30 June 2016

Kuliner Kepiting di Citi Crab Restaurant

 
Sebenernya aku sih agak enggak terlalu suka ya dengan yang namanya buka bersama di resto resto, apalagi lesehan di sekitaran Mataram, udah rame, parkiran penuh, pelayan resto jadi gopoh gopoh dan pastinya jadi gak nyaman buat makan.... Enakan di rumah ya, bisa sambil selonjoran nonton "Kesempurnaan Cinta" di Net TV, heuheuheu

Dan alhamdulilah di puasa ramadhan 2016 ini aku baru sekali buka puasa di rumah makan dan itu pun untuk sekedar syukuran ulang tahunku yang ke 17++ tahun (17 tahun lebih dikit).

Nah buat ngakalin biar gak kena hiruk pikuk para pemburu makanan berbuka, kita cuss ke tempat makan nya agak maleman, sehabis jam traweh.. Heuheuheu ini malah namanya bukan buka bersama ya, tapi makan malam bersama. 

Kali ini aku enggak pilih tempat makan di Lombok Epicentrum Mall, karena lagi pengen makan di tempat selain mall, males juga antre nyari tempat parkir, karena kalau malem, jamaah mall lebih rame dibanding jamaah masjid.

Dan pilihan jatuh ke Resto Citi Crab yang ada di Jalan Sriwijaya, Pertokoan Sriwijaya Buana, No. 3 Mataram, enggak jauh dari Hotel Golden Palace. Aku sengaja nggak melempar usul saran tempat makan ke pasukan yang ikut, karena bisa dipastikan jawabannya "terserah deh mau makan dimana" Heuheuheu....

Tepat seperti dugaanku sebelum nya, resto yang letaknya bersebelahan dengan De Sushi ini sepiiiii pake banget, bahkan saat kita datang, semua tempat duduk tuh kosong melompong, cuma kita aja tamu nya. Entah ya, tamu nya udah pada pulang atau memang enggak ada yang dateng. Nah Baru beberapa menit setelah kita duduk, sekitar dua rombongan masuk juga ke resto ini.




Bagian dalam resto ini seperti layaknya resto resto yang lain, tidak banyak hiasan hiasan layaknya cafe cafe masa kini, tapi justru lebih nyaman di mata, adem, tenang dan asyik untuk makan bareng keluarga. Yang bikin unik justru di dinding sisi barat, di dekat dapur, terdapat beberapa akuarium yang isinya ikan, kepiring dan lobster. Dan mereka itu bukan cuma hiasan semata ya, karena mereka harus siap siap untuk masuk penggorengan di kala ada orderan dengan menu utama ya mereka itu, heuheuheu. Jadi bisa terbayang kan ya segernya masakan di sini, karena diolah bukan dari bahan beku.


Sesuai dengan namanya ya, resto ini menu utamanya tentu saja Crab alias Kepiting. Ada banyak sajian kepiting di sini, sampai sampai bikin kita bingung mau order yang mana, ada Kepiting Saus Pedas, Saus Tiram, Saus Asam Manis, Saus Inggris, Bumbu Rajang, Saus Lada Hitam, Lada garam, Masak Telur Asin/Keju, dan yang otentik Saus Citi Crab, dengan ukuran yang bisa dipilih yaitu biasa (20k/ons), super (24k/ons), jumbo (29k/ons), dan sumo (35rb/ons). Terus ada juga Kepiting Soka (55k), dan Sup Jagung Kepiting (40k).

Tapi buat yang enggak doyan kepiting gak perlu galau, karena masih banyak menu yang lain, seperti ikan gurame, kakap, bawal, kerapu, udang, scallop, lobster, cumi cumi, kerang, ayam, bahkan sampai tempe penyet pun ada, lengkap abissss.




SOP JAGUNG KEPITING (40k)
Huaaaa gak nyangka orderan yang dateng dalam porsi jumbo, cukup untuk 4-5 orang, pantesan aja harganya sampai 40 ribu. Semangkuk sup ini isinya perpaduan daging kepiting, jagung manis dan asparagus.. Huhuhu, rasanya mirip ama sup asparagus yang beberapa kali aku makan, cuma ini daging kepiting nya lebih dominan, jadi enggak dinamakan Sup Asparagus. Recommended Abiss, dan kayaknya cocok banget nih buat yang lagi pilek demam flu, diseruput pas anget anget.



SCALLOP MASAK TELUR ASIN (55k)
Menu yang sajiannya mirip perkedel kentang ini adalah Scallop dengan baluran Saus Telur Asin. Scallop adalah sejenis kerang dengan daging warna putih dan kenyal. Ini salah satu jenis kerang favorit ku.. Rasa aslinya sudah gurih, makin gurih setelah dimasak dengan saus telur asin. 



KEPITING SAUS PEDAS
Ini nih juaranya... Kepiting dengn guyuran saus pedas mantap.. Pokoknya kalau lagi makan makan menu seafood, kepiting adalah menu pertama yang kita pesan. Sausnya sih enak ya, tapi masih kalah pedas ama saus basic kepiting nya Talk Crab, yang pernah aku bahas beberapa bulan lalu. 



Gimana? Wokkee punya khan? Ati ati ya baca postingan ini pas puasa, kuat kuat iman aja, takutnya jadi ikut laper, dan pengen makan, heuheuheu

Nah buat yang belum tahu Citi Crab ini persis nya ada di sebelah mana, ini nih aku kasih peta nya dari Google Maps, monggo :



25 June 2016

Kontroversi Segara Anak Rinjani

GUNUNG RINJANI adalah salah satu gunung tertinggi di Indonesia yang lokasinya ada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung api ini memiliki ciri khas berupa kerucut yang tumbuh di tepian kaldera bagian timur, di dalam kalderanya terdapat danau kaldera berbentuk bulan sabit, dan kerucut baru yang muncul dari dalam danau tersebut. Kalderanya dinamakan Segara Anak, dan kerucut barunya disebut Gunung Barujari. Danau Segara Anak (2008 m) merupakan danau kaldera dengan gunung api aktif yang tertinggi di Indonesia

Rinjani masuk dalam Geopark Nasional, dan sedang diusulkan masuk ke dalam Global Geopark Network (GGN) yang dikelola oleh UNESCO.

Para anggota tim dari UNESCO bernama Maurezio Burlando dari Italia dan Soon Jai Lee dari Korea mengunjungi Lombok pada 17-20 Mei 2016 lalu untuk melaksanakan penilaian. Mereka mengunjungi Senaru, sebuah desa tradisional di Lombok Utara, air terjun Benang Stokel yang terletak di sekitar Aik Berik Desa di Lombok Tengah, dan Pusuk Forest di Sembalun, Lombok Timur. Kini tinggal menunggu hasil keputusan resmi dari UNESCO akan masuk atau tidaknya Geopark Nasional Rinjani ke dalam daftar GGN UNESCO. (info dari rinjanigeopark.com)

Dalam masa penantian ini, ternyata Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) punya rencana sendiri dalam menyukseskan masuknya Rinjani ke dalam Global Geopark Network yaitu dengan memasang huruf huruf besar berwarna merah yang lokasinya tidak jauh dari Danau Segara Anak. Foto foto pemasangan "landmark" ini diunggah oleh "Eko Anugraha Priyanto" di akun Facebook nya pada hari Jumat, 24 Juni 2016 yang kemudian langsung viral, menyebar di semua media sosial, seperti Instagram, Twitter dan Path.






Tentu hal ini menimbulkan pro kontra, ada yang mendukung tapi tidak sedikit pula yang dengan keras menentang, sampai sampai salah satu dari mereka membuat petisi dengan title "Selamatkan Gunung Rinjani Kami".  

Nah dari kontroversi ini, aku mau menuliskan beberapa pendapatku, terutama mengenai komentar komentar di berbagai media sosial, terutama facebook.

Alay, merusak pemandangan, merusak keasrian, ide buruk, dan beberapa kata lain mewakili kesedihan, kekecewaan dan kemarahan para pecinta alam dan pendaki gunung. Namun ada satu kata yang terlontar dan itu merupakan ungkapan yang berlebihan, yaitu "TENGGELAMKAN" , heuheuheu , kalau ditenggelamkan di segara anak, justru jadi sampah baru donk......

capture dari facebook
Konsep GEOPARK sih seharusnya tetap mengedepankan konsep ECOTOURISM dalam pengelolaannya ya, termasuk dalam hal pembatasan jumlah dan pengaturan kunjungan pendaki. Penumpukan sampah yang terjadi di pos pendakian, pelawangan maupun Danau Segara Anak adalah bukti bahwa pengelolaan Rinjani tidak "ECO" lagi namun sudah bergerak ke arah "MASS". 

capture dari facebook
Coba deh baca komentar di atas ini yang aku capture dari FB. Salah satu dari mereka bilang bahwa "landmark" baru itu gak ada hubungannya dengan sampah, tidak mengurangi kealamian, membandingkan dengan "landmark" di pantai2 semacam kuta dan trawangan, dan sangat antusias pengen fotoan di sana.

Nah antusiasme berlebihan ini yang sebenarnya aku takutkan dari "landmark" tadi. Orang berbondong bondong ke segara anak hanya untuk selfie di depan "landmark" tersebut, dan dengan bangganya upload di media sosial. Dimungkinkan juga nanti akan ada antrean panjang untuk bisa foto di sini, atau justru nanti akan ada oknum yang menarik retribusi untuk bisa fotoan di sini.

Semakin booming, semakin viral, maka akan semakin banyak orang2 yang berhasrat ke sini, dan sampah di mana mana. Kenapa ada hubungannya dengan sampah? Karena yang mendaki hanya untuk dapat fotoan di sini bisa dipastikan bukanlah pecinta alam, dan mereka gak tahu, gak mau tahu bahkan males untuk bawa kembali sampahnya turun.

Yang terakhir, janganlah disamakan dengan "landmark" yang sudah sudah ada di beberapa pantai di Lombok, disitu memang ditujukan untuk mass tourism... Heuheuheu

Yaa semoga yang punya ide ini bisa berpikir kembali, merenungkan apa yang sudah diperbuat, dan menurunkan kembali tulisan yang sudah terpasang rapi di sana. Eman2 dana nya, dikeluarkan hanya untuk hal seperti ini... Yang diuntungkan sih yang menang tender pengadaan pembuatan tulisan ini, heuheuheu.. Selamat yaaa... Lumayan THR

***

Nah bangaimana pendapat kalian? Coba tulis di kolom komentar ya...
Monggo....

24 June 2016

Kopikita : Kedai Kopi Sederhana dengan Rasa Istimewa

Menurutku ya perbedaan antara kopi instan/sachet dengan kopi yang yang digiling langsung dari Biji nya adalah efek tahan kantuknya. Mau bergelas gelas minum kopi kalau itu kopi instan, aku tetep ngantuk, tapi kalau minum secangkir kopi yang murni kopi, aku pasti langsung melek.... Susah tidor. Hal ini terulang seminggu lalu, saat malem malem mati gaya sehabis traweh, mau tidur kok nanggung, hingga akhirnya aku iseng iseng ajak istri buat nongki nongki hore di kedai kopi, mumpung di rumah lagi ada baby sitter, jadi si kecil bisa ditinggal di rumah, Heuheuheu

Gak perlu jauh jauh, karena sejak bulan April 2016 lalu di Jalan Bung Karno, tepatnya di ruko sebelah selatan RSU Kota Mataram dibuka sebuah kedai kopi bernama "KEDAI KOPIKITA". Kedai sederhana ini hanya menempati satu los ruko, dengan interior yang didominasi warna coklat, dan tempat duduk lesehan.


Dengan meja yang terbuat dari bambu, semakin menguatkan kesan Coklat nya. Untuk hiasan di dinding, si empunya memasang beberapa lukisan serta sebuah tivi LCD di pojokan depan yang menjadi daya tarik sendiri bagi para penggila bola.

Ini adalah kedua kalinya aku ngopi disini, selain karena cocok dengan kopi nya, harganya lebih murah gaes dibandingkan kedai kopi lain di Mataram. Menurut info dari si empunya sih, karena mesin kopi nya masih manual, belum menggunakan mesin kopi. *entah apa hubungannya*

Barista : Halo mas, mas nya yang dari Bukalapak khan?
Aku : Ha? Bukalapak?
Barista : Iya, aku masih inget dulu khan pernah kesini pas baru beberapa hari buka khan? Trus duduk nya di situ khan? (sambil nunjuk ke arah meja seberang)
Aku : Iya betul dulu pernah kesini dan duduk disitu, tapi aku bukan dari bukalapak mas.
Barista : Ya gitu dah, pokoknya wajah mas itu familiar
Aku : *senyum

Itu adalah secuplik obrolan aku dengan barista yang berperan ganda sebagai waitress saat menanyakan menu yang akan aku pesan. Heuheuheu ternyata wajahku familiar ya... Tapi memang sih pengelola kedai ini ramah ramah, dan cepat pelayanannya.


Kopi Aceh, Medan, Jawa Andungsari, Toraja dll ada di kedai kopi ini. Nah untuk malam ini aku nyobain yang kopi medan mandheling, plus cemilan berupa Mendoan dan Ubi Goreng Rasa Jagung Bakar. 

Gak perlu lama nunggu, pesanan kita pun datang dengan cantik di meja. Eits, sebelum diseruput, foto dulu yaaa...


Ngomong ngomong tentang kopi yang aku pesen, yaitu kopi medan mandheling, Menurut infonya sih kata Mandheling sendiri adalah penyebutan orang-orang asing terhadap kata Mandailing, yang merupakan salah satu nama suku di Sumatera Utara. Bila sedikit dipanjangkan, Mandailing Natal (Madina), nah itu merupakan nama kabupaten yang jauhnya kira-kira 12 jam dari kota Medan.

Untuk lebih meresapi rasa kopi nya, aku sengaja gak naruh gula di kopi nya. Sehingga dapat kurasakan bahwa kopi ini mempunyai keasaman yang medium ditambah rasa floral dengan rasa akhir manis. Sangat beda karakteristik nya dengan Kopi Kenya yang beberapa waktu lalu aku coba di Bali, kalau kopi kenya tuh unik, karena ringan banget, rasanya mirip teh. Sampai sekarang aku belum nemu kopi ginian di Lombok.

Cemilan favorit aku dan istri di sini adalah Ubi Keju, nah untuk kali ini aku nyobain rasa Jagung Bakar. Btw bila digabung jadi aneh ya, Ubi rasa Jagung, Heuheuheuheu atau mungkin bisa jadi Jagung Rasa Ubi.... Tapi overall enak ini ubi keju nya, jadi inget ama cemilan yang beberapa tahun lalu sempet booming, yaitu Tela-Tela yang seingatku juga ada rasa Jagung Bakar.

Untuk tempe mendoan nya ternyata gak sesuai dengan perkiraan ku, dimana kata "mendoan" tuh sebenernya khusus dipakai untuk tempe goreng khas Banyumas, yang tipis, lebar, berbalut tepung dan digoreng setengah mateng, jadi tempe nya tuh lemes lemes gimana gitu. Sedangan tempe mendoan di sini ya tempe goreng biasa. Rasa nya enak sih, apalagi pas dicocol ke sambal kecap nya, pas banget, cuman seharusnya sih jangan ditambahin kata "Mendoan" ya... Karen enggak semua tempe goreng disebut "mendoan".


Udah harganya ramah di kantong, di sini juga nyediain diskon nih, cara nya tinggal foto selfie di sini, terus upload di sosmed, dan tag ke temen temen. Bisa dapet diskon 20% lho bila kita tag ke 20 orang, heuheuheu. Terus sampai juli 2016 ini, kita bisa dapet voucher menginap di Hotel Santika Mataram, cuman dengan menukarkan 20 bill bukti kita ngopi ngopi di kopikita. Wuenak to.....

Pulang pulang sampai rumah gak bisa tidor.... Akhirnya nonton film sampai Sahur, heuheuheu

20 June 2016

Bukit Merese yang Makin Kece


Bukit Merese...
Bukit yang dulunya cuma sebagai tempat menggembala kerbau ini kini sudah semakin terkenal dan menjadi tujuan utama wisatawan yang datang ke Kawasan Mandalika, Lombok Tengah. Buat yang belum tahu tentang bukit merese, monggo langsung meluncur ke postinganku yang dulu (Klik Disini)

Tapi buat kalian yang hobi dengerin musik dan selalu mengikuti perkembangan musik Indonesia pasti juga bakalan tahu tentang bukit ini, karena baru baru ini Bukit Merese dijadikan lokasi syuting Video Klip Geisha yang berjudul Sementara Sendiri dan Isyana Sarasvati yang berjudul Mimpi. Hohoho, seperti apa kerennya Bukit Merese di Video Klip Mereka? Monggo disimak video nya di bawah ini :







Gimana? Kece Khan?

Atau mau lihat yang lebih keren lagi? Monggo disimak videoku saat kita kita dari komunitas Instameet Lombok ngadain meet up di Bukit Merese di bulan Mei 2014 lalu :



***

Nah untuk melepaskan rasa kangenku akan bukit merese (udah lama banget gak kesana), di tanggal 4 juni kemarin aku bareng istri, anak, dan beberapa Saudara jalan jalan ke sana di sore hari, niatnya sih sambil Sunset-an gitu.

Kondisi di sekitar Bukit Merese gak banyak berubah, hanya Cafe Turtle aja yang terlihat lebih besar, karena sementara ini Cafe Turtle adalah cafe yang paling dekat dengan Bukit Merese, dan sekaligus jadi tempat parkir sebelum kita jalan kaki untuk naik ke Bukit Merese.

Trekking ke Bukit Merese

Lumayan nih, dipanen buat masak sambel terong
Bukit Merese ini bisa dibilang bukit bunglon deh yang bisa berubah ubah warna nya, saat musim penghujan warna bukit merese ini hijau seperti karpet Musholla, nah pas musim kemarau seperti ini, warna bukitnya akan coklat. Oia satu lagi, saat rumput sedang menjadi jadi, banyak kerbau yang pesta di bukit ini, dan sebagai jejak nya, mereka akan meninggalkan tokai dengan bau yang menyegarkan di segala penjuru bukit ini, heueheuheuheu, Aroma Terapi gaes...

Tapi saat kemaren pas kesini, justru malah nemu pohon terong terongan. Warna buah nya kuning, bulet bulet. Pohon kecil ini sih pernah aku lihat berceceran di sekitar persawahan jalur menuju Pantai Semeti, Lombok Tengah.






Buat yang suka trekking, coba deh keluarin sedikit tenaga untuk jalan kaki sampai di Ujung Bukit Merese, karena di ujung sana setidaknya ada dua spot tersembunyi yang Wokeeee Punya... Yang pertama adalah Lubang Sembur. Di spot ini ada sebuah lubang di bebatuan yang terhubung dengan laut, jadi saat ombak datang ke tepian, dari lubang itu akan menyembur air, seperti air mancur... Seruuuu, tapi berbahaya sih.... Jadi jangan berdiri langsung di atas lubangnya ya...

Dokumentasi foto, beberapa tahun lalu di Lubang Sembur
Yang kedua yaitu, Tanjung Bongo. Di saat air laut sedang surut, tanjung bongo ini akan menghadirkan pemandangan yang Juaraaaa. Ada semacam kolam alami, yang isinya air laut, dengan pasir putih di sisi nya, Cakep deh.. Tapi inget, jangan datang pas lagi ombak besar/air laut pasang. Gak bakal nemu ginian deh... Heuheuheu

Tanjung Bongo, Foto dari http://upiono.blogspot.co.id

Ceceran Jejak Kerbau, (dokumentasi beberapa tahun lalu)

15 June 2016

Saatnya Manjain Perut di Jogja

Hai hai hai....
Mumpung lagi bulan puasa, kayaknya asyik nih nulis tentang makanan. Kebetulan beberapa minggu sebelum bulan ramadhan aku menyempatkan keliling Jogja buat icip icip kuliner yang udah lama ngehits. Seperti apa keseruan kita dalam memuaskan nafsu makan di Jogja? Lets Cekidot........

1. KALIMILK
Setelah lelah jalan jalan ke Hutan Pinus, Mangunan. Malamnya kita sempatkan untuk nyusu di Kalimilk, nyari yang anget anget sekaligus mengembalikan stamina dengan segelas susu besar, biar besok paginya tetap fit, karena perjalanan #explorejogja masih panjang.

Kalimilk yang kita datangi, lokasinya ada di Jalan Kaliurang KM 4,9 Jogja atau di arah utara kampus UGM. Kedai yang menu utama nya susu ini gak pernah sepi ya, persis seperti yang sering kubaca di internet. Malam ini kita harus antre untuk mendapatkan tempat duduk, tepatnya kita mendapatkan nomor urut 2, tapi meskipun hanya antrean ke dua, ternyata lumayan lama juga gaes sampai kita bener bener mendapatkan tempat duduk. *sabar*


Untungnya di sini disediakan bangku khusus untuk menunggu antrean, dengan background yang otentik, jadi foto foto dulu deeeh, heuheuheu

Meskipun disini tersedia banyak varian rasa susu, aku enggak terlalu tertarik sih, aku pilihnya yang rasa ori, atau di sini nyebutnya Kalimilk Pure, ukuran besar dan yang panas. 

Beneran enak rasanya, pure susu. Gak kayak susu racik yang lagi hot di Lombok, meskipun aku pesen nya yang rasa original, tapi tetep aneh rasa susunya, semacam ada rasa rasa kacang ijo nya. Nah sebagai pendamping, aku order Fish Ball Potato, huhuhu yang ini enak juga.... anakku aja seneng ini menu... Recommended :))


Semakin malam, ternyata masih banyak aja yang baru datang, bahkan dari sebagian mereka harus bersedih, kecewa karena menu yang diinginkan sold out, alias habissss, hingga harus balik kanan pulang. Oia, satu lagi, sejak dari aku masuk kesini sampai selesai makan, ada banyak orang berjaket hijau bertuliskan GoJek yang mondar mandir order makanan disini. Huhuhu enak ya, coba di lombok ada GoJek juga yaaaa.... *semoga segera ada*

2. SEORAE
Tempat yang satu ini adalah hasil rekomendasi dari adik ipar yang sekarang lagi kuliah di Jogja, dan kebetulan selama di jogja dia dan pacarnya jadi guide kita. Katanya sih di Seorae ini enak... yaudah ngikut ajaaa


Seorae ini adalah resto dengan menu makanan khas korea. Lokasinya ada di Lantai 3 Ambarrukmo Plaza, Jogja. Nah berhubung aku kurang paham tentang menu menu makanan di sini, akhirnya kuserahkan aja ke mereka buat milih, dan akhirnya dipilihkan Seorae Set Menu, yang isinya Woosamgyeob, Garlic Chicken, Beef Sausage, Fresh Mushroom, dan Vegie. Plus dapet side dish: Kaeran Jjim, Seafood Sundubu Jjigae, Steamed Rice, dan Ocha yang bisa di refill, alias isi ulang gratisss sampai kembung.

Set menu ini disajikan awalnya dalam keadaan mentah, nah oleh pelayan ditawarkan untuk dimasakkan atau dimasak sendiri. Berhubung adik ipar dan lelaki nya sudah mahir dalam masak memasak menu ini, akhirnya kita pilih untuk memasak sendiri, huhuhu, tapi ya itu, harus hati hati ya, karena di meja makan ada tungku dengan bara yang sangat sangat panas, plus cerobong asap di atas nya. Sebenernya agak gengges juga sih, tapi ya pengalaman baru juga sih, huahahaha *nDeso. Coz di Lombok belum ada yang grill gini, adanya yang rebusan ala ala XO Suki. 


Akhirnya ya aku bisa makan kimchi (bukan kimcil), setelah selama ini cuman bisa lihat di film film korea, heuheuheu. Enak juga ya, asem asem pedes seger. Selain kimchi, ada beberapa sayur dan jamur yang tak tersentuh, alias diantara kira berempat gak ada yang doyan makan nya. Tapi untuk daging nya, baik yang daging sapi atau yang ayam, semuanya Juaraaaaaa....

Recommended, next bakal balik lagi kesini

3. Jejamuran
Resto yang udah sering wara wiri diliput di stasiun TV Nasional ini berlokasi di Niron Pandowoharjo, Sleman, Jogja. Bisa diakses dari Jalan Magelang KM 10-11 terus belok ke arah timur. Gampang kok ditemuin, tinggal buka aja google maps di hp trus search "Jejamuran", nemu deh lokasinya.

Sesuai dengan namanya, Restoran keluarga ini menyajikan berbagai menu dengan bahan jamur. Jamur yang digunakan sangat bervariasi, dari mulai jamur hitam, jamur tiram, jamur merang, shitake, jamur kancing sampai jamur lingzhie.

Awalnya bingung nih, dari sekian banyak menu jamur, mau order yang mana.

Hingga akhirnya terpilihlah menu Telur Dadar Shiitake, Jamur Bakar Pedas, dan Jamur Tiram Asam Manis. Nah buat yang enggak terlalu suka Jamur tapi mendapat ajakan atau undangan makan di Jejamuran bisa pilih menu non Jamur kok, seperti Nasi Pecel, Ayam/Bebek Goreng, Tahu, Tempe, dan Lumpia.


Mungkin aku yang terlalu berekspektasi tinggi ya, gegara resto ini sering masuk liputan tipi. Setelah icip icip menu yang dipesan. Ternyata enggak ada yang spesial, apalagi telur dadar shiitake nya, lha dingin... harusnya khan anget anget gitu ya... Sepertinya udah digoreng dr beberapa jam lalu. Justru yang paling enak malah orderan ibu, yaitu Bebek Goreng, heuheuheuheu.

Tapi ada beberapa nilai plus dari resto ini, yang pertama, sopir kita yang enggak mau gabung ke meja tapi malah milih nongkrong di parkiran, ternyata di sana udah disediain makanan khusus untuk sopir. Yang kedua, terdapat kolam terapi, yang isinya ikan ikan kecil yang akan nyium nyium manja kaki kita bila dicelupkan ke dalam kolam, dan itu free. Yang ketiga terdapat satu spot yang isinya jamur jamur yang masih hidup, lengkap beserta namanya. Jadi tamu bisa sekalian belajar jenis jenis jamur plus bisa narsis narsis hore bersama jamur disini. 

4. Sogul (Sop Gulai) Jugak
Aku sih baru pertama kali denger nama Sogul ini, tapi menurut adik iparku yang notabene mahasiswi jogja, tempat makan ini udah terkenal dan selalu ramai apalagi pas malem. 

Warung Sogul ini ada dua di jogja, nah untuk malam ini kita pilih yang ada di Jalan Jembatan Merah 118A Pring Wulung, karena katanya relatif lebih sepi dari yang ada di Jalan C Simanjuntak.

Menu yang disediakan antara lain Sop Ayam (6,5rb) , Sop Balung (8,5 rb), Tengkleng Kambing (20rb), Balungan (11,5rb), Tomyam (15rb), dan Gulai Ayam Kampung (10-18rb).


Gulai Ayam Kampung adalah menu yang paling juara, ada 7 jenis bagian ayam yang bisa dipilih seperti Dada, Paha Atas, Paha Bawah, Sayap, Kepala, Jeroan dan Lemak/Kulit, dengan harga yang berbeda beda tiap jenis mulai dari 10 rb - 18 rb/porsi.

Penampilan makanan nya sih biasa aja ya, dengan didominasi warna coklat, tapi tunggu dulu, rasanya ternyata Juaraaak... Maknyusss... Buat yang suka pedas, menu ini cocok banget, apalagi konsumen bisa memilih berapa cabai yang mau dipakai, tinggal menulis di kertas orderan. Huhuhu enak enak enak..... Kalian wajib coba deh

***

Gimana? Masih kuat puasanya setelah baca dan lihat foto foto di postingan ini?? Heuheuheu...

10 June 2016

Nyari Kabut di Goa Seplawan

di Musim yang mulai kemarau ini kayaknya seru deh jalan jalan sambil nyari kabut, dingin dingin asoy gitu, secara ya selama di Lombok kita mantai mulu, nah ini mumpung lagi ada di Purworejo, Jawa Tengah, mari kita manfaatkan untuk naik naik ke pegunungan.

Tujuan utama kita adalah Gardu Pandang Goa Seplawan, yang ada di daerah Donorejo, Kaligesing, Purworejo, dan persis berbatasan dengan wilayah Kulonprogo, Jogja.

Perjalanan dari pusat kota purworejo enggaklah sulit, jalanan udah full aspal sampai lokasi parkiran, namun harus hati hati ketika melintasi jalan kaligesing, karena lagi banyak pemasangan tanggul/dinding penguat jalan raya. Kayaknya sih habis terkikis saat musim penghujan lalu. 

Di sepanjang perjalanan, kita akan melewati banyak persimpangan yang menunjukkan obyek objek wisata di sekitaran Kaligesing, sebut saja Taman Sidandang, Curug Siklotok, Curug Silangit, Goa Nguwik, Air Terjun Kembar Mayang, Curug Sumberejo dan Kedung Biru.

Mobil atau motor bisa dipakai untuk mencapai lokasi, tapi harus dipastikan ya, kendaraan dalam kondisi prima, karena jalan nya tuh nanjak, nanjak dan nanjak teruss. Pastikan pula bensin cukup untuk bolak balik, plus rem juga harus sehat, karena pas pulang, jalanan akan turun, turun dan turun terus. Tapi kalau untuk urusan makanan dan minuman, tenang aja gak perlu bawa berat berat dari rumah. Di sekitar parkiran banyak warung.

Untuk tiket masuknya? Murah meriaaah, cuma tiga ribu rupiah/orang....

Sebenernya aku udah berkali kali ke sini, tapi belum pernah sekalipun masuk ke Goa Seplawannya, melainkan malah langsung menuju Gardu Pandang nya, karena aku memang gak suka wisata susur goa sih, heuheuheu 

Karena kita datangnya pagi, kabut masih banyak gaes.... bahkan sesekali terlihat melintas beberapa meter di atas kita, rasanya kabut nya lagi terbang rendah gitu...



Kondisi taman di area gardu pandang ini masih sama, masih secantik saat beberapa tahun lalu aku kesini. Bedanya, pagar di sepanjang jalan setapak menuju gardu pandang semakin bagus dan lengkap, gak kayak dulu, di beberapa titik bolong tak berpagar, bahaya gaes.. Dan yang paling oke, bangunan gardu pandangnya jadi bagus, dua lantai dan teraliri listrik, bahkan tersedia beberapa colokan, yang bisa buat ngecas ngecas hape atau kamera.






Baru kali ini deh, foto foto di sekitar gardu pandang, background full dengan kabut, putiiiih. Biasanya ijo royo royo di bawah sana, yang notabene sudah masuk wilayah Jogja. Bahkan kalau lagi cerah cerahnya, waduk sermo pun kelihatan dari gardu pandang ini.

Pokoknya buat kalian yang lagi singgah ke Purworejo, wajib untuk mampir ke Gardu Pandang Goa Seplawan ini....


6 June 2016

Meet Up Hore di Golden Palace Hotel

Hai hai hai... Gimana kabar puasa kalian? Masih kuat kan ya.... 

Nah biar makin semangat, kali ini aku mau posting mengenai makanan nih, heuheuheu. Pokoknya dijamin makin semangat puasanya (semangat menunggu buka).

Jadi gini, sekitar seminggu yang lalu (1 Juni 2016) aku tuh meet up ama temen blogger mataram (tante Andy, andyhardiyanti.com) dan beberapa orang dari Fresh Radio Mataram sambil makan siang di Hotel Golden Palace, Mataram tepatnya di ruang VIP Cendrawasih Restaurant.

Demi ketemu mereka mereka ini ya, aku rela untuk meniadakan jadwal tidur siangku yang biasanya aku lakukan mulai jam setengah 1 sampai 1 seperempat, heuheuheu, ngantuk gaes... 

photo by expedia.com

Buat yang belum tahu, Hotel Golden Palace ini lokasinya ada di Jalan Sriwijaya No. 30 Mataram, atau di arah timur Kura Kura Waterpark Mataram, gampang banget dah ditemuin, karena saat ini, Golden Palace menjadi bangunan tertinggi di sepanjang jalan sriwijaya, jadi udah kelihatan tuh wujudnya dari jauh.

Meskipun sudah lebih dari setahun beroperasi, sumpah aku baru sekali ini masuk ke Golden Palace, heuheuheu. Ternyata wokeee juga dalemnya, ya selayaknya city city hotel di kota kota besar. Bagian lobby nya luas, penuh kaca, jadi hemat energi, sinar matahari langsung masuk menyinari ruangan lobby. Coba deh liat foto di bawah ini, luas ya lobby nya, bisa tuh buat main futsal disitu, heuheuheu.


Ruang pertemuan kita adalah di VIP Cendrawasih Restaurant, letaknya di sebelah recepcionist, agak ke belakang, sombong banget yaaa, meet up meet up hore aja di ruangan VIP...

Huhuhu, akhirnya ya, aku bisa bertemu dengan mereka, ada tante andy yang merupakan blogger kece dari lombok, yang bersuamikan pria ganteng dari Makassar. Terus ada Maya, Adnan dan Aira (Istri gueeee) dari Fresh Radio Mataram dan mbak Dayu serta satu lagi mas siapa gitu lupa, dari Golden Palace. Maaf ya mas, aku lupa namamu... Tapi aku masih ingat kok wajahmu :)


Beruntung banget nih kita ngadain meet up di minggu ini, karena lagi ada promo menu makanan di Cendrawasih Restaurant , dan promonya ini ada cuma sampai akhir Juni lho... Pas bangeeet.

Yang pertama adalah GIANT BURGER. Dari namanya aja udah kebayang dong ya ukuran burger nya, bukan karena dibeli di Supermarket Giant loh ya, tapi ini burger homemade dengan ukuran extra besar, seporsi bisa buat empat orang, dijamin kenyang mampus. Harganya cuma 80 ribu rupiah...


Selain dari ukurannya, burger ini punya keistimewaan lain lho. Ternyata ini homemade burger, terutama di dagingnya. Ada dua jenis daging dalam satu burger ini, yaitu daging asap yang tipis dan daging homemade yang tebal yang rasanya unik. 

Nah untuk minuman juga ada promonya lho, yaitu untuk menu Frappe Fiesta (Ice Blended Coffee). Ada lima rasa yang bisa dipilih sesuai selera, ada yang Original, Hazelnut, Vanilla, Mocha, atau Choco Mint. Masing masing harganya 35 ribu rupiah aja dengan gelas ukuran besar.

Dari ke lima rasa itu, aku order yang original, sedangkan istri order yang choco mint. Nah untuk yang pesenan istriku rasanya unik deh, manis manis semriwing gitu, rasa mint nya pas, semriwing tapi gak pedes.... Layak untuk kalian coba... alias Recommended abissss


Selain promo menu menu di atas, khusus di bulan puasa ini ternyata Golden Palace juga punya program lain, namanya "Buka Puasa Package" yang available di Cendrawasih Restaurant, all you can eat dengan harga 75 ribu rupiah/orang, bisa untuk buka puasa (mulai jam 6 sore) atau untuk sahur (mulai jam 4 pagi). Heuheuheu seru juga tuh bisa Sahur Bareng di sini, kalau buka puasa bareng khan udah terlalu maninstream yaaa...

Obrolan ngalor ngidul kita ini diakhiri dengan menyantap springroll alias lumpia. Meski agak beda dengan lumpia semarang isi rebung yang biasa aku makan, lumpia disini juga uenaaak gaes, isinya sayuran, ada kol dan tauge.. Lebih mantep saat dicocol ke Saus nya, huhuhuhu... Maknyussss


***

Peta Lokasi Hotel Golden Palace, Mataram