11 January 2020

Pasir Merica dan Pasir Halus di Pantai Oesina


Banyak yang menyebut juga pantai ini dengan nama Pantai Air Cina, nama tersebut dipakai karena dihubungkan dengan sejarah jaman dulu, namun karena di Gapura Pintu Masuk dan Tulisan di Pantainya menggunakan kata "Oesina" jadi di postingan ini, aku tulis dengan nama "Pantai Oesina" ya.

Nah Pantai Oesina ini lokasinya ada di Desa Lifuleo, Kupang Barat, bertetangga dengan Pantai Tablolong namun dengan jalan masuk yang berbeda. Kalau dihitung dari pusat kota Kupang, jaraknya sekitar 28 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu  kurang dari 1 jam menggunakan sepeda motor maupun mobil. Sebenernya bisa sih lebih cepet dari itu, namun karena kondisi jalan yang masih buruk di beberapa titik, jadinya laju kendaraan tidak bisa maksimal.

Untuk rute lengkap menuju Pantai Oesina, bisa dilihat di bawah ini


Pantai ini sudah kutandai sejak lama, kumasukkan dalam waiting list pantai pantai di kupang yang wajib dikunjungi, karena dari foto foto yang kulihat di google maps, pantai ini pasirnya putih, bagus, bersih dan relatif enggak ada ombak. Plus dari review review yang kubaca dari beberapa blog menyebutkan kalau pantai ini masih sepi jarang dikunjungi.

Nah Minggu sore sekitar pukul 15.00 Wita kita pun meluncur ke Pantai Oesina, alhamdulilah perjalanan kita lalui tanpa hambatan, ya cuman harus ekstra waspada sih karena banyak jalan yang berlubang. Keluar dari jalur utama Kupang - Tablolong, aspal mulus pun berubah menjadi jalan berbatu yang sepertinya sih dulu sudah aspal namun rusak dan tidak diperbaiki lagi. Di jalur ini, laju kendaraan bener bener pelan agar yang di dalam mobil enggak pusing tergoncang goncang. Tapi seperti dapat kejutan, beberapa ratus meter sebelum pantai tuh jalannya aspal mulus banget lho, haha. Langsung dah aku gassss.

Tiket/Karcis Masuk Pantai Oesina

Oia, FYI Sepanjang perjalanan ke pantai ini hanya sedikit kendaraan lho yang kita temui, baik itu yang searah maupun yang ke arah sebaliknya. Kita ngiranya sih pantai ini bener bener sepi ya.

Hal tersebut tiba tiba buyar setelah kita masuk pintu gerbang Pantai Oesina ini, dengan membayar 5 ribu rupiah, kita langsung disuguhkan puluhan mobil yang sudah terparkir di parkiran pantai oesina yang luas ini, bukan cuma mobil, motor pun banyak bangeeeet. Dan pedagang pun enggak ketinggalan meramaikan parkiran pantai oesina ini. Heuheuheuheu, ternyata ini bukan pantai yang sepi.

Alhamdulilah karena banyak pepohonan di parkiran ini, suasana pantai jadi lebih sejuk, mobil pun bisa diparkir dengan tenang tanpa takut kena terik matahari, cuman ya itu karena ini lagi musim kemarau, jadinya debu tuh beterbangan pas berhembus angin.




Dengan sedikit kekecewaan, aku pun keluar mobil sendiri, buat cek cek lokasi dan kondisi pantainya, karena dari parkiran ini enggak kelihatan pantainya, tertutup pasir yang menggunung. Seperti biasa pantai yang ramai gini pasti bakal banyak sampah bekas pembungkus makanan, padahal tempat sampah udah ada lho, tapi ya memang sudah penuh sih, sudah waktunya diambil sampahnya.

Setelah berjalan sekitar 100 meter ke arah pantai, baru ketahuan kalau pantai oesia ini sebenernya cantik, pasirnya putih dan bersih, iya bersih, pantainya ini bersih, yang kotor cuma di sekitar parkiran aja. Enggak ada ombak karena memang lagi surut, tapi masih menyisakan kubangan air di bibir pantainya, yang jelas cocok dah buat piknik hore santai sore sore sambil si kecil mainan pasir.

Akupun kembali ke parkiran, menunggu suasana pantai lebih teduh lagi, karena waktu menunjukkan masih pukul 16.00 WITA dan masih terasa terik. Kasihan anak anak kalau main pasir sekarang, bisa item dia.

Penjual Salome

Untuk bekal menunggu di mobil kita beli jajanan dulu, yaitu kelapa muda dan salome, haha salome lagi salome lagi, yuph memang di segala penjuru kupang terutama di keramaian pasti ada aja yang jual salome, baik itu salome goreng ataupun yang rebus, dengan bumbu kacangnya yang khas, gurih gurih pedas manis.

Sekitar jam 5 sore kurang dikit, kita pun beranjak dari mobil dan siap siap menuju pantai, banyak nih barang yang kita bawa, ada kain buat alas duduk, ada tripod, kamera, mainan si kecil, air mineral dan sedikit cemilan yang udah kita bawa dari rumah.

Aku pilih duduk di area pasir yang bebas batu, kuratakan dulu pasirnya pakai kaki, lalu kugelar kain buat alas duduk.


Melihat kondisi pantai yang seperti ini, rasa kecewaku tadi berangsur angsur hilang, lha ternyata bagus jeee pantainya, bersih dan tenang pula ombaknya. Dan ada satu hal yang unik, pasir di sini terdiri dari dua jenis, yaitu pasir putih halus dan pasir merica. Yuph merica, aku sebut merica karena memang bentuknya besar besar seperti butiran merica, istilah ini juga dipakai untuk menyebut pasir di Pantai Mandalika, Lombok. Dulu kukira pasir merica tuh cuma ada di Lombok lho, eh ternyata di Kupang juga ada, heuheuheu






Mendekati pukul 6 sore, para pengunjung satu per satu meninggalkan pantai Oesina ini, tak terkecuali kita. Pantai yang tadinya rame, sekarang pun jadi sepi. Untungnya sih di kupang ini aman ya, jadi mau pulang pas udah gelap pun tetep ngerasa tenang, cuman ya itu karena jalannya masih banyak lubang, harus lebih hati hati, enggak ada lampu penerang jalan cui. Cuma mengandalkan lampu dari kendaraan.

Semoga pemerintah setempat lebih memperhatikan hal ini ya, sayang banget lho, pantai bagus tapi aksesnya belum bagus :)



13 comments:

  1. Temanku ada yang sampai di sini tahun 2015, dia ngasih foto pasir merica tersebut. Ya Allah, beneran pengen ke NTT hehehhehe. Semoga disegerakan untuk mengunjunginya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, semoga bisa segera jalan jalan ke timur indonesia

      Delete
    2. Itu pasir merica bisa dipakai untuk aquarium, airnya jadi bersihnya lama.. aku pernah cobain tapi emang harus dicuci dulu beberapa kali untuk menghilangkan garamnya

      Delete
  2. Hehehe kayaknya hampir semua tempat wisata murah meriah ada yang jual salome deh. Itu kan jajanan waktu SD dulu.

    Btw, pernah gak kepikiran buat ngumpulin sample pasir dari pantai2 yang dikunjungi? Pasir Merica di Lombok, di Rote, dan di Pulau Komodo sebenernya hanya sebagian kecil aja pasir merica yang ada di Indonesia. Semoga nanti nemu lagi deh pasir pantai unik begitu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wih ide bagus tuh buat ngumpulin pasir pasir, taruh di botol terus di kasih nama pantai nya... baru kepikiran

      Delete
  3. Waaaah aku tuh udh masukin Kupang sbnrnya dlm bucket list, walopun tujuan utamanya ntr hanya utk transit 2 HR sebelum lanjut ke Timor Leste :). Penasaran pgn liat kotanya. Daerah2 mendekati timur ini blm prnh aku datangin soalnya. Msh LBH sering Jawa dan sumatra.

    Sayang yaaa kalo pantainya ga diksh fasilitas penunjang yg baik.. turis2 pasti pada milih pantai yg lebih bersih , LBH terang, LBH gampang aksesnya, ato LBH bagus jalanan menuju kesana. Semoga ntr pantai oesina ini bakal LBH diperhatikan oleh pemerintah daerahnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku sih enggak pernah kepikiran/ngebayangin bakal jalan jalan sampai timur indonesia, tapi ya karena tugas negara, akhirnya sampai sini juga, heuheuheu.. next time pengen road trip sampai timor leste,

      kalau di sekitar kupang, turis turis mancanegara banyakan di pulau rote, disana ombaknya bagus, banyak bule dan resort

      Delete
  4. Mirip seperti pantai2 di daerah Jerowaru yaa. Apalagi salfok sama penjual salomenya, jadi pengen makan salome hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. di lombok juga ada salome, tapi gak sebanyak di kupang.
      di kupang, di setiap sudut keramaian pasti ada salome, heuheuheu

      Delete
  5. Pantai Oesina ini dulunya dikenal dengan nama Pantai Cina.. rasial banget hahahaha.. Btw dulu sebelum marak penanaman rumput laut pantai ini banyak terumbu karang yang bagus sayang dihabisin karena diubah untuk budidaya rumput laut. Bahkan kalau mau lebih jauh ke Ujung Lampu (mercusuar) masih banyak anakan lobster di sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sih dilihat dari pecahan karang di antara pasir pasir, pasti di sekitar sini banyak terumbu karang

      Delete
  6. Enak banget kayaknya nongkrong di sini sore-sore buat baca buku dan nunggu matahari terbenam...

    ReplyDelete

Silakan Meninggalkan Jejak di Kolom Komentar