31 July 2023

Oemah Tahu Banjarnegara - Resto Dengan View Sungai dan Air Terjun

Salah satu akses yang bisa ditempuh untuk menuju Banjarnegara dari Kebumen adalah lewat jalur Prembun ke utara, arah Waduk Wadaslintang. Jalur ini sudah aspal full, meski di beberapa titik ada tambalan dan lubang. Beberapa waktu lalu kita sekeluarga melewati jalur ini untuk menuju sebuah tempat makan yang berada di Jalan Raya Banjarnegara - Wonosobo, nama tempatnya adalah Oemah Tahu yang secara administratif masuk wilayah Desa Randegan, Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah.


Tempat parkir kendaraan ada di tepi jalan dan ada juga di bagian dalam. Lumayan luas bisa menampung puluhan mobil. Sekitar pukul 11.50 WIB kita sampai juga di Oemah Tahu ini, pas banget dah waktunya makan siang. Kondisi siang ini tidak terlalu ramai, masih banyak banget spot kosong untuk duduk.

Tempat duduknya pun  banyak banget, tersebar di berbagai penjuru, dan tipenya beda beda, ada yang meja kursi di ruangan, ada lesehan di gazebo, ada pula lesehan di deket sungai. Yuph, salah satu yang dijual selain makanan disini adalah lokasinya yang sangat strategis, karena persis di tepi sungai serayu yang sangat indah, dan dilengkap pula dengan pemandangan air terjun mini  di seberang sungai.



Kita pilih tempat duduk di gazebo saja, lesehan. Lokasinya di tengah tengah resto, dekat kolam. Menu yang disajikan disini banyak banget, kita sampai bingung mau pilih yang mana, heuheuheu. Sepertinya enak enak semua...

Sambil menunggu pesanan datang, aku mengajak anak anak untuk jalan jalan explore sekitar restoran. Terlihat area resto ini luas banget ya, banyak area lapang dengan rumput hijau, bagus deh. Di ujung , tepi sungai terlihat stand rafting, jadi ternyata kita bisa lho beli paket wisata rafting dari sini, dan startnya juga dari spot ini, tapi entah finishnya sampe mana, aku enggak tanya tanya.




Di tepian sungai juga dibuatkan semacam anjungan gitu, jadi pengunjung bisa foto foto disini dengan background sungai serta air terjun, atau bisa juga cuma duduk duduk santai disini, seperti kita ini nyantai sambil nontonin orang orang pada heboh main rafting. Heuheuheu.

Pas balik ke Gazebo kita, ternyata orderan kita sudah tersaji di meja. Wah cepat juga ya penyajiannya, sat set sat set, padahal lumayan rame loh siang ini. Menu yang tersaji sungguh sangat menggoda deh. Coba liat aja foto di bawah ini.


Menu sop nya ini bisa buat dua porsi nih, gede banget mangkok nya, untung cuma pesen satu porsi ya. Kuahnya enak lho, gurih dan daging sapinya empuk banget, si kecil aja suka banget, tidak sulit untuk mengunyahnya. Mantap lah, rekomended, apalagi disantap pas masih hangat.

Untuk yang paket ayam geprek juga lengkap banget lho penyajiannya, seporsi tuh isinya ada nasi, ayam yang udah sedikit digeprek bersama sambal, lalapan berupa selada, timun dan tomat, tempe dan tahu goreng, serta ada tambahan sambal terpisah. Mantap jiwa lah.

Untuk paketan Nasi Timbel lebih mantap lagi, seporsi isinya nasi yang dibungkus daun pisang, ayam bakar (bagian dada), sayur asem dalam mangkok kecil, tahu tempe goreng, sambal, lalapan, dan beberapa potong ikan asin yang rasanya super asin, heuheuheu.

Untuk cemilannya kita pesen tahu sumedang dan pisang goreng. Tahu gorengnya enak banget ya, padat berisi, dan juicy di dalamnya. Cocok banget buat dicocol ke sambal kecap. Kalau untuk pisang gorengnya standar lah ya. 




Setelah selesai menyantap semua hidangan, kita tidak langsung pulang, melainkan kembali ke bagian belakang resto untuk foto foto dan menikmati pemandangan di sekitar sini, enggak bosen bosen rasanya nongkrong disini. Coba ada meja kursi untuk makan yang letaknya persis di tepi sungainya, wah pasti joss tuh.


***

Peta Lokasi Oemah Tahu Banjarnegara


Share:

24 July 2023

Wisata Lava Tour Merapi Jogja - Keliling Kaliurang Naik Jeep


Kali ini aku mau cerita tentang pengalaman seru saat Lava Tour Merapi kemarin saat libur Tahun Baru Islam. 

Trip dimulai dari Kebumen yang berangkat tepat jam 03.00 pagi, yuph kita memang sengaja datang pagi pagi buta biar nanti sampe sana enggak kesiangan. Rute yang kita lalui yaitu Kebumen - Purworejo - Magelang - Kaliurang, kita enggak lewat jogja karena sedang ada perbaikan jalan. Di daerah Salaman Magelang, kita berhenti sejenak untuk ibadah di Rest Area Sekar Pajang, kemudian langsung lanjut ke arah Kaliurang.


Alhamdulilah sekitar pukul 06.30 kita sampai di spot pertama kita yang juga merupakan tempat sarapan, namanya Warung Jadah Tempe Mbah Carik yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 24, Ngipiksari, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Jogja. Sarapan yang disediakan untuk rombongan ada dua menu utama yaitu nasi pecel dan nasi soto. Sedangkan untuk cemilannya tentu saja ada kuliner legendaris Jadah Tempe.

Sesuai jadwal, sekitar jam delapan pagi kita pun mulai lava tournya dengan menaiki jeep. Jeep yang kita naiki ini ada yang stir kanan dan ada pula yang stir kiri, masing masing ditempel nomor agar kita dengan mudah menemukan jeep kita saat trip nanti. Masing masing jeep diisi oleh 1 driver dan 3 penumpang.




Tour ini akan keliling sekitar daerah kaliurang dan berhenti di beberapa titik, tempat pemberhentian yang pertama adalah Petilasan Mbah Maridjan. Di lokasi ini kita akan dibawa untuk menyaksikan tempat Mbah Maridjan dulu saat meninggal lengkap dengan barang barang yang sudah hangus dan meleleh akibat dari terjangan material letusan gunung merapi.

Di sini kita dipandu oleh seorang guide yang menjelaskan segala hal mengenai tempat ini termasuk sebuah mobil yang menjadi saksi bisu kekuatan awan panas merapi. Mobil ini dulu rencananya digunakan untuk membawa Mbah Maridjan turun dari kediamannya. Namun ternyata kalah cepat dengan datangnya muntahan gunung merapi.



Kemudian kita lanjut lagi ke spot berikutnya yaitu Bunker Kaliadem yang lokasinya tidak jauh dari petilasan Mbah Maridjan. Di spot ini kita bisa melihat sebuah bangunan yang sekarang lokasinya di bawah tanah. Bunker ini dibangun sebenarnya bukan di daerah aliran material dari gunung merapi, dan cuma bisa bertahan untuk awan panas saja, tapi ternyata tidak sesuai dugaan, bunker ini dilewati material muntahan gunung merapi yang bukan awan panas saja. Naasnya saat itu di dalam ada dua orang yang berusaha untuk berlindung di bunker ini. Yang satu ditemukan hangus terpanggang, yang satunya ditemukan di dalam bak air. Kisah ini aku dengarkan langsung dari guide yang mendampingi rombongan kita, mohon dikoreksi kalau ada kesalahan.





Lebih jauh lagi, beliau cerita bahwa batuan dan pasir yang berada di atas bunker ini dulunya enggak ada, dulunya spot ini adalah tanah datar yang biasa digunakan untuk berkemah. Memang sih dari spot ini, gunung merapi sangat terlihat jelas dan terlihat sangat dekat.

Lanjut lagi kita ke spot ketiga yaitu Museum Mini Sisa Hartaku yang terletak di Jl. Petung Merapi, Petung, Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kabupaten Sleman, Jogja. 

Museum yang terletak di lereng Gunung Merapi ini juga merupakan saksi bisu kedahsayatan erupsi merapi pada tahun  2010 lalu.  Museum ini pada awalnya merupakan rumah warga (Kimin), nah salah satu anaknya (Riyanto) berinisiatif  untuk mengumpulkan sisa-sisa barang yang ada kemudian ditata kembali maka jadilah museum mini tersebut. Mulai dari depan kita bisa melihat kerangka sapi, buku-buku, koleksi piring, foto-foto mengenai erupsi merapi dan barang-barang lainnya. FYI Tempat ini tidak jauh dari tempat wisata lainnya seperti Kopi merapi, stonehenge dan the lost world castle. Oia di bagian depan banyak warung yang menjual makanan minuman dan oleh oleh, seperti kaos dll.





Dari museum ini kita melanjutkan perjalanan ke spot terakhir yaitu sungai di bawah Jembatan kalikuning. Disini kita diajak untuk basah basahan, jeepnya dikendarai dengan memutar mutar melewati kubangan kubangan air di sungai. Alhamdulilah cuma celana aja yang basah, baju masih aman, heuheuheu. Kita diajak memutar mutar sekitar 5 kali, kemudian jeep langsung mengarah ke drop off kita yaitu di Museum Ullen Sentalu.




Sekitar pukul 10.20 WIB kita sampai di Museum Ullen Sentalu. Saat turun dari Jeep, kita langsung disambut oleh barisan foto foto yang ditaruh berjajar di tanah, hasil lava tour tadi. Wah cepet juga ya cetaknya, ada ratusan lembar foto lho. Kita bisa pilih fotonya dan untuk membelinya kita harus membayar 50 ribu per 3 foto. Banyak juga teman teman yang membeli fotonya, tapi aku enggak ikutan beli karena aku cukup softcopy saja, lagian tadi juga udah foto foto sendiri.

Berhubung bareng rombongan, untuk pertiketan semua sudah diurus oleh panitia. Jadi kita tinggal langsung masuk aja. Nah di dalam ternyata ada sebuah ruangan untuk berkumpul. Jadi kita dikelompokkan dahulu masing masing 25 orang dengan didampingi 1 orang guide. Kelompok pertama masuk, kemudian dilanjutkan dengan kelompok berikutnya dengan jarak sekitar 5 - 10 menit antar kelompok. 




Di dalam, kita diajak untuk kembali ke masa lalu, di masa kerajaan mataram. Dari sini kita jadi bisa belajar mengenai sejarah Kerajaan Mataram yang awalnya 1 kemudian pecah jadi dua, Jogja dan Solo, yang kemudian masing masing juga pecah lagi, di Jogja jadi 2 dan di Solo juga pecah jadi 2. Untuk lebih rincinya sih kalian bisa datang langsung deh ke Museum Ullen Sentalu ini, apalagi pas di dalam kita enggak boleh foto, video ataupun rekam suara.

Pengunjung boleh foto foto di luar (sebelum masuk) ataupun setelah selesai memasuki semua ruangan di dalam museum yang tadi didampingi oleh guide. Lumayan lah ya sekitar 45 menit kita jalan berkeliling Museum, keluar keluar kaki terasa pegel pegel, heuheuheu.

Di luar kita masih harus menunggu kelompok kelompok lain yang masih di dalam. Hingga akhirnya semua selesai, dan kita lanjut menuju tempat makan sebelum kembali ke Kebumen.

Tempat makan yang kita tuju adalah Allabun Resto yang beralamat di Jl. Boyong, Wonorejo, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Jogja. Resto ini dari depan sih terlihat biasa aja ya, tapi ternyata dalamnya luas banget lho, bahkan ada penginapannya juga. 


Terasa sangat teduh disini, banyak pohonnya, bahkan jalan dari parkiran ke tempat makannya kita harus melewati semacam lorong yang diatasnya adalah tanaman anggur. Untuk fasilitasnya juga lengkap, ada beberapa toilet dan ada musholla juga di depan. 






Share:

17 July 2023

Seharian Jalan Jalan ke Gunungkidul


Menyambung postingan sebelumnya saat kita menginap beberapa malam di daerah Prawirotaman Jogja, di hari terakhir, setelah checkout dari hotel kita langsung menuju arah Gunungkidul untuk mencari sarapan. Kenapa kita enggak sarapan di hotel, malah jauh jauh ke Gunungkidul? Heuheuheu karena kali ini kita ambil kamar hotelnya yang enggak sepaket ama menu sarapan, sekaligus juga kita memang mau jalan jalan ke Pantai di area Gunungkidul.
 

Tempat yang kita tuju untuk sarapan adalah Pawon Purba. Sebuah tempat makan yang mulai beroperasi sejak tahun 2019 ini udah lumayan lama menarik perhatianku, karena viewnya cakep banget deh, dari sini kita bisa makan sambil menikmati gagahnya Gunung Api Purba Nglanggeran. Dan akhirnya sekarang bisa kesampean juga.

Berhubung lagi liburan sekolah, perjalanan dari hotel ke Pawon Purba sampai 1 jam lebih. Banyak banget ketemu bus besar di jalan. 

Untuk parkiran kendaraan, tidak terlalu luas ya, akses jalan ke parkiran juga sempit, tapi untungnya cuma sekitar 200 meter saja. 


Pawon Purba ini menganut sistem prasmanan, jadi pengunjung bisa ambil sendiri Nasi, Lauk dan Sayur yang tersedia. Banyak banget pilihannya dah, sampe bingung aku, dan akhirnya memutuskan untuk mengambil Nasi, Mangut Lele, dan Sayur Jantung Pisang. Setelah ambil makanan, kita lanjut ke kasir untuk menunjukkannya, kasir akan menghitung dan mencatat. Di meja kasir pula kita bisa memesan minuman dan makanan ringan seperti gorengan. Baru setelah itu kita cari tempat duduk sambil membawa nomor meja. Nanti minuman dan makanan ringan yang dipesan akan diantar sesuai nomor meja. Pembayarannya nanti pas mau pulang.


Ternyata luas juga ya tempatnya, bisa ambil tempat di luar maupun di dalam bangunan utama. Sebenernya sih kita maunya duduk di luar sambil menikmati pemandangan gunung , tapi berhubung sudah siang dan panas, akhirnya kita duduk di dalam saja. Di luar cuma buat foto foto aja.

Setelah selesai mengisi perut dengan lele dan segelas kopi, kita pun bayar bayar di kasir dan lanjut perjalanan ke Pantai. Untuk menuju ke pantai, kita percayakan jalurnya ke aplikasi google maps saja. Dulu pernah sih motoran sendiri ke pantai pantai yang ada di wilayah gunungkidul, tapi itu udah lama banget, lupa jalurnya.
 
Alhamdulilah perjalanan lancar sampai ke JJLS dengan melewat jalur naik turun lumayan sempit dan berkelak kelok. Sepertinya sih jalur yang kulalui ini jalur alternatif deh, oleh google maps dicarikan rute yang paling dekat. Heuheuheu, aku berpikiran begitu karena kita jarang banget bertemu kendaraan lain di jalur ini. Tapi gpp, yang penting selamat sampai tujuan.
 
Masuk area pantai, kita membayar retribusi sebesar 10 ribu per orang. Harga ini bisa dibilang murah sih, karena dengan 10 ribu kita bisa mengunjungi puluhan pantai di sekitar Gunungkidul. Kecuali parkir ya, karena bakal bayar lagi di tempat parkir.
 

Pantai yang kita tuju adalah Pantai Ngandong, yang lokasinya bersebelahan dengan Pantai Sundak. Waktu itu parkiran untuk kedua pantai ini sudah penuh oleh bus saat kami tiba, tapi untungnya sih masih ada tempat ya. Rame banget lurr. Untuk parkirnya sendiri, bayar 5 ribu per mobil, ini bisa untuk dua pantai, yaitu Ngandong dan Sundak.

Saat tiba di pantai Ngandong, kondisi cuaca sedang sangat cerah, panas banget. Tapi itu tidak menyurutkan keinginan para pengunjung untuk bermain air. Kita berjalan ke arah barat untuk mencari tempat yang nyaman buat duduk duduk dan akhirnya kita memutuskan untuk menyewa tikar plus payungnya, murah kok cuma 20 ribu sepuasnya, oia selain itu juga ada Gazebo yang bisa disewa, harganya 30 ribu sepuasnya.




Awalnya anak anak main main pasir di sekitar tikar aja, karena aku melarangnya untuk langsung ke air, selain masih terik, ombaknya juga masih agak besar. Kata petugas penyewaan tikar, nanti agak sorean dikit lebih surut airnya.

Dan benar saja, setelah ditunggu agak sorean dikit, perlahan air mulai surut dan ombak juga tidak seganas siang tadi. Akhirnya aku pun mengajak si krucil untuk mendekat ke air.
 


 
Karena disini memang banyak anak anak yang main pasir, warga setempat pun memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjual mainan pasir, seperti ember, serokan, alat cetakan dll yg dijual per paket, sama yang pernah kulihat di toko toko mainan. Kemudian di arah kanan, di bawah bukit yang berbatasan dengan Pantai Sadranan ada stand penyewaan alat snorkling lengkap. Pengen sih nostalgia pas di Lombok dengan snorkling ria di pantai, tapi berhubung ombaknya lagi besar, aku mengurungkan niatku.

Makin sore, pangunjung pun makin ramai, kebanyakan memang rombongan keluarga yang membawa anak anak. Cocoknya memang sore sih kalau mau main main air disini, ombaknya lebih tenang, dan tidak terlalu terik, tapi ya itu berhubung rumah kita jauh, takutnya kemaleman sampe rumah, akhirnya sekitar jam 3 sore kita cabut dari pantai lanjut ke arah parkiran mencari tempat bilas dan ganti baju




Karena bajuku juga basah, aku pun ikutan bilas dan ganti baju. kemudian kita istirahat dulu di tempat bilas ini yang juga merupakan warung yang menjual makanan serta minuman ringan. Anak anak pesen pop mie, sedangkan aku pesen segelas kopi hitam panas. Lumayan buat menghangatkan tubuh dan biar gak ngantuk nanti pas nyetir.

Ternyata seru juga ya main main pasir di pantai ngandong ini, next time kayaknya aku bakal balik lagi deh ke Gunungkidul, dan nginep di salah satu penginapan disini, biar main airnya bisa lebih puas sampe sore.



 
 
Share:

10 July 2023

Wisata ke Kebun Binatang Solo Safari : Simak Nih Tips Tipsnya


Berhubung lagi nginep beberapa hari di Jogja, akhirnya aku putuskan buat jalan jalan ke Solo aja, lumayan memangkas jarak dan waktu, dibanding kalau langsung dari Kebumen ke Solo.

Tempat yang kita kunjungi adalah Solo Safari, sebuah kebun binatang yang dulu bernama Taman Wisata Jurug. Sekarang jadi keren dan modern berkat dikelola oleh Taman Safari. Beda banget dah ama Jurug yang dulu.

Perjalanan dari Jogja ke Solo bisa dibilang lancar, alhamdulilah ya, kendalanya paling cuma macet pas udah masuk kota Solonya. Berlokasi di Jl. Ir. Sutami No.109, Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Solo Safari ini cukup padat di bagian depannya, apalagi saat ini (Juni 2023) sedang ada pembangunan Jembatan Bengawan Solo (di sebelah timurnya) plus bebarengan pula dengan libur sekolah, jadi harap bersabar ya.


Untuk parkiran mobil ternyata tidak di dalam, melainkan di depan pintu gerbangnya, yang mana sebenarnya spot ini adalah jalan raya. Enggak tahu ya, ini memang spot parkir permanen atau cuma sementara. Biaya parkir untuk mobil 5 ribu rupiah, dibayar di awal. Kalau kalian bawa rombongan sih sebaiknya mobilnya bawa masuk dulu untuk menurunkan penumpang di titik drop off, lokasinya persis di depan tempat pembelian tiket, baru setelah itu drivernya cari parkir. Karena lumayan juga jalan kakinya dari parkiran, apalagi kalau siang siang, panas lur.

Untuk tiket masuknya, aku udah beli beberapa hari sebelumnya di aplikasi tiket dot com. Lumayan dapat diskon. Berhubung saat aku datang pas musim liburan sekolah, jadi harganya naik dari harga biasa. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat foto di bawah ini :


Ini harga resmi kalau kalian beli di counter tiketnya ya, karena kemarin aku beli online di tiket dot com dan lagi ada promo, jadi harganya tidak sebesar itu.

Untuk penukaran tiketnya, kita tinggal menunjukkan barcode yang udah dikirim lewat email, bisa juga dibuka di aplikasinya. Oia, aku beli tiketnya yang premium, jadi ada beberapa keuntungan, yang pertama adalah dapat souvenir berupa kipas, kemudian dapat welcome drink juga.

Tips buat kalian yang mau kesini, jangan bawa makanan/minuman dari luar ya, karena pas masuk ada pemeriksaan, dan kalau kalian bawa, bakal disita, tapi tetap bisa diambil lagi sih pas pulangnya. Terlihat ada banyak banget tas tas pengunjung hasil sitaan yang berisi makanan dan minuman. 

Makanan/Minuman Pengunjung

Binatang yang pertama kita temui adalah Binturong, tapi sayang nya lagi boboan berteduh, maklum kita datangnya siang hari, pas lagi panas panasnya. Di sebelahnya ada spot foto bareng burung, pengunjung bisa foto bareng burung dengan dibantu difotokan oleh petugas menggunakan kamera DSLR, nanti hasilnya bisa dicetak dan diambil di toko souvenir di pintu keluar. 



Spot berikutnya yang menarik adalah komodo, tapi lagi lagi sayangnya komodonya lagi berteduh, padahal spotnya bagus lho, dibuatkan semacam goa gitu dengan beberapa patung komodonya juga. Nah yang terlihat aktif adalah beruang madu, dia sedang asyik mondar mandir dibawah pancuran air, seger banget kayaknya dah.

Biar anak anak gak capek, aku ajak dulu nongkrong di salah satu gerai penjual makanan, kita beli minuman dan Jasuke, cemilan kesukaan mereka. Harganya tidak mahal, cuma 10 ribu per cup. Setelah itu baru lanjut keliling lagi. 



Ada beberapa spot kandang yang lumayan luas dan diisi oleh beberapa jenis binatang yang berbeda, tentu saja sih mereka tidak akan saling mengganggu dan menyerang ya. Di pagarnya ditempel papan informasi mengenai nama binatang, dan wilayah habitat aslinya. Cukup informatif untuk pengunjung.

Spot berikutnya adalah Primate Island, yaitu sebuah danau/kolam yang berisi ikan dan ada burung bangaunya. Nah di tengahnya dibuat jembatan kayu, di sekitar jembatan inilah dibuatkan beberapa kandang primata seperti orang utan dan siamang.




Setelah primate island ini ada kandang berang berang, yang ada atraksinya, tapi berhubung jamnya gak pas dengan kedatangan kita, dan kita juga males nunggu, akhirnya kita melewatkan atraksi tersebut. 

Berikutnya ada kandang gajah, terlihat ada dua gajah yang beraksi foto foto dengan pengunjung. Kita bisa masuk kandangnya dan foto lebih dekat dengan gajah, tapi harus membeli pakan dulu seharga 50 ribu, si kecil sebenernya pengen, tapi karena terlalu mahal, kita skip dan foto dari luar kandang aja.


Spot berikutnya yang menarik juga adalah Dunia Tini Wini Biti yang berupa Petting Zoom alias spot memberi makan untuk beberapa binatan yang jinak jinak seperti ayam, kelinci dan kura kura.

Di sebelahnya ada spot yang gak kalah menarik, namanya Toys Island. Isinya adalah beberapa gerai permainan anak anak dari merek merek terkenal, seperti Barbie, Hotwheels, Mega Bloks dan Nerf. Untuk pemegang tiket premium, bisa masuk arena ini secara gratis lho, mantap jiwa. Anak anak asyik main, kita para orang tua bisa duduk duduk santai di beanbag yang disediakan. Lumayan lama kita disini, sampe ngantuk lho, heuheuheu.





Setelah spot permainan tadi sebenernya masih ada spot Makunde Restoran. Dimana untuk pemegang tiket premium bisa makan di ruangan kaca (VIP) yang bisa langsung melihat singa. Sedangkan yang tiket biasa, tempat makannya terpisah di area resto biasa. Tapi karena kita udah punya rencana makan di luar, akhirnya kita skip aja yang ini.

Dari dekat makunde resto ini ada buggy station, lagi lagi keuntungan bagi pemegang tiket premium, bisa gratis naik buggy sampai spot sebelum pintu keluar, lumayan juga lho kalau jalan kaki, jauh lur.


Setelah turun, kita masuk ke toko souvenir yang juga merupakan pintu keluarnya. Disini dijual banya boneka binatang, kaos, stiker dll. Kita beliin anak anak stiker, karena harganya yang terjangkau. Selain itu pengunjung juga bisa mengambil hasil foto bareng burung (cetakan maupun softcopy) di awal tadi. Harganya tergantung ukuran foto, kalau enggak salah yang paling kecil tuh 100 ribuan deh.

Puas rasanya keliling Solo Safari ini, ukurannya memang tidak seluas dan selengkap Kebun Binatang Gembira Loka di Jogja, tapi justru pas sih, saat keluar kebun binatang tidak capek, dan masih bisa lanjut ke tempat berikutnya.



Share:

My Youtube Channel

Blog Archive