31 August 2019

Trip ke Fatumnasi (Part 1)

Meskipun jalan jalan kali ini enggak sampai bener bener ke Daerah Fatumnasi, tapi beberapa objek wisata yang aku kunjungi ini memang berada di jalur menuju ke Fatumnasi dan Gunung Mutis, dan memang sudah terkenal sebagai 1 kesatuan "Trip Fatumnasi"

Aku mulai tertarik dan penasaran dengan Fatumnasi sejak beberapa bulan lalu, saat Om Erix Soekamti (Vocalis Band Endank Soekamti) dan tim menjalankan misi Trip Salam Indonesia hingga ke Fatumnasi (lihat videonya disini) . Namun karena ada banyak halangan, akhirnya aku baru bisa menjalankan trip ini Bulan Agustus 2019.


LOKASI
FYI daerah Fatumnasi ini berlokasi di kaki Gunung Mutis, Kabupaten Timor Tengah Selatan, jaraknya sekitar 140 km dari Pusat Kota Kupang, Ibukota Prov NTT.

MENUJU FATUMNASI
Untuk menjalankan trip yang lumayan jauh ini, aku memanfaatkan libur Hari Sabtu dan Minggu dengan berangkat Hari Sabtu Pagi sekitar pukul 8. Aku pun sudah mempersiapkan segala perbekalan seperti minuman, cemilan dan makan siang yang memang rencananya sih mau piknik makan siang di salah satu bukit di sana.

Sekitar pukul 10.15 kita pun sampai juga di Kota Soe, tempat pemberhentian sementara untuk mengistirahatkan badan dan juga kendaraan. Dengan menggunakan Mobil Xenia, perjalanan Kupang - Soe tidak ada masalah, jalan udah aspal mulus namun mulai berkelak kelok dan menanjak semenjak memasuki sebuah daerah yagn bernama Camplong, dari situ kita dihajar oleh tanjakan yang tak henti henti plus kelokan yang aduhai. Oia, ada satu jembatan super panjang di daerah Batu Putih, namanya Jembatan Noelmina, nah jembatan ini sedang dalam perbaikan jadi semua kendaraan diarahkan ke bawah dan menyeberang melewati sungai dengan kondisi jalan yang berbatu batu


Di Soe kita cuma istirahat sebentar, aku berhenti di depan SMPN 3 Soe, di bawah pohon di sebelah penjual Cilok/Salome keliling. Sekalian aku istirahat, ngadem, sekalian ngemil Cilok dengan saus pedas, biar ilang ngantuknya.

Pukul 10.30 kita pun cabut dari Soe ke arah utara menuju Fatumnasi. Kita percayakan rutenya ke aplikasi Google Maps, nah untuk menghindari aplikasi itu error karena hilang sinyal, semalam aku udah download rutenya, jadi bisa dipakai offline saat sinyal internet tiba tiba hilang.

Kondisi jalan yang kita lalui sudah aspal namun sempit dengan pinggiran aspal yang gak rata, jadi pas sisipan dengan mobil lain dari arah depan, apalagi truk, kita harus berbagi jalan, satu sisi ban kendaraan terpaksa turun dari aspal dan menginjak tanah. 

Bunga Gamal

Sepanjang perjalanan ini banyak banget bunga warna pink, ada yang tumbuh liar, ada pula yang menjadi pagar. Cantik banget bunga nya, mirip bunga sakura dari kejauhan. Kita pun tertarik untuk mengambil setangkai guna sebagai aksesoris foto foto di atas nanti. Aku pikir enggak apa apa untuk mengambil setangkai karena pohonnya banyak bangeeeet. Nah saat kita kesulitan memetik bunganya karena batangnya keras dan mudah rontok bunga nya, seorang anak laki laki tiba tiba datang dengan membawa pisau, menyapa kita dan membantu memotong batang bunga nya, heuheuheu, baik banget yaaaaa, padahal kita enggak minta tolong lho, dan tadi pun kulihat di sekitar sini enggak ada orang lain. Dari anak itupun aku tahu bahwa bunga ini bernama Bunga Gamal. Aku pun mengucapkan terima kasih pada anak itu dan melanjutkan perjalanan ke atas.

Pukul 11.11 Wita, perjalanan kita terhenti di sebuah titik yang orang orang bilang Kilo 12 . Dinamain seperti itu karena lokasi ini berjarak 12 kilometer dari Kota Soe. Kendaraan kita parkir di tepi jalan, dan kita berjalan kaki ke bukit yang berada di sebelah kiri jalan. Dari atas bukit ini kita bisa melihat pemandangan cantik berupa lembah dan pegunungan di arah depan sana, saat ini sih warnanya hijau kecoklatan karena musim kemarau , semisal kita kesini pas musim penghujan pasti warnanya ijo ijo segeeeer. Oia disini matahari terik tapi anginnya sejuk, adeeeem.

Kilo 12

Setelah puas foto, perjalanan kita lanjutkan lagi ke atas dengan melewati Pasar Kapan, nah di titik ini perjalanan sempat tersendat karena banyak kendaraan yang parkir dan berhenti di jalan, kita harus sabar bergantian lewat dengan kendaraan lain.

Setelah lewat Pasar Kapan, kondisi jalan mulai mulus dan lebih lebar dibandingkan dengan aspal sebelum nya, tapi karena baru diperbaiki, jalanan aspal ini belum mulus bersih, masih banyak sisa sisa pasir lepas di atasnya, jadi harus hati hati, apalagi jalurnya makin ekstrim nanjak nya. 

Jalan Mulus ke Fatumnasi

Alhamdulilah ya, trip kita ke Fatumnasi tertunda hingga jadinya bulan agustus, setelah jalanan selesai diperbaiki, padahal awalnya aku pesimis lho, enggak menargetkan sampai semua objek kita datangi, pokoknya semampunya kendaraan dah, kalau  misalkan kondisi gak memungkinkan lewat ya aku sih harus iklas untuk putar balik, eh tapi beruntung, aku kesini pas kondisi jalan udah bagus. Jadi buat teman teman yang khawatir akan rusaknya jalan menuju Fatumnasi, sekarang enggak perlu khawatir lagi. Kayak aku kemarin, selalu diselimuti perasaan khawatir karena dari semua blog yang kubaca yang membahas perjalanan ke Fatumnasi, semuanya bilang kalau jalannya jelek, menanjak, kelak kelok dan berbatu.



Titik Kedua : Hutan Pinus
Setelah pemukiman penduduk sudah tidak terlihat lagi, kondisi kanan kiri jalan yang kita lalui menjadi hutan, yang kayaknya sih ini pohon pinus ya, atau bukan ya? haha, enggak ada tulisan namanya sih disini. Nah karena bagus, ijo ijo, banyak pohon, dan banyak sapi yang bebas mencari makan disni, aku pun menghentikan kendaraan, dan turun ke hutan ini buat foto foto, kulirik jam di HP menunjukkan pukul 11.50 WITA

Suasana hawa sejuk yang kurasakan di area hutan ini. Siang ini bukan kita saja yang asyik fotoan disini, sebelum kita sudah terlebih dahulu datang rombongan menggunakan mobil double gardan yang sepertinaya sih lagi foto prewedding ya, terlihat dari kostum, alat dan barang barang serta aksesoris yang dibawa.

Pemandangan disini mengingatkanku akan Hutan Pinus Mangunan di Jogja, mirip sih suasananya, bedanya disana sudah dikelola menjadi objek wisata resmi, sedangkan disini enggak. Tapi justru itu yang membuat spesial, disini masih alami tanpa adanya bangunan bangunan warung dll.

Banyaknya sapi yang berkeliaran di Hutan ini membuat kita yang explore hutan ini harus berhati hati dalam melangkah, jangan sampai kita menginjak kotoran sapi, apalagi yang masih hangat segar, heuheuheu.


Titik Ketiga : Pesona Alam Usapikolen
Sebelum aku menjalani trip ini, aku sering banget liat foto dengan backround seperti foto di atas ini, namun bedanya, kondisi jalannya yang masih tanah berbatu. Nah saat aku berkendara sampai ke titik ini, aku langsung menghentikannya, dan tentu saja fotoan juga donk disni.

Kemudian aku tertarik dengan bukit hijau di sebelah kananku berdiri ini, yang sangat fotogenik dengan adanya 1 pohon di lereng bukitnya, aku pun mencoba naik ke bukit itu untuk melihat pemandangan dari atas. Wohoooo ternyata pemandangan dari atas sini bagus banget, dan kondisi di bawah pohon yang aku sebut tadi tuh teduh dan nyaman banget, aku pun langsung memutuskan untuk menjadikan bukit ini sebagai spot makan siang, karena kebetulan juga ini pas pukul 12.50 WITA.


Langsung aku turun balik ke mobil dan mengangkut segala jenis makanan dan minuman yang sudah kita persiapkan dan bawa dari Kupang, serta tentu saja kain buat alas duduk ala ala piknik gitu.

Rupanya cukup menguras tenaga juga nih balik lagi ke atas bukit sambil menggendong bayi dan membawa tas berisi makanan, heuheuheu. Sesampainya di bawah pohon itu, kita langsung gelar alas duduk, dan makan siang. Huaaaaah, udah lapar banget cui.


Luar biasa suasana makan siang kita hari ini, meski dengan menu yang sederhana, jadi terasa luar biasa karena disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Selain ramai oleh truk truk yang lewat membawa material untuk pengerasan jalan, jalan yang kita lalui juga ramai dilewati anak anak yang baru pulang sekolah, sekali lagi mereka tuh ramah ramah banget lho, melihat kita lagi duduk di bawah pohon gini, mereka menyapa kita lho "Selamat Siang" gitu. Dan pas kulambaikan tangan, mereka pun membalas lambaian tangan juga.



Titik Keempat : Fatukolen
Perjalanan pun kita lanjutkan lagi dengan mengikuti jalan yang baru diperbaiki ini, hingga kita tiba di sebuah titik dengan hamparan rumput yang luas dan seonggok batu besar di tepi jalan. Tepat pukul 14.20 WITA kuparkirkan kendaraan di dekat batu itu.

Pas kita sampai sini, ada beberapa anak yang tiba tiba mendekat ke arah kita, kuhitung ada sekitar 3 atau 4 deh. Mereka pun dengan ramah menyapa kita, dan saat itu pula kutanya mengenai nama dari batuan besar di antara hamparan rumput hijau ini, kata mereka sih spot ini bernama Fatukolen.

Gak menyianyiakan waktu, kita pun langsung foto foto di dekat batu besar ini dimana di puncaknya terdapat 3 buah salib.




Spot Fatukolen tadi adalah titik terjauh yang kita lalui di trip ini, kita memutuskan enggak lanjut ke Fatumnasi karena kulihat alat alat berat sedang mengerjalan perbaikan jalan di jalur menuju Fatumnasi. FYI Fatukolen tadi itu secara administratif masih masuk wilayah Desa Tunua, Kecamatan Mollo Utara, belum masuk ke wilayah Kecamatan Fatumnasi.

Titik Kelima : Batu Marmer Tunua
Spot kelima ini sebenernya lokasinya ada sebelum Spot Piknik Makan siang tadi itu, bahkan dari bukit tadi itu kita bisa melihat spot wisata batu marmer ini. Nah karena jalan menuju kesana itu masih jalan tanah, jadi aku sempat ragu tadi untuk keluar dari jalan mulus dan masuk ke jalan tanah, jadi aku skip dulu.

Baru dah setelah mentok di Fatukolen dan balik puter haluan lagi, aku pun mengarahkan kendaraan ke Wisata Batu Marmer tersebut. Untuk meyakinkan diri, sebelum masuk ke jalur tanah tersebut aku bertanya dulu ke warga setempat yang kebetulan sedang beraktivitas dekat sini. Menurut info beliau sih mobil bisa kok sampai lokasi, nah baru dah aku yakin untuk membawa mobil ini sampai sana.


Kondisi jalan tanah ini sempit, dan pastinya bakal susah dilewat kalau pas musim hujan, terlihat dari bekas ban yang menjejak di jalan ini, sudah lumayan dalam. Untungnya siang ini cerah, jadi tanah pun keras dan ban mobil bisa menggigit jalan dengan kuat.

Tantangan gak berhenti disitu, ternyata masih ada percabangan lagi, dari pertigaan terakhir ini jalan berubah menjadi semakin sempit (cukup untuk 1 mobil saja), berbatu, dan menurun. Turunnya sih enak, tapi ini nanti pas naiknya pasi susah ini, heuheuheu, tapi aku yakin aja sih, karena dulu udah pernah lewat jalan yang lebih parah dari ini pas kita Trip ke Pantai Selatan Amarasi.


Sebelum benar benar sampai ke lokasi batu marmer nya, ada bongkahan besar batu marmer yang bertuliskan identitas spot ini, dimana lokasi ini dahulunya dikelola oleh PT Sumber Alam Marmer dengan luas 10.5 HA. FYI sebenernya ini bukan tempat wisata ya, melainkan pertambangan batu marmer yang sudah ditinggalkan oleh penambangnya, kabarnya sih karena ada penolakan dari warga setempat. Namun karena sudah terlanjur beroperasi, bukit batu marmer disini sudah dipotong potong dan siap diangkut, sisa sisa bongkahan batu marmer ini masih banyak tertinggal di sini dan sekarang malah menjadi spot cantik buat foto foto.




 (Bersambung ke Trip Fatumnasi Part 2)



  



25 August 2019

Makan Siang di Mezzanine Jogja

Siang itu, tanggal 10 Juni 2019, dari rumah kita udah merencanakan untuk makan siang di Warung Layar Sentuh, yang berlokasi di Jalan Palem Raya, Ngaglik Sleman. Tapi sayang sekali, pas sampai sana, ternyata warungnya tutup donk. Ya sudah akhirnya kita beralih ke tempat makan yang lain yang memang sudah ada dalam catatan kita.

Tempat makan yang berikutnya kita tuju adalah Mezzanine Eatery & Coffee yang berlokasi di Jalan Palagan, Ngaglik Sleman Jogja, enggak terlalu jauh dari Warung Layar Sentuh, cuma sekitar 3 km saja.


Parkiran depan Mezzanine tidak terlalu luas sih, untungnya ada lahan kosong di sebelah Mezzanine yang bisa dimanfaatkan untuk parkir kendaraan.

Dari depan, warung ini terlihat serba abu, dengan dinding yang didominasi oleh kaca bening dan hiasan dedaunan hijau. Dari luar sih kelihatannya adem ya di dalem, heuheuheu




Tapi ternyata kita salah gaes, dikarenakan banyak kaca bening, dan bahkan atapnya juga sebagian meloloskan cahaya matahari, suasana di dalam warung ini jadi panas gaes, panas matahari sepertinya terperangkap di dlam sini deh, karena serba terbuka, di dalam sini tidak menggunakan AC melainkan Kipas Angin saja. Kurang cocok nih buat makan siang, tapi kalau sore hari kayaknya cocok deh , udah adem, apalagi malam.

Tapi jujur, aku terkesima ama desainnya, dengan banyak kaca gini, bagian dalam warung jadi terang benderang, penuh cahaya ilahi, jadi woke buat fotoan, heuheuheu. Bahkan sampai ada pohon tinggi lho dalam nya.


Kita mengambil tempat duduk di bagian depan, lantai 1 di sebelah salah satu pohon tinggi, dekat dengan dapur, kasir dan stand ice cream. 

Sesaat setelah kita duduk, salah satu pelayan datang mendekat, dan menawarkan untuk duduk di dalam saja, tapi kita menolak dan tetap pengen duduk di sini saja. Kemudian pelayan tersebut menyerahkan buku menu.

Menu yang disajikan Mezzanine ini bisa dibilang lumayan lengkap ya, mulai dari masakan lokal seperti Rawon, Nasi Goreng, Sop Buntut, Sop Iga sampai ke Menu Luar seperti Pasta, Spaghetti, Burger, dan Salad. Sedangkan untuk minumannya ada kopi, teh, jus buah, softdrink bahkan sampai wine dan bir pun ada.




Sambil menunggu pesanan kita tiba, aku pun iseng jalan jalan ke lantai dua buat foto foto. Huaaa lantai duanya kosong melompong gaes, yaa wajar sih di sini hawanya lebih panas karena lebih dekat dengan atap yang terdiri dari sebagian seng dan sebagian atap transparan. Padahal bagus lho pemandangan di atas sini. Oia di lantai dua ini juga disediakan Musholla lho.



Pesenan makananku adalah Pasta, nah di buku menunya ada beberapa menu pasta yang bisa dipilih, seperti Creamy, Bolognese, Aglio Olio, dan Pescatore. Awalnya sih aku mau pesen yang Creamy, eh ternyata kosong, ya sudah akhirnya aku pesen yang Aglio Olio. Dan untuk jenis pastanya juga ada 3 jenis, yaitu Spaghetti, Fettucine, dan Penne. Main aman, aku sih pilih yang sphagetti aja. Dari Segi rasa, gak usah diragukan, sphageti seharga 42rb ini rasanya juara. Yang aku suka dari aglio olio ini kombinasi minyak dan bawangnya itu lho, gurih banget

Nah, istriku pesennya Half Roasted Baby Chicken, dengan bahasa mudahnya Setengah Daging Anak Ayam yang dibakar, heuheuheu. Penyajiannya menggunakan Saus Lada Hitam, Beberapa potong brokoli, wortel, jagung dan Potato Wedges.  Daging ayamnya lembut banget, kematangannya pas, enggak overcook. Potongan sayuran nya masih seger, masih kriuk kriuk saat dikunyah. Dijamin super kenyang setelah ngabisin seporsi menu seharga 59ribu ini.


Untuk minumannya aku pesen seperti yang ada di foto di atas, sayangnya aku lupa namanya, haha. Yang jelas isinya tuh green tea dlm bentuk es batu kotak kotak dan disajikan dengan susu full cream yang terpisah. Huaaaa enak, segerrr, manisnya pas enggak bikin eneg.

Sehabis makan, kita enggak langsung pulang donk. Aku jalan jalan lagi masuk ke Mezzanine bagian dalam yang lantai 1. Di bagian ini lumayan ramai , yang sebagian besar adalah group keluarga gitu. Hawa disini enggak terlalu panas, karena ada beberapa kipas angin. 



Untuk pembayarannya bisa cash, debit, kredit dan pakai Gopay, nah berhubung lagi ada promo kalao bayar pakai gopay, aku jadinya isi gopay dulu donk, heuheuheu dan bayar pakai gopay. Lumayan dapet diskon.

Nah buat kalian yang mau kesini juga, bisa lihat petanya di bawah ini :


19 August 2019

Foto Foto di Ice Cream World Jogja


Pas diajakin istri ke Ice Cream World Jogja, awalnya tuh aku kirain itu adalah tempat jualan es krim dari berbagai negara gitu, lha namanya aja ada kata kata "world" nya, heuheuheu. Eh tapi ternyata bukan, tempat itu adalah sebuah wahana tempat foto foto, seperti halnya rumah rumah terbalik gitu, tapi kalao yang ini fokus ke suasana atau pernak pernik es krim dan kerabatnya sebagai objek dan background foto.

Lokasinya berada di Jalan Raya Solo - Jogja, enggak jauh dari Bandara Adi Sucipto , sebuah bandara lama yang sebentar lagi bakal pindah ke daerah Wates, Kulonprogo, Jogja. Nasibnya sama seperti Bandara Selaparang di Kota Mataram, Lombok. Sekarang pindah ke Praya yang lumayan jauh dari Pusat Kota.

Pagi itu, setelah sarapan di Hotel tempat kita menginap, yaitu Omah Njonja di daerah Condongcatur, kita langsung meluncur ke lokasi. Dikarenakan ini adalah hari kerja, jalanan yang kita lalui enggak terlalu padat, lumayan lancar lah sampai ke lokasi.


Parkiran Ice Cream World lumayan luas untuk menampung beberapa mobil, lokasi parkiran ini berbagi tempat dengan warung makan di sebelahnya, jadi misalkan parkiran terlihat rame, belum tentu itu orang orang pada di dalam Ice Cream World Jogja ya, bisa jadi lagi makan di warung makan sebelahnya.


Pas kita masuk ruangannya, huaaaaa isinya serba pink pink donk, ini buat ciwi ciwi yang suka banget ama warna pink, pasti bakal heboh pas masuk sini. Di arah kanan kulihat rak sandal/sepatu, sedangkan di kanan dalam terlihat showcase berisi es krim berbagai macam rasa, di tengah terdapat pintu masuk ke area foto foto nya, sedangkan di arah kiri terdapat tempat pembelian tiket masuk, dengan beberapa meja kursi di sekitar sini.

Untuk tiket masuknya dibagi menjadi dua, anak anak dan dewasa, yang bisa juga dipaket dengan es krim. Rinciannya begini :
1. Anak Anak : 20 ribu
2. Anak Anak + Es krim : 40 ribu
3. Dewasa : 40 ribu
4. Dewasa + Es Krim : 60 ribu

Oia, sebelum masuk ke ruangan ruangan , kita harus melepas alas kaki terlebih dahulu dan meletakkannya di rak yang telah disediakan, yang bisa kita ambil lagi saat sudah keluar dari ruangan ruangan foto.


Ruangan pertama, kita langsung disuguhkan sebuah cone raksasa dengan es krim warna warni di atasnya, sedangkan di sampingnya terdapat cake. Next, di kamar sebelah terdapat sekotak coklat kitkat yang coklatnya udah tergeletak di lantai, heuheuheu, dengan sedikit hiasan bunga matahari. Sebenernya biasa aja sih, tapi ya masa gak foto foto?


Nah ruangan berikutnya baru seru nih, ada kolam bola berwarna putih dan biru muda , di dindingnya terdapat tulisan Pool Time, diantara bola bola tersebut terdapat beberapa boneka, dan di salah satu sudut tersedia semacam rambut palsu warna warni untuk aksesoris foto foto. Di bawah tulisan Pool Time terdapat semacam papan kayu , yang ceritanya seperti papan loncat di kolam renang gitu loh. Di atas sini terdapat AC yang berhembus kencang, jadi rasanya dingin banget pas di kolam bola ini.

Kemudian untuk ruangan ruangan berikutnya, ini nih foto foto nya :





 Lha, gitu doank?

Yuhuuu, emang segitu doang ruangannya, menurutku sih dikit banget, jadi rasanya kemahalan untuk tiket masuknya.

Nah sehabis keluar dari ruangan terakhir, kita akan kembali ke ruangan pink yang kita masuki di awal tadi. Karena si kecil tiketnya dipaketin ama es krim, jadinya pas keluar ruangan, kita mendapat es krim, yang rasa nya bisa kita pilih sendiri.


Rasa es kirm nya? Huaaaa untungnya enak, segerrrr. Para pengunjung bisa membawa pulang es krim ini, ataupun bisa juga makan di kursi yang telah disediakan.

Nah gimana? Tertarik? Ini nih peta lokasi Ice Cream World di Jogja :

.


13 August 2019

Jiwans Garden : Kebun Bunga Matahari di Oesao Kupang


Sehabis kita sarapan di CFD Jalan El Tari Kupang (11/08/2019), sekitar pukul 08.15 WITA kita langsung cuss menuju Kabupaten Kupang, tepatnya di daerah Oesao.

Tujuan kita ke Oesao pagi pagi adalah untuk foto foto di sebuah kebun bunga matahari yang belum lama ini resmi dibuka, yaitu pada tanggal 31 Juli 2019, dimana saat pembukaannya kemarin diresmikan secara langsung oleh Wakil Bupati Kabupaten Kupang (Jerry Manafe) dan dihadiri pula oleh Gubernur NTT, Victor B Laiskodat.


Kebun Bunga Matahari ini oleh pemiliknya diberi nama Jiwans Garden. Akses menuju tempat ini sangatlah mudah, kita tinggal mengarahkan kendaraan ke arah Pasar Oesao, dan di pertigaan Pasar Oesao kita belok ke arah kanan (Selatan), lanjut ikutin aja jalan itu sampai menemukan plang besar Jiwans Garden. Enggak jauh kok dari kota kupang, enggak nyampai sejam perjalanannya, bisa menggunakan motor atau mobil.

Untuk masuk ke area kebun bunga matahari, kita harus membayar tiket masuk sebesar 10ribu rupiah per orang. Nah dari jalan utama, jalan masuk menuju kebun bunga ini masih berupa jalan tanah sepanjang kira kira 200 meter yang cukup untuk 1 mobil dan ada 1 titik yang jalannya menurun agak curam, jadi harus hati hati ya. Saranku sih ke sini pas pagi atau sore hari ya biar gak panas, dan fotonya lebih bagus.


Jam 9 pagi sampai sini ternyata udah terlalu terik ya, sinar mataharinya kuat banget jadi sedikit over pas di foto, masih kurang pagi nih. Kalau misal mau datang sore lebih bagus lagi, setelah jam 4 gitu, tapi ya dijamin bakal rame banget sih.

Sepi..... Itu yang kurasakan saat sampai di kebun bunga matahari ini, hanya ada beberapa motor dan 1 orang tua yang duduk di bangku di bawah pohon di dekat sebuah bangunan yang tertutup terpal warna biru, sepeetinya sih bangunan itu tempat peternakan ayam, dan kulihat di dekat sini ada dua bangunan seperti itu yang sama bantuknya.


Kuparkirkan kendaraan di bawah pohon, untungnya belum banyak kendaraan lain, jadinya aku bisa pilih tempat parkir yang aku suka, yang paling nyaman dan aman.

Kebun bunga seluas setengah hektar ini ternyata pohon bunga mataharinya tinggi tinggi banget, lebih tinggi dari tinggi badanku, heuheuheu, berbeda banget ama kebun bunga matahari yang pernah aku kunjungi sebelumnya di daerah lain. 


Karena saking tingginya itu , di beberapa titik di dalam kebun ini dibuat semacam kayu pijakan/tangga, dimana kalau kita naik kesitu, badan kita akan lebih tinggi daripada pohon bunga matahari.

Kulangkahkan kaki mengelilingi kebun bunga ini, dan kulihat sih bunga bunga disini sudah dalam masa menuju layu, mungkin seminggu lagi bunga bunga ini akan kering deh. Tapi untungnya di sisi lain kebun ini masih ada banyak pohon bunga matahari yang belum berbunga, dan ada pula yang baru aja berbunga, jadi bisa dipastikan nanti enggak bakal kering semua dengan bebarengan masih ada cadangan.


Di bagian tengah kebun bunga ini terdapat satu bangunan dari bambu untuk beristirahat, semacam gazebo/lopo. Namun sayangnya aku enggak melihat warung ya, coba ada warung kopi di deket sini, pasti asyik nih. Aku jadi membayangkan asyiknya ngopi sambil makan mie instan rebus dengan ditemani cantiknya bunga bunga matahari, heuheuheu.

Enggak lama aku disni, karena udah terlalu terik, kasihan anak anak kepanasan. Setelah puas foto foto, kita pun langsung cabut dari kebun bunga matahari ini.


Semoga kebun bunga ini tetep terjaga ya, dan karena siklus mekar bunga matahari ini cukup singkat, semoga tetap ditanam terus ya ama pengelolanya, semoga tetep bersih, semoga tetep ramai, dan semoga nanti ditanam bunga lain selain bunga matahari, biar makin cakep kebun nya.

Nah buat kalian yang pengen kesini juga, gampang banget kok rutenya, untuk acuan silakan lihat peta di bawah ini :



.