Di Hari Sabtu kemarin tanggal 20 Agustus 2022 aku udah merencanakan untuk jalan jalan ke Jogja, yaitu untuk wisata kuliner di Pasar Kangen. Buat kalian yang anak Jogja mungkin sudah familiar dengan pasar ini ya, karena memang sebenernya ini adalah event tahunan yang kebetulan sejak 2 tahun lalu absen gara gara pandemi corona, dan di tahun 2022 ini mulai digelar lagi.
Kali ini digelar mulai tanggal 18 - 27 Agustus 2022 dengan bertempat di area Taman Budaya Jogja, atau tepatnya di belakang Taman Pintar dan mengusung tema ‘Kumandhange Pasar – Ora Cucul Ora Ngebul'.
Kumandhange Pasar merupakan Kedaulatan pangan, kemandirian pangan,
ketahanan pangan melalui revitalisasi-reaktualisasi pangan –
mengenalkan, memproduksi, mengkonsumsi berbagai jenis pangan yang pernah
ada dan dimiliki bangsa ini.
Ora Cucul Ora Ngebul merupakan semangat baru pasca pandemi dalam
kehidupan, - Yang tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan apa-apa.
Buat yang belum tahu, Acara tahunan ini sudah dimulai sejak tahun 2007 lho. Ide awal gagasan ini dicetuskan oleh beberapa seniman perupa, pertunjukan dan aktivis kebudayaan di Jogja yang difasilitasi oleh Taman Budaya Jogja pasca gempa bumi yang melanda Jogja tahun 2006 sebagai konsep pemberdayaan masyarakat untuk bangkit kembali dalam pasca gempa, atau Trauma Healing.
Saat ini Pasar Kangen sudah berusia 16 tahun, dan tahun ini Pasar kangen memasuki yang ke 14.
Acara dalam Pasar Kangen ini menampilkan beraneka ragam jajanan khas yang unik dan langka yang pernah ada di Jogja dan daerah lain, serta menampilkan, menjajakan barang-barang lawas/jadul serta mainan tempo doeloe, selain itu juga ada banyak workshop yang setiap harinya beda kegiatan.
Tahun 2022 ini jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 1300-an, dan yang masuk dalam kurasi
atau peserta Pasar kangen tahun ini hanya berjumlah 277 peserta, terdiri 170
peserta kuliner, dan 77 peserta penjual barang-barang lawas, kerajinan dan
komunitas seni yang akan menampilkan aktifitas workshop keseniannya.
Peserta telah dipilih melalui kurasi yang berdasarkan atas
kriteria Pasar Kangen, adalah jenis kuliner berbasis lokal, dan juga
kreatifitas pengolahan pangan berbasis bahan lokal. Dan yang paling keren adalah Peserta tidak dipungut biaya penyewaan stand, karena Pasar Kangen dibiayai oleh Dana Keistimewaan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa
Yogyakarta melalui Taman Budaya Yogyakarta.
Aku sampai di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB, masalah yang pertama kutemui sebelum sampai lokasi adalah tempat parkir, heuheuheu. Aku khan enggak tahu ya kondisi di lapangan seperti apa, aku langsung aja berkendara menuju ke arah taman budaya dan rencana parkir di Jalan Sriwedari, eh ternyata jalannya ditutup untuk mobil , karena sepanjang jalan itu udah full ama sepeda motor. Ya sudah akhirnya aku putar balik dan parkir di Parkiran Senopati, atau tepatnya di seberang jalan Taman Pintar, alhamdulilah masih dapat tempat parkir. Dari tempat parkir kita tinggal jalan kaki aja ke arah Taman Budaya.
Masuk ke area Pasar Kangen gratis, alias tidak ada tiket masuk, bayar kalau pas mau beli jajanan atau barang barang jadul disitu. Saranku sih, kalian kalau mau kesini siapin uang cash ya buat belanja belanja, yang banyak kalau bisa, karena takutnya kalap, heuheuheu. Beneran deh, pas sampe sini tuh pengennya semua dibeli, kayaknya enak enak. Banyak jajanan yang jarang banget kita temui.
Selain jajanan, di sekeliling teras Taman Budaya ada penjual barang barang lawas alias jadul, seperti mainan anak, perangko, uang kuno (kertas dan koin), kaset lagu lagu jadul, poster, stiker, kerajinan, dan lain lain, banyak bangeeeeet. Kalau aku sih beli stiker jadul, kalau kalian kelahiran 80'an pasti tahu stiker ini. Dan untuk anakku aku beliin lembaran bergambar wayang wayang, karena kebetulan di sekolahnya sedang mempelajari wayang untuk pelajaran bahasa jawa.
Untuk di bagian dalam Taman Budaya ada pameran lukisan wajah wajah yang sebagian besar kita kenal, kebanyakan sih tokoh tokoh seni, baik itu lokal maupun nasional. Untuk masuk ke area ini pun gratis, pintu mulai dibuka pukul 15.00 sampai selesai.
Pas lumayan capek keliling muterin pasar kangen, kita nemu spot melukis gerabah, huhuhu, dan pas kita tawarkan ke anak anak,eh mereka mau. Ya sudah kita nongkrong dulu di sini, duduk selonjorin kaki sembari menemani anak melukis di gerabah. Ada tiga jenis gerabah yang bisa dipilih, dibedakan berdasarkan ukuran, yang kecil harganya 10 ribu, yang medium 20 ribu dan yang besar 25 ribu. Harga itu udah termasuk cat air dan kuas nya, nanti kalau udah selesai melukis, gerabahnya bisa dibawa pulang.
Makin sore ternyata semakin rame, tadi pas datang masih lumayan lengang, jalan kaki masih bisa santai, sekarang sekitar jam setengah 6 sore jalan udah gak bisa santai, karena penuh sesak dan pasti senggolan kanan kiri depan belakang, heuheuheu. Ya sudah akhirnya pas menjelang maghrib kita pulang.
Sebenernya belum puas sih, pengen hunting kuliner lagi, karena ada beberapa spot yang belum sempat kita datangi.
Emang Yogya itu selalu ngangenin mas broo
ReplyDelete