Sore itu (21 Juli 2019), sebenernya kita enggak ada rencana mau sunset-an ke pantai, tapi cuma mau malem mingguan jalan jalan sambil beli beberapa jajan + cemilan di Transmart Kupang. Tapi pas perjalanan dari rumah ke Transmart, sekitar jam setengah lima sore, cuaca tuh lagi cerah banget, langit pun bersih, minim awan, dan matahari di arah barat sana tuh seakan memanggil manggil dan bilang "lihat aku pas terbenam dooonk, ya ya ya" gitu, haha.
Ya sudah, akhirnya kuarahkan kendaraan ke pantai terdekat, dimana pilihannya jatuh ke Pantai di sekitar Jalan Timor Raya, Kupang, tepatnya persis di samping Hotel Sotis.
Nah di sebelah Hotel Sotis ini ada sebidang tanah kosong yang kalau sore hari menjadi salah satu pilihan untuk menikmati sunset oleh warga kupang. Semoga aja ini tanah tetep kosong ya, enggak dibangun ruko, resto, hotel atau yang lain.
Di bagian pintu masuknya dijaga oleh dua orang, dan ternyata ada tiket masuknya nih, dengan harga yang murah, yaitu 3 ribu saja untuk kendaraan roda 4.
Tanah kosong disini lumayan luas sih, bisa muat puluhan mobil dan bahkan bus besar pun dijamin muat masuk sini.
Di dekat ujung kanan tanah kosong ini ada tulisan "PASIR PANJANG" dari kayu, yang mana kata tersebut adalah nama dari pantai ini.
Setelah memarkirkan kendaraan, aku enggak langsung ke pantainya, tapi justru merapat ke penjual salome, heuheuheu, memang salome ini selalu sukses bikin ngileeer. Aku beli 5 ribu aja, dibungkus plastik dengan dipakein saus kacang pedas plus kecap dikit, tanpa kuah karena aku lebih suka yang kering gini, lebih greget pedes bumbu kacang nya. Aku bawa salome ini ke tepi pantai, untuk dinikmati sambil duduk duduk di pasirnya.
By the way sore ini lumayan ramai, ada yang pacaran, ada yang duduk duduk sambil nge-gibah, ada yang foto foto buat konten instagram, ada pula yang makan salome sambil nge-gandeng anaknya, seperti aku ini.
Di Pantai Pasir Panjang ini pasirnya berwarna putih agak coklat, dan sore ini dalam kondisi yang surut banget, garis pantai ada jauh di depan sana, meninggalkan warna hijau dari tumbuhan semacam lumut yang tumbuh di atas batuan. Kondisi air laut yang surut ini dimanfaatkan beberapa pemilik perahu untuk memperbaiki bagian bawah kapalnya, terlihat mereka sedang memukul mukul bagian bawah, entah apa yang diperbaiki.
Sedangkan di arah kanan terdengar keras musik ajep ajep yang bisa dipastikan itu berasal dari Hotel Sotis atau Beer & Barrel yang merupakan restoran yang masih bagian dari hotel tersebut. Sekarang pantai di bagian belakang Beer & Barrel dipasangin/ditaruhin beberapa kursi kayu putih dan beanbag warna warni serta dihiasi lampu minyak yang bakal dinyalain pas udah gelap
Kita enggak lama disni, kira kira cuma setengah jam aja, setelah matahari bener bener terbenam dan hari mulai gelap, kita pun cabut dari pantai pasir panjang ini. Aku lihat sing orang orang yang lain masih pada betah di sini ya, heuheuheu, mungkin pada sampai malam kali ya.
Next time, kita bakal kesini lagi nih kayaknya, mau cobain pas pagi hari, sepertinya sih bakal adem, karena matahari dari arah sebaliknya yang harusnya sih ketutupan bangunan hotel sotis.
Buat kalian yang tertarik kesini juga, nih peta lokasi nya :
Itu banyak juga yang menikmati sore di sana, mas.
ReplyDeleteBawaannya duduk di bean bag dan menyesap minuman pasti menyenangkan hahhahaha
lumayan rame, karena lokasinya di pusat kota.. klo lagi pengen sunsetan tapi males jauh jauh, ya ke pantai ini aja dah, heuheuheu
DeleteGak nyangka ada pantai dgn sunsetnya yang keren banget dsana... jd mupeng :)
ReplyDeleteberuntung lagi cerah
Deleteasyik banget sunsetan di pantai pasir panjang, semoga tahun 2020 ini saya bisa menjejakkan kaki di pasir itu sambil bermain dengan riakan ombaknyaaa :)
ReplyDeleteaamiin, semoga di tahun 2020 bisa
Delete