Sementara para warga Lombok berbondong bondong menuju Pantai Senggigi, Batulayar, Duduk, Malimbu, Nipah, Ampenan untuk menghabiskan liburan tahun baru, kita lebih memilih untuk mlipir ke Pantai Mangsit.
Pantai Mangsit sudah sejak lama jadi pilihan kita untuk menyepi dari keramaian, mulai sejak pacaran, menikah, hamil, hingga sekarang sudah punya baby. Namun untuk kali ini, spot nya agak berbeda, ya meski masih di Pantai Mangsit, pagi ini aku sengaja nyari spot yang ombaknya bersahabat, teduh dan tentunya relatif tenang. Karena mau maen aer dan maen pasir bareng si kecil.
Lokasi persisnya di pojokan pantainya Puri Mas Resort. Untuk masuk ke sini, kita harus melewati pintu selebar 1 mobil yang ada di antara Sudamala dan Purimas Resort, sama seperti pintu masuk menuju Paradiso Cafe. Gak terlalu kelihatan memang, karena diantara dua resort tadi terbentang tembok yang menutup pemandangan pantai dari Jalan raya, yang hanya menyisakan satu pintu tersebut.
Oia, ada dua hal lagi yang membuat aku suka spot ini : masuknya gratis dan di sepanjang pantai ini banyak berseliweran bule bule, heuheuheu, serasa lagi di Gili, ya meskipun gak berpasir putih,
Sama seperti piknik hore sebelumnya di Pantai Nipah, kita bawa bekal lengkap dari rumah, mulai dari alas duduk, minuman, makanan, hingga cemilan, bedanya sekarang ditambah mainan untuk bermain pasir, rencananya sih mau bikin istana pasir, heuheuheu
Lucu banget sih anak ini, gegara udah lama gak nyentuh pasir, pas kakinya nyentuh pasir, eh dia kegelian, haha. Butuh waktu beberapa menit hingga akhirnya dia merasa nyaman dengan tekstur pasir, mulai sibuk membangun istana pasir nya sendiri (yaa meskipun cuma tumpukan pasir)
Lucu banget sih anak ini, gegara udah lama gak nyentuh pasir, pas kakinya nyentuh pasir, eh dia kegelian, haha. Butuh waktu beberapa menit hingga akhirnya dia merasa nyaman dengan tekstur pasir, mulai sibuk membangun istana pasir nya sendiri (yaa meskipun cuma tumpukan pasir)
Mungkin ada beberapa orang yang bilang "Eh masih kecil, jangan main pasir, kotor, nanti sakit" Heuheuheu itu tidak berlaku bagi kita, udah sejak kecil dia kuajak sentuh pasir, beberapa bulan lalu sih cuma sentuhin kulitnya aja, biar dia ngerasa ada tekstur baru. Tapi sekarang, berhubung udah bisa duduk sendiri, aku biarkan dia maen pasir, suka suka dia mau diapain, asal jangan sampai dimakan. Kita berperan menemani dan mengawasi.
By the way, ternyata main pasir itu enggak hanya menyenangkan bagi si kecil lho, setelah iseng iseng browsing di internet, permainan sensori ini sangat penting bagi perkembangan anak. Bermain pasir memberi peluang bagi anak untuk belajar konsep pengetahuan tentang basah dan kering serta isi, serta membantu anak mengembangkan tiga bidang perkembangan: (sumber ayahbunda.co.id)
1. Fisik
Memperkuat otot kecil ketika anak menyerok pasir dan menyendok air untuk membasahi pasir kering. Koordinasi mata–tangan, bekerja dengan alat dan menguatkan otot besar saat ia mengambil air menggunakan ember kecil.
2. Kognitif
Anak melihat perbedaan pasir basah dan pasir kering, menambah kosa kata tentang kering dan basah, kental dan encer. Anak melihat jumlah pasir yang sama, punya bentuk berbeda bila dimasukkan ke dalam tempat berbeda. Belajar sebab-akibat, apa yang terjadi bila pasir basah diberi pasir kering, ketika pasir basah ditambah air, ketika pasir basah dituang dari ember, dan sebagainya.
3. Sosial-emosi
Khusus untuk si 4 tahun (anakku belum), bermain pasir dan air memberi ide untuk bekerja bersama teman membangun menara pasir, dan istana pasir. Bermain pasir dapat menenangkan hati anak yang risau. Bermain pasir dapat menjadi sarana mengekspresikan perasaan dan pikiran.
Sementara si kecil lagi nyusu ke emaknya sambil lesehan beralas kain di tepi pantai. Aku merapat ke satu satunya warung tradisional di sini, yang bangunannya langsung berbatasan dengan tembok Puri Mas Resort untuk menghangatkan badan dengan segelas Kopi
x : "Bu Kopinya ada?"
y : "Mau kopi yang apa?"
x : "Wet Kofi aja bu"
Di warung inilah terjadi obrolan hangat dengan si Ibu pemilik warung. Beliau cerita mengenai dirinya, rumahnya dan anaknya yang jadi penjual mutiara keliling dari hotel ke hotel sepanjang Pantai Mangsit ini. Dari sini aku jadi tahu, kalau mutiara yang dijual eceran tersebut bukan mutiara asli lombok, tapi mutiara air tawar dari China, alias Impor, heuheuheu, tapi disebutnya "Mutiara Lombok"
Obrolan semakin lama semakin seru, seruputan kopi terasa semakin panas setelah mengetahui aku dari Jawa, beliau bilang kalau di sekitar sini (Dusun Mangsit) banyak perempuan bersuami orang jawa, tapi hanya sekitar 1 atau 2 tahun terus ditinggal pergi, entah kemana, heuheuheu *terharu*
lalu terjadilah #awkwardMoment yang membuat obrolan berakhir, dan aku pulang
segelas White Coffee |
Eh gw pernah tu kyknya dah 10 thn yl nginep di purimas
ReplyDeleteBtw anaknya lucu..ginuk2 montok
buset, 10 tahun lalu... udah ama bangeeet. Aku belum di Lombok, heuheuheu
Deleteiyes montok kaya bapaknyaa
Mesakne, istri-istri tanpa suami itu. Jangan-jangan itu para suami dah punya istri di Jawa? Ah mbuh lah... dolan pasir wae penak e...
ReplyDeleteheuheuheu, entahlah.. itu kisah para pengembara cinta dan para penebar benih...
DeleteAhh vitamin sea :D
ReplyDeletevitamin gratisan
DeleteJadibrengsek2 yaaa lelaki jawa itu, menikahi cuman 1 -2 tahun saja trus kabur hahahah
ReplyDeletehaha, kcuali aku...
DeleteSemoga kau benar2 cuman sekali hahaha
Deleteaamiin, doanya bagus bangeet.
Deleteheuheuheu
Dulu waktu awal-awal ke Lombok, semua yang segaris sama pantai Senggigi saya sebut Pantai Senggigi aja :D
ReplyDeleteBelakangan malah baru tahu kalau namanya Pantai Nipah dll
seperti halnya wisatawan yg baru pertama kali ke lombok, terus mention ke twitter, nyebutnya senggigi juga untuk pantai pantai yang segaris itu, heuheuheu
Delete