11 November 2017

Menyusuri Jembatan Kayu Hutan Mangrove Lombok

Hari Minggu kemarin setelah kondangan di pernikahan kerabat, kita berlima (aku, baby K, emaknya, dan 2 sepupu) meluncur ke arah Pelabuhan Lembar Lombok Barat. Bukan mau nyebrang ke Bali ya, tapi mau nyari yang sejuk sejuk di sekitar sana.


Jadi sekitar 500 meter sebelum pelabuhan lembar, ada persimpangan menuju Pantai Cemara, nah di deket pantai cemara itulah terdapat hutan bakau/mangrove yang sudah dikelola warga setempat menjadi tempat wisata keluarga.

Awalnya kita nyasar, kendaraan justru mengarah ke pantainya melewati jembatan kayu dengan tulisan Pantai Cemare di sebelah nya. Jembatan ini ada dua jalur, satu jalur kecil untuk motor dan satunya jalur besar untuk mobil dan/atau motor. Meskipun begitu, karena bagian bawahnya terbuat dari papan papan kayu yang goyang2, serem juga pas naik mobil melewati jembatan ini.



Kita memang enggak observasi dulu di dunia maya maupun di google maps mengenai lokasi hutan mangrove itu, pokoknya pake GPS aja alias Gunakan Penduduk Setempat. Hingga akhirnya kendaraan kita sampai di sebuah warung kecil, dan bertanya ke pemiliknya dengan menunjukkan sebuah foto dari Instagram yaitu sebuah jembatan kayu di antara hutan mangrove.

Dari informasi pemilik warung tersebut kita tahu bahwa kita salah arah, harusnya enggak perlu menyeberang jembatan kayu yang horror tadi. Nah sekitar 200 meter sebelum jembatan kayu tadi ada sebuah bangunan SD bernama SDN 3 Lembar, nah di situ kita harusnya belok kanan menuju kantor Polair, dan lokasi wisata hutan mangrove itu ada persis di belakang kantor tersebut.


Siang ini parkiran terlihat sepi, cuman terlihat beberapa kendaraan saja. Mungkin karena ini tengah hari ya, kalo sore atau pagi bisa jadi lebih rame.

Kedatangan kita langsung disambut oleh seorang pemuda yang sepertinya pemuda setempat,  beliau menawarkan untuk naik perahu keliling hutan mangrove, dengan hanya membayar 50 ribu (untuk 4 orang). Tapi kita menolak secara halus, dengan alasan mau jalan jalan keliling dulu.

Ada satu berugak di depan jalur masuk menuju hutan mangrove yang diisi beberapa orang, kalo dilihat dari pakaian yang dikenakan sih bukan wisatawan ya, kemungkinan sih warga sekitar sini. Awalnya aku kira mereka ini penjaga pintu masuk yang memungut biaya masuk area hutan mangrove, eh ternyata aku salah, masuk ya  tinggal masuk aja, enggak ada tiket masuk nya, heuheuheu.


Dari pintu masuk ini tersedia akses jalan/jembatan kayu menyusuri pinggiran sungai, lalu ada jembatan yang mengarahkan kita ke seberang dan lanjut jembatan kayu lagi di pinggiran sungai hingga beberapa puluh meter ke arah utara. Menurut informasi yang aku terima, total panjang jembatan kayu ini sekitar 250 meteran. Masih terbilang pendek bila dibandingkan dengan luasnya hutan mangrove ini. Ya semoga ke depan nya bisa ditambah panjang jembatan kayu ini, dan yang lebih penting, Terawaaat...

Untuk tempat istirahat, juga disediakan berugak/gazebo di beberapa titik jembatan kayu, lumayan buat ngadem, karena duduk di berugak ini enak banget rasanya, sejuk semilir angin. Nah buat yang jomblo dan kebetulan datang kesini, siap siap kuatkan hati, karena berugak2 tadi kebanyakan diisi pasangan muda mudi yang lagi pacaran, heuheuheu


Setelah puas menyusuri jembatan kayu, foto foto, duduk duduk santai di berugak, dan lanjut foto foto lagi, kita pun jalan balik ke parkiran. Nah sebelum sampai parkiran, mas mas yang tadi nawarin perahu datang mendekat lagi, heuheuheu, menanyakan jadi atau enggak naik perahu nya. Karena kita enggak tertarik naik perahu, kita pun menolak dengan halus sambil tersenyum. 

Nah buat kalian yang bingung weekend mau kemana, mau pacaran dimana, bisa dah jadikan hutan mangrove ini sebagai alternatif tujuan wisata. Enggak perlu bawa bekal, karena di sekitar lokasi banyak tersedia warung. Yang paling penting jangan lupa bawa kamera yaaa, pokoknya wajib fotoan di sini :)

Rumah Apung

***

Peta Lokasi Hutan Mangrove, Lombok



.

11 comments:

  1. Skrang bagus tempatnya, sudah tertata rapi. gak sperti dulu yang masih tahap pembangunan... kpan2 sya mw survei kesini lg..hehehhee

    ReplyDelete
  2. Rata-rat mangrove menjadi tempat wisata alternatif. Senang rasanya selain bermain kita juga bisa mengidentifikasi jenis kayu yang ada di area mangrove

    ReplyDelete
    Replies
    1. oia bener nih, harusnya ada papan nama ilmiah untuk pohon bakau nya
      karena sama sama pohon bakau, beda beda jenisnya
      pernah ke hutan mangrove yg di kulonprogo, disana ada beberapa jenis bakau.. padahal klo dilihat kasat mata, sama aja wujudnya
      heuheuheu

      Delete
  3. Kalau lihat pohon bakau ni jadi teringat di kampung saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah tinggal di kampung bakau ya? heuheuheu

      Delete
  4. Mantap, seharusx pengelolaannya harus memperhatikan aspek lingkungan yg berbasisx masyarakat; misalx tour guide, pintu masuk via tiket dll harus d usahakan

    ReplyDelete
  5. Kalo mau boking satu perahu untuk 2 orang byarnya berapa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. dlu sih 50 ribu, enggak tahu sekarang berapa
      mungkin sudah naik

      Delete
  6. Kalo mau boking satu perahu untuk 2 orang byarnya berapa?

    ReplyDelete
  7. Kalo mau boking satu perahu untuk 2 orang byarnya berapa?

    ReplyDelete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar