14 December 2023

Touring ke Banjarnegara Sampai Perbatasan Pekalongan | Hunting Durian Kamun dan Mimang

 
Berhubung ajakan touring di group komplek dan komplek tetangga kurang mendapat sambutan yang meriah seperti sebelum sebelumnya, akhirnya kita berangkat bertiga aja. Sesuai rencana yang disepakati, kita gass ke arah utara menuju Banjarnegara. Pukul 06.30 WIB berangkatlah kita melewat jalur Karangsambung yang lumayan menanjak tapi asik, lanjut lewat Pagedongan dan tembus Kota Banjarnegara.

Alhamdulilah cuaca pagi ini sangat bersahabat, mendung mendung syahdu, udara sejuk menemani perjalanan kita. Sampai di Alun Alun Banjarnegara, ternyata rame banget, kondisinya mirip CFD namun kendaraan masih bebas melintas, kita mampir di salah satu warung soto sokaraja untuk sarapan sambil ngeteh pagi. Pilihan sotonya ada dua, yang memakai daging ayam dan daging sapi. Buat kalian yang belum pernah tahu tentang soto sokaraja, kuliner ini tuh punya ciri khas yaitu adanya tambahan bumbu kacang. Unik banget rasanya.

seporsi soto sokaraja

Selepas mengisi perut, kita lanjut perjalanan ke utara menuju daerah kalibening, jalurnya berkelak kelok dan menanjak, dengan melewati pemukiman, kebun salak, kebun teh, sawah dan banyak sekali sungai hingga akhirnya kita sampai ke sebuah tanjakan yang lumayan ekstrim tapi cantik viewnya. Alhamdulilah kondisi sawah di sekitar tanjakan ini sedang bagus, hijau kekuningan. Di media sosial, spot ini bernama Tanjakan Semingkir Kalibening.
 
Oia ada pula sebuah cafe yang masih aktif beroperasi, namanya naksir kopi. Kita enggak mampir di cafe ini karena memang baru aja sarapan, perut masih penuh. Cuma mampir sebentar di sebuah spot di atas cafe naksir kopi ini, kalau di google maps, spot yang kita datangi ini adalah sebuah warung, masih ada foto fotonya. Namun saat kita datangi ternyata sudah tidak beroperasi, namun masih oke buat foto foto dan duduk duduk istirahat. View dari sini cakep banget lho, terlihat sawah hijau menguning yang berundak undak dengan jalan raya yang menikung.
 



Setelah puas menikmati pemandangan  di tanjakan semingkir ini, kita lanjut lagi ke utara menyusuri jalan aspal  mulus yang masih terus menanjak, hingga bertemu hutan pinus yang cakep banget dengan hawa yang lumayan dingin, udah pake jaket pun, masih terasa dinginnya. Kita berhenti sejenak di depan sebuah tempat wisata Kalianget Mangunan. Infonya , tempat wisata ini adalah tempat pemandingan air hangat. Namun kita enggak masuk, dan lanjut lagi berkendara.

Memasuki area Pasar Kalibening, perjalanan menjadi sedikit tersendat karena jalanan penuh. Di kanan kiri jalan banyak yang parkir kendaraan, sedangkan di jalannya ada kendaraan yang lewat dari 2 arah yang berbeda, penuh sesak, ditambah pas ada truk lewat, harus sabar sabar gantian dah.

Setelah sampai di Pasar Kalibening ini sebenernya rencana awal ambil belok ke kanan untuk muter menuju Kebun Teh Kertosari lanjut lewat karangkobar, namun karena udah dekat dengan kabupaten pekalongan, akhirnya ambil kanan hingga mentok ke Perbatasan Kabupaten Banjarnegara - Pekalongan. Pas banget di perbatasan kabupaten ini ada landmark nya yang sering jadi spot foto foto. Di sekitar sini juga banyak warung yang dipenuhi para pemotor luar kota serta dikelilingi oleh kebun teh kaliboja. Lumayan adem lho hawa di sini.



Kemudian lanjut balik lagi ke pasar kalibening, ambil arah timur menuju Kebun Teh Kertosari - Wanayasa - Karangkobar dan singgah ke sebuah tempat wisata bernama Tikako. Secara adminsitratif, tempat ini masuk wilayah Desa Kalilunjar, Kec. Banjarmangu, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah.

Awalnya kita memang mau makan siang disini, karena pas banget jam makan siang. Untuk masuk ke tikako ternyata ada tiket masuknya lur, bayar 15 ribu per orang dan mendapat 1 teh botol sosro. Untuk pemesanan makanan, bisa langsung disini juga, karena tempat makannya tersebar di sekitar sungai yang ada di sebelah pintu masuk ini. Info dari penjaganya, untuk order makanan bisa via WA, jadi pas di kasir difoto menu makanannya, kemudian kita jalan mencari spot makan, baru kirim WA makanan yang akan dipesen, biar gak bolak balik.





Setelah minta nomor kontak WA dan fotoin semua menu makanannya, kita lanjut jalan mencari tempat duduk untuk makan. Ada  banyak spot yang bisa dipilih, ada bilik bilik berbentuk segitiga tanpa meja, bisa juga di bawah di sekitar sungai, bahkan ada spot meja kursi makan yang di sungainya, jadi pengunjung bisa makan sambil kaki terendam air sungai dangkal. Bisa juga jalan naik mengikuti jalur yang ada. Uniknya disini juga ada air terjunnya lho, cakep banget buat foto foto. Setelah kita sampai di atas air terjun, rasanya kok jadi malas ya makan disini, heuheuheu. Kita cuma foto foto, istirahat bentar sambil menghabiskan teh botol lalu lanjut keluar untuk mencari tempat makan yang lain 

Berdasarkan rekomendasi dari temen, akhirnya kita makan siang di Omah Dawet Ayu aja, lokasinya berada di Desa Petambakan, Kec. Madukara, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Di sini sistemnya prasmanan gitu, uniknya ada beberapa pilihan karbohidrat, mulai dari nasi putih, nasi merah, nasi jagung dan satu lagi gak tahu namanya, mirip tiwul. Untuk pilihan sayur dan lauknya lumayan banyak, sampe bingung. Aku pun cuma ambil nasi putih, nila bumbu kuning dan sayur. Untuk minumnya bisa pesen di sebelahnya, bisa dawet ayu ataupun yang lain. Pilihan tempat duduknya juga banyak, bisa di dalam bangunan utama ini, atau bisa juga lesehan di belakang.



Perut sudah terisi, kita lanjut ke spot terakhir yaitu pengepul durian. Banjarnegara memang menjadi salah satu penghasil durian yang maknyuss, sebut saja jenis durian Kamun dan Mimang yang menjadi primadona daerah ini. Tempat kita berburu durian yaitu di daerah Lemahjaya. Saat sampai sana, terlihat ada banyak banget durian di teras rumah. Wah seneng banget donk kita, bisa puas pilih pilih durian, eh ternyata durian itu sudah laku semua lur, dan sedang dalam proses memasukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke Jakarta. Heuheuheu

Bapak pemborongnya ini baik banget lho, tahu kita kehabisan duren lokal, beliau bukain dua durian dan mempersilahkan kita kita untuk menyantapnya. Alhamdulilah kita pun menikmati durian gratis ini sambil melihat porses pengangkutan duren ke dalam mobil avanza. Setelah semua duren dimasukkan dan mobil penuh dengan ratusan duren. Mereka pun langsung cabut menuju Jakarta.

Kirain habis beneran lho durennya, eh ternyata di dalam rumah masih ada beberapa durian jenis montong, ada yang mimang dan kamun. Ya sudah daripada pulang tanpa bawa duren, kita pun coba pilih pilih, dengan dibantu oleh penjualnya. Yang mimang harganya 45 ribu per kg, sedangkan yang kamun harganya 50 ribu per buah. Aku pun mengambil yang mimang aja dua buah, setelah ditotal harga dua buah ini sekitar 150 ribuan.





1 comment:

  1. Ngerih tenan iki, panen durian hahahahah.
    Langsung cari di kampung

    ReplyDelete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar