27 May 2011

Segarnya Beberuk Terong Khas Lombok

Beberuk merupakan salah satu kuliner khas dari Lombok, yang biasanya disajikan bersama Ayam Taliwang. Beberuk ini berbahan dasar terong yang di potong kecil-kecil dan diberi bumbu cabe rawit,bawang merah serta air perasan jeruk limau, membuat kuliner ini memiliki rasa manis, pedas, asam, dan segar.

Tidak perlu susah susah mencari warung yang menjual kuliner ini di Mataram, karena makanan ini memang mudah ditemui, khususnya di warung yang menjual Ayam Taliwang, di situ pasti menyediakan menu ini. Akan tetapi ane sebagai pendatang di tanah Lombok belum begitu menyukai menu yang satu ini, mungkin karena tidak cocok lidahnya, hehe. Tapi bagi anda yang penasaran, silakan mencobanya.

Share:

25 May 2011

Plecing Kangkung, Khas Lombok

Ini nih salah satu kuliner khas Lombok, namanya "Plecing Kangkung", dengan bahan utama kangkung. Makanan ini dengan mudah ditemui di kota Mataram, Lombok.

Plecing kangkung terdiri dari kangkung yang direbus dan disajikan dalam keadaan dingin dan segar dengan sambal tomat, yang dibuat dari Cabai rawit, garam, terasi dan tomat, dan kadangkala diberi tetesan jeruk limau. sebagai pendamping Ayam taliwang, plecing kangkung biasanya disajikan dengan tambahan sayuran seperti taoge, kacang panjang, kacang tanah goreng, ataupun urap.

Kangkung yang digunakan untuk masakan ini juga sangat khas, tidak seperti tanaman kangkung sayur yang misalnya lazim di Pulau Jawa, tetapi berupa kangkung air yang biasanya ditanam di sungai yang mengalir dengan metode tertentu, yang menghasilkan kangkung dengan batangan besar yang renyah. Kangkung dari pulau yang berada di provinsi Nusa Tenggara Barat ini memang istimewa, teksturnya yang lembut membuat kangkung lombok ini tidak terasa alot walau kita makan sampai ke batang-batangnya. Makanya tidak heran kalau kangkung menjadi oleh-oleh alternatif dari Pulau Lombok.
Share:

23 May 2011

Gili Kondo, Lombok Timur

Ada banyak Pulau-Pulau kecil di sekitar Pulau Lombok, atau biasa disebut "Gili", yang paling terkenal tentu saja Gili Trawangan. Nah salah satu dari sekian banyak tersebut adalah "Gili Kondo". Pulau kecil ini terletak di Perairan Kecamatan Sambelia (50km utara kota Selong) dan dapat dicapai melalui pantai transat di Kecamatan Sambelia (sekitar 25 menit) dan pelabuhan Kayangan Labuhan Lombok (sekitar 45 menit).

Di pulau kecil berpasir putih seluas hampir 20 hektar yang merupakan satu diantara 33 gili lainnya di wilayah Lombok Timur ini, beberapa kali dalam seminggu selalu didatangi para wisatawan yang dibawa Perama tour & travel untuk berwisata, baik melakukan snorkeling, menyalakan api unggun, maupun barbeque. Dalam hal ini, pihak Perama sejak 1992 lalu memang telah diberi kepercayaan oleh Pemkab Lombok Timur untuk mengelola, sekaligus melestarikan Gili Kondo dan Gili Bidara (15 hektar). Dimana upaya pencegahan kerusakan sekaligus penanaman kembali terumbu karang di sekitar gili, juga mulai dilakukan pada tahun 2000-an.

Untuk itu, tak berlebihan kiranya jika di pulau kecil ini juga ada kantor milik Perama tour & travel, bahkan penginapan. Sayangnya, untuk menginap di penginapan tersebut, tamu harus booking lebih dahulu di kantor Perama di Mataram. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, L Gita Ariadi, Gili Kondo sendiri sering dijadikan tempat persinggahan bagi wisatawan untuk melakukan sun bathing, sebelum melanjutkan perjalanan ke gili-gili lainnya, termasuk ke Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Hanya saja, gugusan puluhan pulau kecil yang terletak di Selat Alas (selat perbatasan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa) itu, kini keberadaannya terancam tenggelam akibat ulah sekelompok masyarakat yang mengeksploitasi terumbu karang secara besar-besaran. Untuk merevitalisasi kerusakan tersebut, dengan koordinasi pihak Perama, masyarakat setempat sejak tahun 2000-an lalu telah melakukan penanaman kembali beragam pohon dan terumbu karang.

Guna mencapai kedua gili tersebut (Gili Kondo dan Gili Bidara), bisa menggunakan perahu motor dari Pelabuhan Kayangan di ujung timur Pulau Lombok, dengan jarak tempuh sekitar satu jam. Sementara jarak dari Mataram (Ibukota Provinsi NTB) ke Pelabuhan Kayangan, sekitar 100 kilometer, atau dua jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor.






Share:

22 May 2011

Pantai Serewe di Lombok Timur

Di Lombok memang banyak pantai pantai yang indah, dan bersih akan tetapi kurang dikenal masyarakat luas karen akurang adanya peran serta dari pemda terkait untuk mempromosikannya, Salah satunya adalah Pantai Serewe. Pantai ini terletak di Kecamatan Jerowaru, kabupaten Lombok Timur. Pantai ini merupakan perkampungan nelayan dengan pemandangan yang indah. Selain berprofesi sebagai nelayan, sebagian warga di sekitar pantai ini juga membudidayakan Rumput Laut.


Share:

21 May 2011

Buntil Warung Girli (Pinggir Kali) Kutoarjo

Bagi masyarakat Purworejo, menu masakan bernama buntil sudah pasti kerap terdengar. Bahkan, masakan yang terbuat dari daun talas atau daun pepaya yang digulung, serta diisi parutan kelapa, ikan teri, dan cabai itu banyak peminatnya. Salah satu penjual buntil tyang sudah tenar di seantero Purworejo dan daerah lain di sekitarnya adalah masakan buatan Warung Makan Pinggir Kali (Girli) Kelurahan Semawung Daleman Kecamatan Kutoarjo.

Pemilik warung ini bernama Surati, warung ini merupakan warisan dari kakeknya "mbah kasan" yang mulai buka sejak tahun 1990. Surati membuat buntil menggunakan bahan dan bumbu yang sama untuk masakan Jawa lainnya. Jenis bumbu yang digunakan hanya cabai, garam, bawang serta sejumlah rempah-rempah lainnya. Ia juga menggunakan daun seikat daun salam ketika merebus buntil dalam kuah bumbu. Surati dibantu dua karyawannya, memasak buntil selama enam jam lho, wah setengah hari donk..

Warung Girli menyediakan dua jenis buntil, yakni dibuat dari daun talas dan daun pepaya. Namun, pelanggan lebih memilih buntil dari daun talas. Setiap hari, sedikitnya 100 biji buntil daun talas dan 50 daun pepaya ludes dibeli konsumen, kalo ane seh lebih suka yang daun pepaya, karena ane memang suka banget ama masakan dari daun pepaya, ada sensasi pait-paitnya.

Akan tetapi Buntil daun pepaya yang dibuat Warung Girli juga jauh dari rasa pahit. Surati menggunakan trik khusus saat membuat buntil berbahan daun pepaya. Sebelum dibuat buntil, Ia merebus daun pepaya dengan dicampur tanah liat. Setelah daunnya layu dan ditiriskan, maka rasa pahit daun pepaya akan hilang.

Harga menu masakan di Warung Girli juga terjangkau oleh kantong pelanggannya. Surati hanya menjual buntil buatannya dengan harga Rp 2.500 untuk setiap dua biji. Pelanggan hanya cukup mengeluarkan uang Rp 12 ribu untuk makan nasi hangat, buntil, lele mangut serta es teh.

Warung Girli sudah ramai sejak mulai buka pada jam 08.00 - 17.00 setiap harinya. Bahkan, warung akan makin ramai pembeli saat jam makan siang. Selain perorangan, biasanya yang datang adalah rombongan dari instansi tertentu. Tidak hanya asal Purworejo dan Yogyakarta, konsumen juga datang dari Kebumen.


sumber : krjogja.com

Share:

20 May 2011

Uniknya Durian Gundul Khas Lombok

Coba deh liat gambar di samping, lho durian kok gundul? Ane pas pertama kali tahu juga heran, kok ada durian gundul. Durian gundul (buah gundulan) ternyata berasal dari daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Keunikan buah ini terletak pada buahnya yang tidak memiliki duri seperti buah durian pada umumnya.

Bentuk buahnya sekilas seperti tempurung kelapa, ukurannya sebesar buah melon dengan bobot 800-900 gr. Buah matang mengeluarkan aroma khas durian. Ini memang durian, tapi tanpa duri! Rasa daging buahnya enak dan manis dengan kandungan gula 14 -15 derajat brix. Ketebalan daging buah 0,5 cm seperti daging buah durian lokal pada umumnya dan berwarna kuning terang dengan produktifitas dapat mencapai 200 – 400 kg/pohon/tahun. Tanaman ini mampu beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 250 – 700 dpl.

Tanaman durian gundul ini merupakan tanaman durian yang mengalami mutasi bentuk oleh alam sehingga duri-duri di sekujur kulitnya tidak ada.



Ane yang sekarang domisili Lombok, malah belum pernah makan apalagi menjumpai gundulan ini, penasaran banget ane. Oia sekarang gundulan ini juga sedang di kembangkan dan di biakkan di Taman Buah Mekarsari, jadi buat temen temen yang berlokasi di Jabotabek, langsung saja menuju lokasi tersebut.
Share:

19 May 2011

Kawasan Geger Menjangan, Purworejo


Buat orang asli Purworejo pasti tahu dong dengan yang namanya "Geger Menjangan". Yuph, kawasan Geger Menjangan merupakan kawasan wisata alam, obyek utama yang banyak dinimkati pengunjung adalah keindahan Kota Purworejo dan Pantai Selatan dipandang dari ketinggian puncak bukit. Selain itu, kawasan Geger Menjangan masih menawarkan beberapa obyek rekreasi lainnya, yaitu taman permainan anak, kolam renang dan meja bilyard. Kolam renang dan taman pemancingan terletak di pintu masuk kawasan. Sedang meja bilyard berada di puncak bukit. Suguhan yang lebih dikhususkan untuk kawula muda adalah arena minicross, panjat tebing dan lokasi berbagai pertunjukan umum. Arena minicross berupa lahan cukup luas dengan kontur tanah yang sangat menantang.

Di lokasi tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk pertunjukan umum. Sedang panjat tebih telah dibuat secara permanen dengan konstruksi baja berketinggian 15 meter. Memandang keindahan panorama alam dari ketinggian itulah yang ditawarkan kawasan tersebut. Keindahan yang dapat dinikmati dengan biaya yang sangat murah dan mudah dijangkau. Keindahan panorama memang merupakan obyek pokok yang banyak disukai masyarakat, terutama para remaja. Untuk dapat menikmati indahnya panorama tersebut, pengunjung ditantang untuk berolah raga jalan kaki sejaun 1.800 m menyusuri jalan setapak yang telah dibangun dengan paving block.

Perjalanan dari pintu masuk obyek hingga puncak bukit memang cukup mengasyikkan. Wisatawan ditantang untuk membuktikan kehandalan tenaga dengan mendaki bukit yang tingginya sekitar 175 m di atas permukaan laun. Setelah sampai di puncak, wisatawan akan menemukan sebuah bangunan berukuran 6 x 10 meter, itulah gardu pemanfangan yang sengaja dibangun untuk menikmati keindahan Kota Purworejo dan Pantai Selatan. Keindahan tersebut akan menikmati secara lebih sempurna dikala cuaca cerah.

Satu lagi tempat yang menarik di Kawasan Geger Menjangan adalah sebuah makam tua yakni makan Kyai Imam Puro. Konon merupakan cerita Kyai tersebut merupakan salah satu tokoh yang besar andilnya bagi keberadaan Kabupaten Purworejo. Bahkan karena besarnya andil Kyai Imam Puro, sampai-sampai sejarahnya pernah ditawarkan menjadi tonggak hari jadi Kabupaten Purworejo. Lokasi taman wisata Geger Menjangan terletak di timur laut Kota Purworejo. Masuk dalam wilayah Kelurahan Baledono Kabupaten Purworejo. Jaraknya hanya satu kilometer dari pusat kota. Nah untuk mencapai ke sana bisa naik angkutan warna merah dengan Label C, atau Angkot Ungu no 8, kemudian turun di Kolam Renang Arta Tirta, nah dari situ jalan ke timur, sampai deh.
Share:

17 May 2011

Perang Topat, Tradisi Pencerminan Kerukunan Beragama di Lombok


Selain wisata alam, di Lombok juga banyak terdapat wisata budaya, salah satunya adalah "PERANG TOPAT", yang merupakan tradisi saling lempar dengan menggunakan ketupat. Dengan menggunakan pakaian adat ribuan warga Sasak dan umat Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya setiap purnama ke-7 menurut kalender Sasak.

Tradisi Perang Topat yang diadakan di Pura terbesar di Lombok peninggalan kerajaan Karangasem itu merupakan pencerminan dari kerukunan umat beragama di Lombok. Prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa makanan, buah, dan sejumlah hasil bumi sebagai sarana persembahyangan dan prosesi ini didominasi masyarakat Sasak dan beberapa tokoh umat Hindu yang ada di Lombok. Sarana persembahyangan seperti kebon odek, sesaji ditempatkan didalam Pura Kemalik.

Prosesi kemudian dilanjutkan dengan perang topat, bertepatan dengan gugur bunga waru atau dalam bahasa Sasaknya “rorok kembang waru” yakni menjelang tenggelamnya sinar matahari sekitar pukul 17.30. Perang topat merupakan rangkaian pelaksanaan upacara pujawali yaitu upacara sebagai ungkapan rasa syukur umat manusia yang telah diberikan keselamatan, sekaligus memohon berkah kepada Sang Pencipta.






Share:

15 May 2011

Festival Maulid Nusantara ke 6 di Mataram NTB


Lagi asik asiknya mengendarai motor, eh tiba tiba ada pengalihan jalur di depan Jembatan Baru Jalan Langko, jadi penasaran sebenarnya ada apa ini pagi pagi kok sudah ada pengalihan jalur, usut punya usut ternyata di Jalan Langko-Pejanggik Mataram ini sedang ada Pawai dalam festival Maulid Nusantara. Wah katrok banget ane, ada event bertaraf nasional kok nggak tau, tapi emang seh, nggak ada promosi atau pemberitahuan mengenai adanya festival ini.

Festival Maulid Nusantara ini adalah festival tahunan yang ke 6, dimana sebelumnya diadakan di Palu, Sulawesi Tengah, dan diadakan sampai tanggal 19 Mei 2011. FMN ke-6 ini akan digandeng dengan Festival Kasidah Nasional (FKN) yang juga melibatkan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Beragam acara akan digelar dalam Festival yang menghabiskan dana APBD 2,2 Milyar rupiah ini, seperti ekspos pangan muslim, pameran dan bazar, pameran sejarah perkembangan Islam di berbagai daerah di Indonesia, bazar kuliner, Lomba Da'i Remaja, peragaan busana muslim, menghafal ayat Al Qur'an Juz Ama dan terjemahannya, dan Lomba Qasidah tingkat Nasional ke-16.

Perlu diketahui bahwa Even perdana FMN pertama di Jakarta 1427 Hijriah itu diikuti oleh enam provinsi, kemudian FMN ke-2 tahun 2007 atau 1428 Hijriah yang diikuti oleh 14 provinsi, FMN ke-3 tahun 2008 atau 1429 Hijriah diikuti oleh 16 provinsi, dan FMN ke-4 tahun 2009 dilaksanakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang oleh 16 provinsi sebagai peserta dan 5 provinsi sebagai peninjau. Selanjutnya, FMN ke-5 tahun 2010 atau 1430 Hijriah yang dilaksanakan di Palu yang diikuti oleh 33 provinsi di Indonesia yang jumlahnya lebih dari 1.000 orang.
Share:

14 May 2011

Weku, Salah Satu Jajanan Pasar Khas Jawa


Hayo siapa yang tahu, ini gambar apa? Kalau orang Jawa pastinya pernah menjumpai donk makanan ini, tapi mungkin gak tahu namanya. Yuph kue ini namanya "weku" (cuma dibalik, dari kue jadi weku, hehe). Biasanya weku berwarna merah dan bundar, tapi untuk yang satu ini berwarna hijau dan bentuknya agak lonjong. Kue ini biasanya ada di acara acara seperti pernikahan, khitanan, tahlilan, maupun sebagai kue hantaran. Namun saat ini sangat jarang kita bisa menemukan kue ini di acara acara tersebut, karena telah tergusur oleh kue kue modern yang lebih enak dan menarik. Akan tetapi kita bisa mendapatkannya dengan membeli di pusat jajanan pasar.
Share:

Bioskop Bagelen Purworejo, Nasibmu Kini


Orang Purworejo Jaman Dulu pasti tahu dengan yang namanya Bioskop Bagelen. Yuph Bioskop tersebut adalah salah satu tempat hiburan bagi warga Purworejo pada masanya. Sayangnya ane sebagai putra daerah kelahiran Purworejo belum pernah merasakan nonton film di dalam bangunan ini, keburu dibakar oleh massa. Bermacam film diputar dari film barat , mandarin , india tak ketinggalan film Indonesia . Seperti Titanic, Jurassic Park, dan James Bond.

Denger-denger dulu seh, bioskop ini sering nayangin film-film porno atau yang berbau mesum, ane masih inget baliho baliho dari kain yang dipajang di Pinggir Sungai Kedung Putri, sebelah utara bioskop. Oia selain itu ane inget promosinya menggunakan mobil pick-up keliling Kota sambil menyebar Selebaran/Pamflet berisi info film yang akan diputar plus teriak teriak bermodalkan speaker TOA di atas mobil. Akan tetapi entah kenapa kemudian terus tutup, berhenti beroperasi.

Bertahun tahun terbengkalai, akhirnya ex Bioskop Bagelen ini dibangun ulang menjadi Gedung Kesenian Sarwo Edhi Wibowo dan diresmikan pada tahun 2012 oleh Bupati Purworejo masa itu Bapak Drs H Mahsun Zain MAg.


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengungkapkan, keberadaan gedung kesenian di lokasi eks gedung bioskop Bagelen yang merupakan cagar budaya ini, juga merupakan wujud kepedulian Pemerintah Daerah terhadap seni budaya dan kelestarian bangunan bersejarah. Untuk itu, ia berharap agar keberadaan gedung kesenian ini bisa menjadi wahana untuk menumbuhkembangkan kegiatan seni budaya di Kabupaten Purworejo. 

Kemudian pada tahun 2019, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Purworejo Momor 160.18/688/2019 tanggal 2 Desember 2019 tentang Gedung Kesenian, nama Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo diubah menjadi Gedung Kesenian WR Soepratman.


Di tahun 2023, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo merehab gedung kesenian WR Soepratman dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Purworejo senilai Rp1,7 miliar untuk memperbaiki sejumlah bagian bangunan gedung yang dinilai tidak layak karena telah mengalami kerusakan.

Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Kabupaten Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih mengatakan, bahwa dalam pembangunan kali ini tidak akan merubah struktur asli gedung kesenian WR Soepratman. Sebab, pihaknya hanya akan merehab atau memperbaiki bagian gedung yang telah rusak.
Share:

8 May 2011

Kue Carabikang/Carabikan


Ini salah satu jajanan pasar favorit ane dulu waktu kecil, mudah ditemui saat di kampung ada yang ngadain acara seperti nikahan ato khitanan, biasanya ada ibu ibu yang bertugas membuat kue ini, rasanya sangat lezat dimakan pas hangat-hangat, langsung diambil dari cetakan, ada dua warna yang biasa dibuat, warna merah dan hijau. Bagian atas terasa manis dan empuk, sedangkan bagian bawah agak keras, dan bila terlalu matang akan pahit rasanya (gosong).
Share:

Menikmati Sate Bulayak di Suranadi, Lombok

Sate Bulayak merupakan salah satu kuliner khas Lombok, yang pernah ane bahas di blog ini (cari sendiri yee, hehe). Nah untuk di Kota Mataram, pusatnya ya di Jalan Udayana, di sini banyak sekali yang jual sate bulayak, khususnya malam hari, dengan harga sekitar sepuluh ribuan per porsi.

Nah pada week end kemaren saat ane jalan jalan ke Suranadi, eh disini juga berjajar para penjual sate Bulayak, rasanya sangat khas, rasanya sama persis dengan yang ane beli di Jalan Udayana maupun di Pantai Senggigi, pedas dan gurih. Rasa Gurih ini berasal dari campuran santan pada bumbu sambalnya. Gimana penasaran mencobanya? Datang aja ke Taman wisata Suranadi, dengan hawa dingin pegunugan dipadu pedasnya Sate Bulayak... Hmmm paduan yang sempurna.

Share:

Dinginnya Kolam Pemandian Suranadi, Lombok

Hmm Weekend kali ini ane bersama sama temen ane wisata ke Taman Suranadi, yang berlokasi di Kecamatan Narmada, tidak terlalu jauh dari Pusat Kota Mataram, tidak sampai setengah jam kita bisa sampai ke Lokasi.

Ini merupakan kawasan hutan wisata, pantas saja udara di sini sangat sejuk, dan masih banyak monyet-monyet berkeliaran di pohon-pohon dengan bebas, sama seperti di Hutan Pusuk.

Di areal ini terdapat Pura Suranadi dan Kolam Pemandian Suranadi, yang letaknya bersebelahan. Untuk masuk ke lokasi pemandian, kita harus membayar tiket masuk sebesar sepuluh ribu rupiah per orang. Di sini ada beberapa kolam, namun hanya satu yang paling ramai, dengan dikelilingi berugak/gazebo untuk istarahat. Air di kolam ini sangatlah dingin, saat matahari bersinar cerah, anda akan merasakan kontrasnya suhu, dari atas anda akan merasakan panas, tapi dingin dari bawah, karena air tersebut.

Air di sini berasal dari mata air pegunungan, tanpa kaporit, jadi sangatlah segar, ane merasakan bedanya bila berenang di kolam berkaporit dan kolam alami, bila berenang di sini mata tidak akan terasa pedih dan berwarna merah. Satu lagi yang alami adalah, material dasar kolam, dasarnya terdiri dari bebatuan bukan keramik seperti kolam renang kebanyakan.

Di sini juga terdapat semacam kantin atau warung makan yang menyediakan berbagai jenis makanan, jadi anda tidak perlu khawatir bila kelaparan sehabis berenang. Di sebelah atas kolam juga terdapat Hotel Suranadi, kalau diliat liat ini bangunan sudah sangat tua, dengan desai khas bangunan peninggalan Belanda, sehingga terasa agak horror suasananya.





Share:

My Youtube Channel

Blog Archive