pula masjid besar, foodcourt, toilet dan SPBU. 



Anak anak pastinya juga seneng, karena dipesenin menu Happy Meals yang udah lama banget enggak bisa pesen karena di Kebumen enggak ada McD, heuheuheu. Padahal dulu pas di Kupang kita rutin beli Happy Meals pas ada mainan baru nya. Untuk kali ini hadiah mainan Happy Mealsnya adalah Seri Mario Bross. 





Kita lumayan lama disini karena tadi berangkatnya pagi, jadi bisa santai santai, sambil ngopi dan anak anak main main. McD disini nyaman banget, bersih, pelayanan bagus, dan suasananya tenang, mungkin karena masih pagi ya jadi sepi. Oia harganya pun standar, sama dengan gerai gerai McD yang lain, bahkan total harga makanannya lebih murah dari makanan di foodcourt saat kemarin kita berangkat.

Sebelum lanjut ke arah barat, aku mampir dulu ke SPBU nya buat isi bensin full. Ternyata di rest area ini metodenya self service, untung ada operator yang siap bantu untuk pengguna yang baru pertama kali seperti aku ini. Seru juga sih, jadi bisa merasakan dan bisa tahu bagaimana cara mengisi bensin sendiri.

Setelah bensin full dan perut kita kita juga full, kita pun lanjut balik ke Kebumen.

Overall Jalur Trans Jawa ini udah bagus, pemandangannya juga bagus di beberapa spot, bahkan ada pula bagian jalan yang bisa bernyanyi saat kita menginjaknya dengan ban yaitu di KM 616 jalan tol Ngawi-Kertosono-Kediri dengan suara nyanyian yang muncul berupa 2 nada lagu selamat ulang tahun
 
Mantap lah


15 May 2023

Madjo Coffee & Eat | Cafe Hits di Sempor Kebumen


Awal Maret 2023 ini aku nyoba buat nongkrong di sebuah cafe yang lumayan baru, namanya Madjo Coffee and Eat. Lokasi cafe ini yaitu di Jalan Sempor, Jatinegoro, Sempor, Kebumen. Pokoknya kalau kalian dari arah Gombong mau menuju Waduk Sempor, pasti bakal melewati cafe ini, strategis banget spotnya.

Tempat parkirnya lumayan sempit sih, paling cuman cukup untuk 4 mobil deh, kalau penuh pastinya harus parkir di tepian jalan raya, tapi kalau untuk motor, bisa lah menampung cukup banyak.

Seperti halnya kebanyakan cafe kekinian jaman sekarang, untuk pesen makanan dan bayar langsung di kasir saat kita datang, baru nanti makanan diantar ke meja sesuai nomor meja yang kita dapat.
 

 
Minuman dan makanan yang tersedia lumayan bervariasi dan dengan harga yang ramah di kantong, untuk minuman saja sebagian besar harganya masih di bawah 20 ribu rupiah. Saat membaca buku menunya, aku langsung tertarik dengan menu mocktail coffenya, karena di kota kecil gini masih jarang banget cafe yang menyediakan kopi dengan aliran mocktail. Ada tiga varian, dan yang aku pesan adalah Forest Fruit. Untuk makanannya aku pesen Mie Kuah aja.

Untuk tempat duduk yang tersedia ada beberapa spot, bisa indoor di dekat kasir, indoor di bagian lebih dalam, atau outdoor di halaman belakang cafe, persis di bawah tower seluler. Nah diantara area indoor dan outdoor terdapat toilet serta musholla.




Halaman belakang cafe ini ditata dengan sangat estetik dan rapi, bagian bawah terdiri dari batu kerikil dan dibuatkan jalan setapak menggunakan semen. Banyak ditaruh tanaman hias yang berwarna hijau, selaras dengan tembok bangunan cafe. Ada pula satu spot khusus untuk live musik, yang mungkin adanya di malam minggu ya.

Di pinggir sisi selatan dibuatkan meja sepanjang tembok, jadi semacam bar gitu dengan kursi yang agak tinggi, kalau pas sawahnya lagi hijau atau menguning pasti bagus banget viewnya, sayang sekali hari ini lagi kurang bagus karena habis panen.


Tidak lama menunggu, orderan kita pun datang satu per satu. Aku langsung coba minuman yang bikin aku penasaran, yaitu Forest Fruit. Disajikan dengan menggunakan gelas kaca bening, minuman ini terlihat berwarna coklat gelap dan ada buih di atasnya. Pas dicoba, hmmmm rasanya unik, kombinasi rasa asem manis seger dengan citarasa kopi yang kuat. Mungkin buat kalian yang belum pernah mencoba minuman mocktail akan merasa aneh, tapi setelah beberapa teguk, dijamin akan ketagihan deh.


Kalau emaknya anak anak seperti biasa pesen es kopi susu gula aren. Dari segi rasa sih enak, yaa standar lah ya. Kemudian mie kuahnya juga lumayan enak, aku sanggup menghabiskan satu porsi mie kuah itu dan langsung kenyang. Sedangkan anak anak pesen sphagetti dan ayam katsu. Ayam katsunya sebenernya enak, cuma disajikannya menggunakan kentang, jadi kurang kenyang, karena enggak ada nasinya, heuheuheu. 

Meski tidak penuh, sore ini pengunjung cafe Madjo lumayan rame, semuanya anak anak muda (kecuali kita yang udah bawa pasukan krucil). 

Bagian belakang cafe ini bisa dibilang sangat nyaman untuk nongkrong sore di cuaca yang cerah, buktinya para pengunjung pada betah duduk berlama lama disini hingga matahari terbenam.

Buat kalian yang lagi jalan jalan ke arah Gombong atau Sempor dan pengen nyari tempat nongkrong, Madjo Cafe ini bisa jadi salah satu pilihan tempat nya.




***

Peta Lokasi Madjo Cafe, Kebumen

8 May 2023

Dakara Kopi 2 Jogja - Rekomendasi Tempat Nongkrong di Condongcatur


Hari Sabtu di pertengahan Bulan Maret 2023 lalu aku mendapat undangan pernikahan kawan yang berlokasi di Wates, Kulonprogo. Setelah selesai kondangan, kita enggak langsung pulang Kebumen, melainkan sekalian ke Jogja, untuk silaturahmi bertemu keluarga di Jogja.

Kita pilih lokasi di cafe saja, biar fleksibel, dan enggak merepotkan orang sana. Pilih cafe di Jogja tuh sebenernya susah susah gampang. Gampang karena banyak pilihan, sekaligus juga susah menentukan, karena terlalu banyak pilihan, heuheuheu. Akhirnya aku pilih saja lokasi yang dekat dengan rumah mereka di Jogja, tepatnya di daerah Dero, Condongcatur, Jogja. Nama tempatnya adalah Dakara Kopi 2.




Lokasi parkirnya lumayan luas, dari jalan terlihat sangat eye catching karena bangunannya berwarna putih di tengah tengah sawah yang berwarna hijau. Kondisi cuaca saat sampai sana masih cerah meskipun terlihat awan mendung di arah timur.

Pilihan tempat duduknya banyak, bisa pilih meja kursi semi indoor, meja kursi outdoor, atau juga lesehan. Karena kita lumayan banyak, kita pilih yang meja kursi dekat kasir saja, dengan menggabungkan dua meja menjadi satu.

Untuk pemesanan makanan, kita langsung menuju ke kasirnya, order disitu dan langsung bayar, untuk pilihan pembayarannya bisa cash, kartu debit/kredit atau dengan Qris.




Siang ini cuacanya lumayan galau nih, pas sampai parkiran cerah, terus pas lagi pesen makanan di kasir, eh tiba tiba hujan deras, dan pas orderan makanan dianter ke meja kita eh tiba tiba cerah ceria lagi, heuheuheu. Tapi meskipun kondisi cuaca lagi gak menentu gini, lumayan juga pengunjungnya, datang dan pergi




Berhubung kita baru aja kondangan di Wates, dan perut belum lapar, kita pun pesen makanan yang tidak berat, kecuali si Sulung yang udah ngerasa lapar lagi, dan akhirnya pesan rice bowl. Untuk minumnya aku pesen es americano dengan gula sedikit. Wah gak nyangka es americanonya enak banget, kombinasi pait manisnya pas, dan es batunya juga enggak  kebanyakan, sampe sampe aku pesen segelas lagi loh, heuhuheuheu jadi habis dua gelas kopi dah.

Lumayan lama kita disini, pengunjung lain udah silih berganti datang dan pergi, kita kayaknya yang paling lama nongkrongnya nih. Siang yang cerah terasa sejuk karena tadi diguyur hujan deras, jadi bikin suasana makin nyaman



Sekitar pukul 16.00 WIB kita pun cabut dari cafe ini setelah perut kenyang dan puas ngobrol serta silaturahmi dengan keluarga di Jogja. Tak sampai disitu, ternyata kita dapat surprise yaitu satu besek Sate Rembiga Hj Sinnaseh yang legend itu, huhuhuhu aku udah kangen, lama banget enggak makan sate sapi paling enak di dunia ini, Mantaaaap. Sate ini dibawakan adik iparku yang kemarin baru pulang dari Lombok.


1 May 2023

Touring Kebumen Banjarnegara - Mampir di Kopi Kebul


Waktu itu di Hari Sabtu pagi, notifikasi whatssapku berbunyi, oh ternyata dari tetangga komplek perumahan yang ngajakin buat touring motor tipis tipis ke Banjarnegara. Woke, berhubung hari ini enggak ada jadwal kemana mana, aku pun mengiyakan.

Sekitar pukul 09.30 WIB kita ngumpul di pos satpam komplek, kirain bakal banyak yang ikutan, eh ternyata cuma 4 orang dengan 4 motor masing masing. Setelah memastikan tidak ada lagi yang ikut, kita pun berangkat ke arah utara menuju Banjarnegara. Rute yang kita tempuh adalah Kebumen - Alian - Krakal - Karangsambung - Pegedongan - Banjarnegara.

Pagi ini jalanan di depan komplek perumahan sangat ramai, lain dari pada biasanya, banyak banget bus ukuran kecil dan sedang yang lewat, yang mana mereka adalah rombongan para peziarah yang akan berziarah di Lemah Lanang, sebuah komplek kuburan tempat dimakamkannya Sayid Muhammad Ngisom Al Hasani atau Sayid Abdul Kahfi Awal, yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu dan salah satu penyebar agama Islam di Kebumen. 

***

Setelah melewati Karangsambung, jalur yang kita lewati lumayan menanjak tajam, namun untungnya sudah cor bagus, dan bisa dilewati kendaraan roda 4. Harap pastikan kendaraannya sehat kalau mau lewat jalur ini. 

Warung Dul Punuk

Mendekati perbatasan Kebumen - Banjarnegara, yaitu di daerah Giritirto, kita berhenti sejenak di sebuah warung bernama Warung Dul Punuk untuk ngopi, dan menikmati gorengan. Warung ini lokasinya sangat strategis, tempat parkirnya cukup menampung beberapa kendaraan roda 4. 

Berada di ketinggian, hawa di sini lumayan sejuk, pas banget buat istirahat sambil ngopi. Kopi yang disajikan pun kopi lokal daerah sini, namanya Kopi Gemplong. Cocok untuk dijadikan kopi tubruk, dengan ditambah gula sedikit, beuh mantap  banget kopinya. Untuk gorengannya ada pisang goreng, tempe goreng dan Juadah/Jadah (ketan) goreng.



Sekitar pukul 11.30 WIB kita pun cabut dari warung ini dan lanjut menyusuri Jalur Alternatif Kebumen - Banjarnegara. Memasuki wilayah Banjarnegara kondisi jalan relatif lebih bagus. Mantap lah

Pas banget memasuki waktu makan siang, kita sampai juga di sebuah tempat makan bernama Kopi Kebul. Resto ini berlokasi di Jl. Raya Kenteng - Madukara, Dusun IV, Kec. Madukara, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Tempat parkirnya lumayan luas untuk menampung beberapa kendaraan roda 2 maupun 4. Dari jalan, resto ini terlihat kecil, tapi ternyata bagian dalamnya luas banget lho.




Konsep yang diusung adalah Prasmanan dengan menu menu tradisional. Uniknya ada 4 jenis karbohidrat disini, yaitu tiwul, nasi merah, nasi jagung dan nasi putih biasa. Sebenernya aku sempet galau, pengen nyobain nasi jagungnya, tapi karena nyari aman, akhirnya aku pilih nasi putih aja. Ada banyak pilihan sayur dan lauknya. Setelah bolak balik karena bingung, akhirnya aku ambil sayur daun pepaya, ikan asin, ayam goreng, sambal dan sedikit kuah santan.
 



Untuk tempat duduknya kita pilih di bangunan utama tapi yang sisi belakang. Spot ini pas banget, bisa makan sambil menikmati pemandangan sawah yang sedang dipanen . Dari segi rasa, makanan yang aku ambil ini uenaaak lurr, bumbunya medok tapi gak berlebihan, pedesnya juga pas. 

Setelah selesai menyantap makan siang, aku coba jalan jalan ke arah belakang, ada jalan setapak menuju area paling belakang, dimana disitu terdapat tempat makan yang lesehan dan meja kursi, ada live music, toilet, juga musholla. Nah pas jalan balik ke kursi tempat makan, eh tiba tiba hujan, padahal beberapa beberapa menit sebelumnya cerah ceria lho. Beberapa petani yang tadi lagi panen pun langsung buru buru menutup padi yang udah dipanen menggunakan terpal.
 

 
Cukup lama kita nongkrong disini, karena hujannya awet, enggak deres sih, cuma gak abis abis airnya, heuheuheu, sampe sampe kita pesen minuman lagi lho. Dari tempat kita duduk ini, bisa lihat area/ruangan tempat pengambilan makanan, dari tadi tuh kuperhatikan ada aja lho pengunjung yang datang, enggak pernah kosong ruangan itu, meskipun hujan mengguyur.

Sekitar pukul 14.00 WIB, kita pun cabut dari tempat ini, enggak kerasa udah dua jam aja nongkrong di Kopi Kebul.

Enggak ada tujuan berikutnya sih, kita langsung balik lagi ke arah kebumen, tapi dengan melewati jalur berbeda, kali ini ke arah barat lagi, masuk melalui daerah Merden, Banjarnegara.
 
Kondisi cuaca saat sampai daerah Merden hujan, kita pun berhenti sebentar untuk memakai Jas Hujan, lalu lanjut lagi berkendara. Dari Merden, jalur mulai menanjak dan berliku liku, tapi untungnya relatif bagus aspalnya. Pemandangannya sangat sangat indah, bukit hijau di kanan kiri dan berkabut di beberapa titik. Setelah melewati tanjakan curam bernama Tanjakan Watuceleng, kita pun sampai di Puncak Bukit Desa Kalitengah, Banjarnegara. Kita berhenti sejenak, istirahat, menikmati pemandangan sambil melepas jas hujan, karena sampai sini sudah reda.




Setelah sampai di puncak ini, jalanan kembali menurun, memasuki wilayah kebumen, jalan yang kita lalui menjadi tak semulus tadi, tapi pemandangannya semakin indah sih, barisan sawah sawah berundak kita lalui, kulihat juga petunjuk arah menuju Bukit Tampomas, hingga akhirnya kita tembus daerah Karangsambung Kebumen lagi, yang mana sebelumnya kita harus melewati Jembatan Gantung yang lumayan horor, karena alas jembatan yang berupa lempengan besi bolong bolong di beberapa spot. Tapi alhamdulilah kita bisa melalui dengan lancar.


Dan alhamdulilah sekitar pukul 17.30 Wita kita sampai lagi di Kota Kebumen.... Sungguh touring tipis tipis yang mengesankan. Next bakal kita rencanain lagi bareng tetangga tetangga di komplek perumahan, heuheuheu.