6 March 2023

Keliling Gamplong Studio Alam Jogja | Tempat Syuting Film-Film Terkenal


Studio Gamplong di Moyudan, Sleman, Jogja ini sebenernya sudah agak lama, dari dulu aku pengen banget mampir sini, namun baru di pertengahan 2022 akhirnya kesampean. Menurut info yang aku baca, Gamplong Studio Alam ini setelah dipakai syuting untuk film yang pertama yaitu Sultan Agung, kemudian dihibahkan kepada pemerintah daerah setempat (tahun 2017). 

Segala pernak-pernik barang yang ada di set film tersebut dikelola dan akhirnya jadi tempat wisata yang bisa dikunjungi wisatawan. Itulah sebabnya saat ini Gamplong Studio bisa diakses bebas oleh para pengunjung. Sudah ada beberapa film yang beberapa adegannya mengambil lokasi di Gamplong Studio ini, yaitu
  • Bumi Manusia
  • Sultan Agung: The Untold Love Story
  • Habibie & Ainun 3
  • Gatotkaca
  • Abracadabra
  • Doremi & U
  • 2 Ulama
  • dan lain lain termasuk beberapa video klip dan iklan
Datang kesana pas weekend ternyata rame juga ya, bukan hanya kendaraan pribadi, tapi bus bus besar pun ada beberapa terparkir di tempat parkir, untungnya sih lumayan luas tempat parkirnya. Untuk tiket parkirnya 5 ribu rupiah saja per mobil.


Untuk masuk ke area studio, secara resminya tidak ada tiket masuk, cuma ada kotak yang bisa kita isi seikhlasnya, sedangkan untuk beberapa spot syuting harus membeli tiket masuk agar bisa masuk ke dalam rumahnya. Saat itu sih ada 3 spot yang berbayar yaitu Rumah Annelies, Rumah Habibie Ainun, dan Rumah Antique. Oia kalau mau naik kereta juga harus beli tiket dahulu di depan.

Spot pertama yang kita datangi adalah Rumah Annelies. Rumah ini adalah set yang dipakai untuk syuting Film Bumi Manusia. Berbentuk layaknya rumah beneran 2 lantai dengan bahan kayu, rumah ini sangat cantik baik dari luar maupun sampai dalam, sangat detail, mulai dari furniturenya sampai hiasan hiasan di dindingnya







Dari sini kita lanjut jalan kaki lebih ke dalam dengan menyeberangi semacam sungai buatan yang sebenernya bukan sungai (karena buntu), kita sebut saja kolam ya, heuheuheu karena disini banyak ikan. Nah di spot ini dijual pakan ikan juga lho tapi tidak ada yang menjaga, harganya 2 ribu dan ada kotak uangnya, jadi kalau mau beli ya tinggal ambil dan masukkan uang di kotak tersebut, seperti layaknya warung kejujuran.






Sembari memberi makan ikan, disini pengunjung juga bisa menikmati pemandangan hilir mudik kereta wisata yang bolak balik membawa penumpang, siang itu selalu penuh lho. Kita memang sengaja enggak membeli tiket kereta itu karena kurang tertarik.

Di deket sini ada toilet, jadi kalau pengunjung kebelet pipis tidak perlu khawatir nyari tempat pipis, apalagi punya pikiran untuk pipis di kolam ikan, heuheuheu

Lanjut lagi masuk lebih dalam, vibesnya serasa lagi ada di tengah kota jaman dulu, lengkap dengan rel trem di tengahnya. Selain set syuting film, beberapa spot bangunan lama juga dimanfaatkan menjadi warung yang menjual berbagai makanan, minuman dan jajanan jadul.






Spot berbayar kedua yang kita kunjungi adalah Rumah tempat syutingnya film Habibie Ainun 3. Di dalam rumah bertingkat dua ini disimpan beberapa pernak pernik barang yang dipakai syuting. Di lantai bawah terdapat bar lengkap dengan hiasan botol minum kaca, telepon jadul, dan pajangan lainnya. Dengan memiliki 2 lantai, Rumah Ainun banyak sekali dikelilingi pajangan dinding di setiap lantainya. Pajangan tersebut berisi mulai dari kisah Habibie dan Ainun, foto masa kecilnya, keluarganya, cucunya, hingga profil dari sutradara Film tersebut yaitu Hanung Bramantyo.

Di lantai dua ada ruangan kerja yang dibuat semirip mungkin dengan set aslinya. Seperti dilengkapi dengan mesin ketik yang jadul, meja yang terbuat dari kayu dan ada pula alat alat kedokteran.





Keluar dari rumah Habibie Ainun, kita lanjut ke spot berikutnya yang berbayar, yaitu rumah antique atau Galeri Antik yang terdiri dari dua bangunan yang terhubung jembatan di lantai 2. Setelah pintu masuk, kita disuguhi berbagai barang rongsok yang sebenernya estetik untuk foto foto, area ini outdoor, sebelum masuk ke salah satu gedung nya.

Pada lantai bawah di gedung pertama, tedapat sebuah lorong dengan hiasan jam dinding yang sudah tua serta sebuah almari yang berisi buku-buku yang tebal. Lorong tersebut akan membawa pengunjung ke sebuah ruangan yang ditata dengan menarik hingga menyerupai sebuah ruang kerja keluarga Cina di masa lampau.



Kemudian pada lantai atas bangunan tersebut, merupakan sebuah ruangan yang memiliki lantai dari kayu dengan banyak jendela yang terdapat pada dindingnya. Ruangan tersebut tampak klasik dengan dominasi warna coklat, ditambah barang-barang antik seperti mesin jahit lawas dan alat audio lawas yang menjadi hiasan. Setelah dari lantai atas bangunan pertama, pengunjung kemudian diarahkan untuk pindah ke bangunan kedua melalui sebuah jembatan penghubung.




Setelah sampai di bangunan kedua, pengunjung akan langsung diarahkan untuk masuk ke area basementlewat tangga. Pada bagian ini merupakan tempat atau ruangan untuk menyimpan properti syuting film Gatotkaca.

Dalam ruangan yang cukup luas ini, tedapat banyak barang yang ditata sedemikian rupa hingga terlihat seperti ruang kerja, layar monitor, set olahraga Billiard, ruang tamu, penyimpanan botol anggur dan juga rak-rak yang menyimpan barang-barang kuno. Selain itu, dalam ruangan ini juga terdapat set syuting penjara.



Setelah keluar dari galeri antik, kita lanjut keliling di bagian luar. Hingga kita menemukan sebuah warung dan berhenti disana untuk beli minum serta jajanan. Kita pun duduk menikmati jajanan di depan bioskop merapi, heuheuheu



Setelah cukup istirahat dan ngemil jajanan, kita lanjut menuju tempat parkir dengan melewati spot terakhir , yaitu kampung kumuh yang set nya berada di bantaran kali





3 comments:

  1. Aku malah belum pernah ke sini, mas ehehhehe.
    Kayaknya kudu kuagendakan nanti sama ibu negara selepas puasa

    ReplyDelete
  2. Auto kesini klo k Yogya. Keren ceritanya mas broo. Saya suka ketempat seperti ini. Sayangnya di Lombok blum ada. Terakhir kali ada seperti ini di Jakarta yaitu di M-Blok di daerah Blok M sana.

    Btw, itu bioskop Merapi klo difungsikan layaknya bioskop beneran dgn diputer film2 jaman dulu kayaknya lebih kece lg ya.

    ReplyDelete
  3. kalau di malang namanya musem angkut

    ReplyDelete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar