12 September 2011

Pemandangan di Sembalun, Lombok Timur


Ini adalah kunjungan ane yang ke dua daerah Sembalun. Akan tetapi saat kunjungan pertama dahulu, rutenya dari arah Bayan menuju Mataram (sepulang dari air terjun Sendang Gila. Sedangkan untuk Week End kali ini tujuan utamanya memang ke Sembalun, jadi ane dari Mataram langsung ke arah timur, Rutenya Mataram - Narmada - Masbagik - Aikmel - Wanasaba - Sembalun.

Meskipun lumayan jauh, akan tetapi jalan yang dilalui sudah halus sampai di sebuah pertigaan di daerah wanasaba yang apabila kita belok ke kanan maka akan sampai di Labuhan Lombok. Kita harus mengambil jalur yang lurus, dengan jalan yang tidak terlalu mulus, ada lubang di beberapa tempat. Jalanan mulai menanjak sampai kita di pintu gerbang "Taman Nasional Rinjani" (seperti pada gambar).

Semakin lama semakin jarang rumah warga, dan semakin memasuki hutan. Hmm ternyata di sini sedang ada perbaikan jalan, banyak pekerja di kanan kiri jalan serta beberapa truk yang mengangkut material, jadi harus hati hati. Udara dingin mulai merasuk ke tubuh, dan di suatu tikungan dengan beberapa lubang ada sekelompok pemuda yang berdiri berjajar menghalangi jalan, awalnya ane merasa takut juga, mereka minta uang dengan sedikit memaksa, ane pun memberi uang seribu. Alhamdulilah mereka menerima dan membiarkan kami lewat.

Ternyata sepanjang perjalanan banyak juga kendaraan baik mobil maupun motor yang lewat yang searah maupun berlawanan arah, sempat juga kami didahului sekelompok Motor Club dari Thunder, yang berplat nomor luar kota.

Tidak berapa lama akhirnya kami sampai juga di titik tertinggi yang dapat dijangkau kendaraan, sebenarnya sih puncaknya masih sangat tinggi menjulang akan tetapi tidakdapat dijangkau kendaraan. Di Puncak Sembalun ini ada dua Berugak besar yang dapat digunakan untuk istirahat sekalian menikmati pemandangan alam. Di sini juga ada warga sekitar yang menjajakan berbagai makanan/jajanan, minuman termasuk buah Strawberry dan Melon Jepang. Satu pack strawberry kecil harganya Rp 5.000,00 sedangkan satu butir Melon Jepang harganya Rp 15.000,00 .

Setelah istirahat sebentar sambil ngopi-ngopi, ane menyempatkan untuk berfoto ria. Bukan hanya ane yang sibuk jepret sana jepret sini, hampir semua pengunjung sibuk sendiri dengan kameranya. Ada yang mengambil gambar dirinya sendiri (narsis), motret temennya, motret pemandangan, juga motret sekawanan kera yang ada di sekitar berugak.

Sayangnya ini lagi musim kemarau, pemandangan terlihat kurang hijau, justru dominan coklat dan suhu udara tidak terlalu dingin, tidak seperti saat ane pertam kali kesini, di mana saat itu pas musim penghujan, udaranya dingin banget sampai menggigil.

1 comment:

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar